tres : Pandora Box

1.6K 269 17
                                    

Malam semakin larut, di dalam salah satu kamar mewah yang terletak di dalam mansion mewah milik keluarga Xiao. Terdapat sesosok pemuda manis yang sedari tadi masih enggan menutup kedua netra serupa rubahnya. Entah mengapa perasaannya terasa sangat tidak nyaman dan mengganjal, berada jauh dari Donghyuck terlalu lama ternyata memberikan efek tersendiri pada dirinya.

Renjun yang sedari tadi sibuk menatap langit-langit kamar pun seketika tersentak kaget saat mendapati pintu kamarnya diketuk, padahal jam sudah menunjukan pukul satu pagi. Dengan langkah pelannya, Renjun beranjak menuju pintu berwarna coklat muda yang terletak beberapa meter dari ranjang mewahnya.

Si pemuda Huang mengerutkan keningnya saat matanya mendapati sosok demon bersurai biru yang tengah berdiri tepat di depan pintunya, netra birunya terlihat sedikit berkilauan di tengah kegelapan.

"Ada apa?" Tanya Renjun bingung.

"Tidak ada, hanya memastikan kau sudah tidur atau belum. Tapi ternyata belum." Sahut Jaemin dengan wajah ramahnya yang membuat Renjun semakin kebingungan.

"Aku hanya memastikan keamananmu, keadaan sedang sangat kacau saat ini." Jelas Jaemin yang membuat Renjun terdiam sejenak.

"Donghyuck...apa dia mengatakan sesuatu padamu sebelumnya?" Tanya Renjun tiba-tiba dengan wajah yang sulit diartikan.

"Sesuatu? Tidak ada sih, dia cuman menyuruhku menjagamu dengan nyawaku. Walaupun kau keras kepala dan menyebalkan, aku harus tetap menjagamu mau kau suka atau tidak. Ya intinya seperti itu." Jawab Jaemin dengan polos yang mengundang helaan nafas milik Renjun.

"Huft...dia yang menyebalkan." Gumam Renjun yang kali ini mengundang kekehan milik Jaemin.

"Lebih baik kau tidur, besok kau harus menggunakan otakmu untuk berpikir." Ujar Jaemin diakhiri senyumnya, membuat Renjun menghela nafasnya lagi dan mengangguk patuh.

Tepat setelahnya, Jaemin segera beranjak dari tempatnya meninggalkan Renjun yang terdiam sejenak, kemudian menutup kembali pintu kamarnya dan mulai beranjak ke arah ranjang mewahnya.



Jaemin yang semula berniat beranjak ke tempat Jeno dan Jisung berada pun seketika menghentikan langkahnya saat netra birunya mendapati sosok demon bersurai merah muda yang tengah berdiri di balkon dengan mata yang menatap lamat langit di atasnya.

"Tidak baik mengendap-ngendap di dalam rumah orang tengah malam seperti ini." Demon bersurai merah muda itu tiba-tiba membuka suaranya yang membuat Jaemin segera berdeham dan berniat melanjutkan langkahnya. Namun langkahnya kembali terhenti saat sebuah pertanyaan muncul di benaknya.

"Kenapa kau mau membantu kami?" Tanya Jaemin tiba-tiba.

"Hm? Aku? Kalian yang tiba-tiba datang dan meminta bantuanku." Jawab Hendery dengan netra merah mudanya yang sudah menatap lurus netra biru milik Jaemin.

"Kau bisa saja menolak permintaan kami." Jawab Jaemin lagi yang kali ini mengundang senyum miring milik Hendery.

"Kenapa harus aku tolak? Toh ini menguntungkan untukku juga? Aku membantu kalian, dengan kata lain kalian juga membantuku untuk memusnahkan Khaos." Sahut Hendery masih dengan senyum miringnya yang membuat bibir Jaemin tertutup rapat.

Hendery yang melihat sang lawan bicara terpaku di tempatnya dengan netra biru yang memancarkan amarah dan keterkejutan pun terkekeh pelan dan beranjak dari tempatnya. Hingga beberapa saat kemudian Hendery kembali menghentikan langkahnya dan melirik demon bersurai biru yang berdiri tepat di sampingnya.

"Oh, aku beritau...kalau kau masih ingin demon bersurai hijau itu kembali, sekaranglah waktu yang tepat untuk melakukan syarat yang aku berikan padamu waktu itu...semoga berhasil." Hendery kembali membuka suaranya diakhiri senyum ramahnya yang kemudian beranjak pergi, meninggalkan Jaemin yang tengah mengepalkan kedua tangannya.

Monarch : Last Partie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang