Bab 38 : Kakak Senior, Mari kita Melupakan Masa Lalu? (VII)

447 52 1
                                    

[Revisi]

Karena bujukan dan dorongan Bao Bao, akhirnya Su Yan menyeret kembali protagonis ke dalam pondok nya dengan penuh keengganan, mencari beberapa obat yang ampuh untuk membuat salep. Awalnya Su Yan sangat malas mengurus luka protagonis yang masih pingsan ini, tapi setelah melihat luka yang sangat buruk di sekujur tubuhnya, Su Yan jadi berhati lembut.

Di tambah Su Yan tanpa sengaja melihat luka yang sangat mengerikan di dada protagonis seolah itu telah di tusuk berkali-kali, untuk ukuran Su Yan yang baru melihat luka bisa sangat mengerikan begitu, tidak dapat membantu, tetapi menjadi ketakutan.

Sungguh ajaib bahwa protagonis masih hidup sampai sekarang.

Orang kuat mana yang berani menusuk dadanya hingga berkali-kali seperti ini? Protagonis pasti sangat menderita dalam prosesnya.

Su Yan tidak dapat membantu, tetapi sedikit memecahkan jarinya untuk meneteskan darahnya di atas luka. Beberapa luka yang awalnya mengerikan ketika di aliri darahnya perlahan sembuh dengan mata telanjang, namun saat Su Yan menaruh darahnya yang bisa menyembuhkan penyakit apapun ini di dadanya yang terluka, itu tidak bereaksi sama sekali.

Apa yang terjadi?

Su Yan telah memastikan bahwa darahnya masih berfungsi dengan baik, tapi mengapa goresan di dadanya tidak sembuh?

Bao Bao melihat kebingungan Su Yan dan tidak dapat membantu tetapi menjelaskan sedikit; "Ku rasa... itu mungkin kutukan."

Su Yan agak terkejut mendengarnya; "Kutukan?"

Bao Bao mengangguk; "Di dalam buku sistem tidak menjelaskan detail ini, tapi jika darah dari teratai abadi mu bahkan tidak dapat menyembuhkan kan nya, pasti itu adalah kutukan yang dibuat seseorang."

Su Yan mengingat plot novelnya, dan tidak menemukan orang yang memberikan kutukan pada protagonis. Apakah karena kematian Wei Yan yang lebih awal, membuat efek kupu-kupu dan memunculkan individu baru yang mengutuk protagonis?

Bao Bao jelas tidak berpikir serumit Su Yan; "Tapi, ini bukan kutukan yang tidak bisa disembuhkan. Awalnya kutukan tercipta karena kebencian seseorang yang terlalu dalam, ketika kebencian seseorang itu mereda, kutukan juga bisa ikut perlahan menghilang dengan sendirinya."

Su Yan berpikir itu masih ada solusi, jadi dia tidak menghawatirkan nya lagi. Tapi dia masih bingung dengan sesuatu; "Siapa yang sangat membenci protagonis hingga berani mengutuknya?"

Bao Bao menatap Su Yan seolah dia telah melihat orang bodoh; "Idola? Apakah karena kau terlalu banyak hidup mengganggur dan melupakan berapa banyak orang yang membenci protagonis dalam novel? Bukankah kau juga berperan sebagai orang yang membencinya?"

Sistem sangat lelah.

Su Yan tampak sedikit malu.

Meskipun demikian, dia tidak merasa memiliki kebencian pada protagonis. Jadi kemungkinan itu pasti orang lain. Dan siapa itu? Su Yan sangat penasaran. Tanda di luka di dadanya sangat mengerikan, dan tampaknya sudah sangat lama, luka lampau dan luka baru di tumpuk. Jika kebencian belum pudar bahkan setelah bertahun-tahun, seberapa hebat kebencian itu masih bertahan?

Apa yang telah dilakukan protagonis hingga membuat orang itu sangat membencinya hingga bertahun-tahun?

Su Yan memikirkan nya sejenak dan kemudian tidak memikirkan nya lagi. Dia mengangkat keranjang bambunya dan mulai menyiangi sayuran.

Waktu berlalu dengan sekejap mata, dan sudah hampir tiga hari protagonis belum bangun, luka di tubuhnya yang harus sembuh sudah disembuhkan. Su Yan beberapa kali telah berusaha menuangkan mangkuk obat yang dia rebus dengan sedikit darahnya, tapi karena protagonis sulit meminumnya, Su Yan tidak berani menyia-nyiakan darahnya lagi.

Memujamu disetiap Dunia (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang