dos : Silent Night

2.1K 295 23
                                    

Malam mulai menjemput, dibawah langit malam yang terlihat lebih gelap dibandingkan hari-hari biasanya. Terdapat sesosok demon bersurai ungu yang tengah menatap datar pemandangan kota di depannya dari puncak sebuah bukit.

Di tangan kanannya terdapat dua buah pecahan kekuatan yang tidak lain adalah milik sang dewa kekacauan. Beberapa menit yang lalu ia baru saja membinasakan dua dewi tertinggi yang bahkan masih berusaha untuk mengalahkan dirinya.

"Hhhh...tidak aku sangka akan semudah ini. Ck, membosankan." Monolog Khaos yang masih menguasai tubuh Donghyuck.

Baru saja Khaos berniat menelan dua pecahan kekuatan miliknya, namun harus terhenti saat tiba-tiba sebuah bayangan hitam melesat cepat ke arahnya dan mengambil dua pecahan di tangannya tersebut.

"Sudah selesai bersembunyinya huh?" Tanya Khaos dengan suara rendah dan beratnya pada sosok dewi malam yang kini sudah berdiri di belakangnya dengan pakaian berperangnya.

"Kau mungkin dewa diantara para dewa, tapi bukan berarti aku takut untuk melawan dewa kekacauan sepertimu." Tegas Nyx yang kemudian mengayunkan pedang hitam panjang miliknya ke udara, menciptakan angin ribut yang mengarah ke arah Khaos.

Khaos yang berada di dalam tubuh Donghyuck pun menatap datar sosok dewi malam di hadapannya, tidak memperdulikan pipi dan beberapa bagian tubuhnya yang tergores akibat angin ribut yang diciptakan oleh Nyx.

"Bicaralah semaumu sekarang, sebelum aku membinasakanmu juga sama seperti aku membinasakan lima dewa dewi lainnya." Ucap Khaos dengan nada arogannya yang membuat Nyx dengan cepat mengangkat pedang hitamnya dan seketika cahaya hitam bercampur ungu mulai menyelimuti pedang hitam tersebut.

Khaos mengulas senyum lebarnya diikuti asap putih yang keluar dari hidung dan mulutnya, pertanda bahwa kekuatannya berada di puncaknya.

"Ciptaan tidak bisa melawan penciptanya." Monolog Khaos sebelum cahaya ungu terang muncul dari tanah dibawah kedua kakinya, yang kemudian menembus langit malam di atasnya.

Angin ribut kembali terjadi disertai dengan getaran tanah yang terasa hingga di perkotaan, membuat gedung-gendung tinggi mulai bergetar diiringi terikan ketakutan dari para manusia.

Nyx yang melihat Khaos mulai menggunakan kekuatannya pun dengan cepat mengeluarkan ratusan bayangan hitam berbentuk tangan miliknya, yang ia arahkan ke arah sang dewa kekacauan.

Merasa perhatian Khaos mulai teralihkan untuk melawan bayangan hitam miliknya. Nyx dengan cepat memanggil salah satu bayangan malam miliknya dan memerintahkan bayangan tersebut untuk membawa pergi dua pecahan Khaos yang ia ambil beberapa saat lalu.

Khaos yang mendapati Nyx membawa pecahan kekuatannya pun menggeram marah diikuti kedua netra ungunya yang mulai mengeluarkan cahaya ungu disertai angin ribut dan tan langit yang bergemuruh.

"Aku pastikan kali ini kau benar-benar kalah." Ujar Nyx sembari memutar pedang hitam panjangnya di udara dan kemudian menangkapnya kembali sembari menatap Khaos dengan netra hitamnya yang sedikit mengeluarkan cahaya berwarna ungu.

" Ujar Nyx sembari memutar pedang hitam panjangnya di udara dan kemudian menangkapnya kembali sembari menatap Khaos dengan netra hitamnya yang sedikit mengeluarkan cahaya berwarna ungu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Monarch : Last Partie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang