Bab 22 : Alpha itu Adalah Pacarku? Makasih! (I)

1.3K 140 12
                                    

Bao Bao berteriak gembira; "Idola, walau semua ucapanmu bohong dan kau tampak seperti sampah, aktingmu sangat jenius!"

Su Yan tidak lagi peduli dengan pujian--hinaan--yang Bao Bao katakan dan berbicara dengan bangga; "Walau aku hanya seorang artis tingkat 18, aku sudah pernah masuk ke beberapa kru film layar lebar dengan kemampuan ku sendiri. Ini bukan apa-apa."

Bao Bao; "Ya. Peran figuran juga sangat hebat. Semangat Idola!! Kau pasti bisa!"

Su Yan: "....."

Kaisar tidak dapat menghentikan senyuman bahagia yang terpancar dari wajahnya; "Ah Ran, lebih baik kau istirahat sekarang. Besok dokter ajaib dan Ayahmu akan datang, jadi kau perlu energi yang cukup untuk menyambut mereka."

Su Yan melirik waktu dan balas tersenyum lemah kearah Kaisar, berbicara lembut; "Yang Mulia... aku sedikit lapar. Bisakah kau mengambilkan beberapa mangga seperti waktu itu?"

Selama hampir empat hari dia sakit, Kaisar pernah sekali membawakan manisan mangga yang sangat lezat. Su Yan berpikir bahwa orang lain yang memetik ini, tapi saat Kaisar sendiri mengatakan bahwa dia yang mengambilnya, hatinya sedikit tergerak.

Seorang Kaisar yang bermartabat dan dipuja oleh rakyatnya memetik mangga sendiri untuk seorang selir belaka benar-benar sebuah cinta sejati. Jika saja Su Yan perempuan, betapa romantisnya itu.

Kaisar mendengar permintaan Su Yan dan sedikit ragu; "Makan mangga di malam hari seperti ini... itu agak..."

Su Yan tersenyum sedih; "Apa tidak boleh?"

Tentu saja boleh! Kaisar mengakui dirinya sangat kejam dan tercela, tapi begitu dia melihat sosok menyedihkan orang itu membuat hatinya panik dan ingin segera mengiyakan apapun keinginan nya, jadi dia dengan sigap membantu mengubah pakaian Su Yan dengan pakaian bersih sebelum pergi untuk melakukan tugas.

Su Yan berusaha keras untuk menutupi luka di pahanya dengan selimut, bersyukur bahwa Kaisar sedang terburu-buru, jadi dia tidak terlalu memperhatikan yang membuatnya lega. Hanya setelah Kaisar meninggalkan ruangan, Su Yan berusaha keras untuk bangun dari tempat tidur.

Bao Bao melihat gerakan ini dan menjadi tidak senang; "Idola, waktumu sudah tidak lama lagi. Mengapa kau masih ingin menggerakkan tenaga mu dan tidak tidur saja?"

Su Yan meraih kursi yang tidak jauh dari tempat tidur dan mulai duduk. Dia menarik kertas kosong diatas meja dan mulai mencabut pena tinta. "Ayahmu memintaku untuk membuat esai panjang sebagai salam perpisahan ku dengan protagonis. Jadi aku harus melakukan nya."

Bao Bao cemberut; "Sistem utama hanya suka mengatakan omong kosong, tanpa itu, tidak akan ada yang berubah juga."

Misinya telah selesai, dan dia akan pergi dari dunia ini, jadi membuat salam perpisahan seperti drama-drama di TV benar-benar agak menggelikan.

Su Yan dengan lembut mulai menulis; "Aku tau."

Mengingat perawatan tanpa pamrih Kaisar kepadanya selama beberapa hari ini sedikit banyak membuat Su Yan luluh. "Setidaknya dengan ini, dia tidak akan terlalu bersedih dengan kepergian ku."

Selesai menulis, Su Yan kembali untuk tidur di tempat tidur dan mulai menyesuaikan postur berbaring yang bagus. Berpikir bahwa penampilan nya sudah sempurna, Su Yan menganggukkan kepala; "Baiklah. Mari pergi."

*****

Ketika rasa pusing yang familier datang lagi, Su Yan tengah berada di sebuah kamar. Dia baru saja membuka mata dan genggaman erat di tangan nya, nyaris meremas mengirim Su Yan untuk menoleh dan melihat seorang pria sedang duduk disamping kasurnya seraya menatapnya dengan tajam.

Memujamu disetiap Dunia (BL)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang