Bab 19 : Yang Mulia, Mengganggu ku Lagi! (X)

917 103 14
                                    

Zhang Ji Xie adalah Pangeran Kesepuluh Kerajaan Zhang yang tidak pernah di akui oleh keluarga sedarahnya sendiri. Karena Ibunya hanya seorang pelayan belaka, itu memberi kesempatan pada para saudaranya untuk menindasnya.

Pada awalnya dia merindukan Ayahnya, dia ingin melihat sekali saja pada Ayah yang selalu dikagumi oleh Ibunya, namun seiring berlalunya waktu, penindasan nya semakin kejam. Tidak hanya saudaranya, bahkan para pelayan atau budak berani melecehkan nya. Perlahan-lahan Ji Xie tidak lagi peduli pada impian palsu masa kecilnya.

Yang dia inginkan sekarang hanya hidup dan makan dengan baik. Tapi bagi keduanya, Ibu dan Anak yang telah diberi lebel sebagai aib istana, tentu tidak pernah memiliki kehidupan yang baik.

Setiap saat pelayan belaka akan memukulnya karena mengambil makanan berlebihan. Atau meludah di depan dia dan Ibunya karena mengganggu pandangan mereka.

Yang lebih membuat Ji Xie marah adalah, beberapa penjaga yang tidak punya otak mulai memaksa Ibunya untuk melakukan perbuatan tercela. Saat pelayan lain tanpa sengaja melihat, dia akan menyalahkan Ibunya karena telah menggodanya.

Namun karena pengawasan Ji Xie yang ketat, tidak ada hal yang mengerikan terjadi. Selain di hina atau dilecehkan secara verbal, Ibunya masih aman bersamanya.

Tidak apa-apa.

Semuanya pasti akan menjadi baik-baik saja untuk kedepan nya.

Hal positif terakhir dalam benak Ji Xie itu terkikis saat dia menyaksikan Ibunya gantung diri di depan matanya dan hanya menyisihkan secarik kertas lusuh padanya; "Xiao Xie... Apakah kau ingin mengabulkan keinginan Ibu? Teruslah hidup, dan carilah kebahagiaanmu. Biarkan Ibu yang menjadi bebanmu selama ini pergi. Berjanjilah pada Ibu."

Zhang Ji Xie tidak pernah menganggap Ibunya sebagai beban. Sama sekali tidak pernah, namun wanita yang ia lindungi dengan segenap hati dan jiwanya masih memutuskan untuk pergi.

Meninggalkan nya sendirian di tempat mengerikan ini.

Jika bagi Ibunya tempat ini sangat tidak tertahankan, bagaimana Ji Xie berpikir sebaliknya? Apakah wanita itu tidak pernah memikirkan perasaan nya? Sekali saja memberikan perhatian padanya? Sesulit itukah untuk terus bertahan disisinya? Apakah perlindungan nya kurang cukup?

Apa yang sebenarnya ku lakukan?

Pada saat itu, Zhang Ji Xie hanya ingin menghancurkan segalanya. Jadi ketika umurnya cukup untuk melawan dan mengumpulkan kekuatan, dia tanpa pandang bulu membunuh semua orang yang menghalangi jalan nya.

Tidak ada sebutan kemanusiaan saat dia memandang sesamanya seolah itu benda mati. Setelah di tinggalkan oleh manusia satu-satunya yang melahirkan dia, tidak ada manusia yang layak dimatanya untuk dia pedulikan lagi.

Bukankah dari awal mereka yang menyebut dirinya manusia telah meninggalkan nya dulu? Jadi mengapa dia perlu memberi belas kasihan?

Manusia selalu seperti itu, menindas yang lemah dan takut pada yang kuat. Walau sistem itu seperti hukum rimba pada pengaturan binatang, Ji Xie selalu merasa ini benar-benar palsu.

Dunia ini sangat palsu. Mengapa dia harus memperhatikan hal yang sangat merepotkan?

"Tuan pendekar, aku merasa beruntung bertemu dengan mu hari ini!"

Tapi Zhang Ji Xie, seorang Kaisar tiran yang di juluki Kaisar Darah, memenggal orang seperti memenggal domba, memandang manusia hanya sebuah gumpalan daging, menemukan seorang gadis kecil yang terpuruk di pinggir jalan, gadis itu memiliki suara riang yang terdengar lembut. Nafasnya yang penuh kemurnian hampir membuat Ji Xie merinding.

Dia selalu bisa memisahkan beberapa hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan sempurna. Tetapi saat melihat orang itu, Ji Xie entah kenapa ingin tahu lebih banyak tentangnya. Padahal itu pertemuan pertama mereka, tapi saat menatapnya, ia merasa telah lama mengenalnya.

Memujamu disetiap Dunia (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang