Part 1 | Problems Come to Me

43 7 1
                                    

Rosa Calista, diumur ke-18 tahun. Pada hari kelulusan SMA, seluruh teman angkatan mereka merayakan kelulusan di sebuah club malam. Hampir semua perempuan memakai baju seksi dan para lelaki akan selalu bersiul melihat lengkungan tubuh seksi para perempuan.

"Beb, kau mau minum?" Tanya William sambil menyodorkan segelas bir. laki-laki ini adalah pacar Rosa, sudah satu tahun lebih hubungan asmara mereka menjadi sepasang kekasih.

Rosa tersenyum manis, dan mengambil minuman bir itu. "Hari ini sangat meriah!"

William tertawa dan melihat Rosa meminum bir itu sampai habis, "Ya.. kau benar, meriah."

Rosa hanya mengingat kejadian itu karena saat ini dia sekarang sedang berada di suatu ruangan dengan pacarnya William. Lelaki itu melucuti pakaiannya dan bersiap menyetubuhi Rosa.

Dengan tenaga yang luar biasa Rosa menendang kemaluan lelaki itu. William meringkuk memegang kemaluannya. Itu pasti pecah.

Rosa langsung memakai semua pakaiannya karena kepalanya terasa pusing lalu dia menatap lelaki itu yang masih meringkuk menahan rasa sakit, sial! Lelaki itu menaruh sesuatu di minumannya tadi.

Belum sempat Rosa keluar dari ruangan itu, William langsung menjambak rambutnya lalu melemparkannya kembali ke sofa.

Rosa melihat pandangan William sudah tertutup oleh gairah seks. William dengan kasarnya menampar, menjambak dan memukul Rosa agar wanita itu diam dan tidak memberontak.

"Diam dan nikmatilah! Kau benar-benar tidak tau cara membuat hidup menjadi menyenangkan!" Bentak William.

Rosa menggeram dan menatap jijik terhadap lelaki itu, "ciuh! Kau benar-benar anji*g yang gila se*s!" Umpat Rosa.

William tertawa, "setelah malam ini, kau hanyalah wanita yang tidak memiliki mahkota lagi kan?" Kata William dengan senyumannya yang mesum tersebut.

Lalu lelaki itu mulai menyentuh tubuhnya, Rosa dengan cepat langsung mengambil benda tumpul di dekatnya dan menghantam keras kepala lelaki itu.

William memegang kepalanya yang berdarah, dia langsung mencekik leher Rosa.

"Mati! Mati saja kau! DASAR PEREMPUAN MURAHAN!!" Teriaknya yang tidak peduli teriakan tersebut akan menarik perhatian orang luar.

William mencengkram kuat leher Rosa.

Rosa langsung saja kembali menghantam kepala lelaki itu sampai beberapa kali dan pada saat lelaki itu sudah terbaring tak berdaya. Disitulah Rosa sadar bahwa dirinya hampir membunuh seseorang.

'BRAK!'

Bersamaan Rosa yang tersadar hampir membunuh seseorang, pintu ruangan tiba-tiba di dobrak paksa.

Rosa melihat pandangan tersebut, orang-orang terkejut bukan main karena melihat darah mengalir keluar dari kepala William. Semua berteriak histeris melihat penampakan kengerian tersebut.

"Rosa?! Apa yang kau lakukan terhadap William?!"

"Psikopat gila! Kau membuat sahabatku sekarat!"

"Kau lihat saja, setelah ini kau akan hidup di penjara!"

Rosa mengepalkan tangannya saat semua orang menuduh dirinya, "kalian salah! Dia lah yang hampir memperkosaku!"

Malam itu, semuanya sangat kacau. Polisi berdatangan beserta dengan kedatangan mobil ambulans. Rosa dibawa ke kantor polisi dan diinterogasi.

"Aku tidak bersalah pak! Dia lah yang hampir memperkosaku! Dan aku melakukan tindakan pembelaan diri!" Ujar Rosa memukul meja. Dia benar-benar tidak terima ini saat dirinya dikatakan sebagai pelaku aksi kekerasan.

Perjuangan SejatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang