Kematian adalah suatu hal yang sulit untuk kita hindari, hanya takdir yang akan membawa kita kapan dan dimana kita mati.
Kadang, saat kita diambang kehilangan seseorang.. deratan kenangan seperti terputar kembali dengan paksa dalam ingatan. Membuat kita mendengar suaranya, canda tawanya, raut wajah bahagia nya, pegangan tangan nya.. semuanya akan terekam nyata saat kehilangan itu sudah ada di depan mata.
Seberapa banyak jumlah air mata yang tumpah takan mampu membangkitkan mayat untuk hidup bukan? Sekeras apapun kita berteriak nyawa yang terambil itu takkan pernah bisa kembali pulang.
Lisa tahu.. yang namanya hidup, kehilangan itu sudah hal yang lumrah terjadi. Ia sudah kehilangan orang yang teramat ia cintai.. Lisa selalu berangan bisa hidup lebih terang setelah menikah nanti, menikmati sisa tua tanpa adanya tekanan dan rasa penasaran dengan dunia luar.
Rengkuhan hangat itu pergi, terbawa oleh asap yang ditiup oleh angin. Kobaran si jago merah menghanguskan semuanya bahkan hingga sulit terpadam.
Saat itu Lisa hanya menutup matanya, napasnya tersengal saat mendengar rintihan seseorang menyebut namanya dan merangkak keluar dari kobaran api yang berkobar itu.
Lisa masih bisa merasakan, tubuh pemuda itu yang hampir terbakar hangus. Dengan bergetar hebat ia merengkuh tubuh yang sudah tak berdaya itu, panas nya bahkan tersalurkan pada kulit tubuhnya.. boleh kah ia berharap? Dan memohon supaya tuhan memberikan muzizat nya.
Bantuan mulai datang, panik, bingung, ribut, berisik, semuanya menjadi satu membuat Lisa pengap dan telinga nya berdengung. Kepalanya pusing, napasnya benar-benar terasa sesak, matanya mulai tertutup dan ambruk di samping pemuda yang juga tengah sekarat dengan nyawa di ujung tanduk.
"Jangan di inget terus" seseorang menutup kedua matanya dari belakang
"Gue selalu inget, saat gue buka mata ternyata Lo ada di samping gue" Lisa melepaskan tangan yang menutup matanya lalu berbalik menghadap seseorang yang tengah berdiri di belakang nya
"Dan yang paling gue syukuri, kala itu mata Lo terbuka. Lo selalu natap gue, dan tepatin janji Lo buat gak nutup mata.. makasih Jeka"
Dekapan yang hangat itu tak hilang, entah harus berapa kali Lisa ucapkan terimakasih pada tuhan.. tapi nyatanya ia benar-benar bersyukur, pemuda ini masih ada di samping nya, merengkuh nya dengan erat seperti sekarang.
"I love you Zora.."
"Love you Jeka.."
Menahan banyak luka dengan darah yang terus bercucuran membuat Lisa bergidik ngeri, apalagi hatinya mencolos sakit saat Jeka masih bisa tersenyum kearahnya dengan mata nya yang fokus melihat kearah nya. Pemuda itu seolah berusaha untuk menahan kelopak matanya agar tidak tertutup. Dalam ruangan mereka terbaring dengan brankar yg terpisah namun saling berdampingan. Andai saja tubuhnya tak lemas, ia ingin berlari dan memeluk pemuda itu lalu menyuruh nya untuk menutup mata sejanak menahan sakit dan beristirahat.
Mimpi, yah.. mungkin itu gambaran yang bisa Lisa ucapkan. Rasanya seperti baru kemarin air matanya terkuras habis karna berpikir pemuda yang sangat ia cintai ini akan pergi. Namun, nyatanya pemuda yang ia pikir takkan lagi ia genggam itu ternyata masih bisa ia rengkuh dan dekap seperti sekarang.
"Gak capek? Lo tiap ketemu gue meluk terus" kekeh Jeka
"Gue takutt.."
Jeka melepaskan pelukan nya, ia menangkup kedua pipi Lisa lalu menampakkan senyum nya yang manis.
"Takut apa si sayangg? Aku kan gak kemana-mana"
Lisa tertawa geli lalu mencubit perut pemuda itu pelan. Pernikahan nya sudah ada di depan mata, kejadian lima bulan yang lalu saat pemuda ini hampir kehilangan nyawa sudah Lisa usahakan untuk melupakan nya.. walaupun kadang masih teringat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad + Bad | Lizkook
Novela JuvenilKatanya negatif ketemu negatif hasil nya positif, jadi? bagaimana ketika dua berandalan itu yg sama sama redflag malah terikat dalam sebuah ikatan pertunangan? "Gue gak mau orang lain tahu kalau Lo tunangan gue" "Santai aja kali, gue juga gak Sudi n...