catorce : God and Goddess of Universe

1.6K 275 30
                                    

Sang mentari saat ini sudah berada di posisi tertingginya. Namun sepertinya pertarungan sengit antara dewa dengan dewi semesta belum memasuki puncaknya. Terlihat dari Donghyuck yang dengan santai menghindari serangan Hendery, begitu juga sebaliknya.

"Kau ini niat tidak sih memusnahkanku sebenarnya?" Tanya Donghyuck yang mulai bosan melawan demon di depannya.

"Jangan memancing lawan brengsek!" Emosi Jeno yang berada di sisi kiri Donghyuck.

Baru saja Donghyuck akan membalas ucapan Jeno, namun terhenti saat tubuh Jeno tiba-tiba tertarik ke arah bawah oleh rantai merah muda yang entah sejak kapan sudah membelit pergelangan kakinya.

Hendery yang mendapati reaksi demon keturunan Khaos di depannya pun mengulas senyumnya, ia harus menyingkirkan para pengganggu dulu sebelum melawan demon di depannya.

"Sebenarnya akan lebih seru jika melawan Khaos dibanding melawanmu. Tapi tidak masalah, sepertinya kau cukup menghibur juga." Ujar Hendery dengan senyum yang entah mengapa membuat Donghyuck merasa muak dan emosi.

"Aku benar-benar emosi setiap melihat wajah sokmu." Datar Donghyuck yang malah membuat Hendery meledakkan tawanya.

"Benarkah?" Sahut Hendery yang kemudian merentangkan kedua tangannya dengan kedua netra merah mudanya yang mengeluarkan cahaya.

Seketika langit yang semula terlihat cerah dengan cepat menjadi mendung, perlahan awan-awan hitam mulai terbentuk diikuti angin kencang yang membuat pusaran awan hitam tepat diatas kepala keduanya.

Jeno yang awalnya berusaha melepaskan diri dari rantai milik Hendery pun seketika mematung, ia reflek meneguk ludahnya kasar saat matanya mendapati kekuatan dari dewa dan dewi semesta.

Tidak jauh berbeda dengan Jeno, Jaemin, Jisung, Yuta dan tiga monarch pun ikut tertegun di tempatnya masing-masing. Mereka sudah melihat kekuatan dari Khaos sebelumnya, namun mereka baru pertama kali melihat kekuatan dari Ananke. Terlebih sebentar lagi akan terjadi pertarungan sengit antar dewa dan dewi semesta yang kemungkinan akan memporak-porandakan bumi.



Renjun melirikkan netra serupa rubahnya pada langit di atasnya, dapat ia lihat dua sosok demon yang tengah berhadapan satu sama lain tepat di bawah pusaran awan hitam yang mulai mengeluarkan suara gemuruh kencang dengan angin ributnya.

Swoosh
Srakk

Si pemuda Huang membulatkan kedua matanya dan dengan segera melompat ke arah kanan, saat mendapati Xiaojun melemparkan rantai berbentuk cambuk miliknya.

"Tidak baik mengalihkan perhatianmu dari lawan saat bertarung." Datar Xiaojun yang kemudian memutar cambuk rantai di tangannya, menciptakan suara gemerincing yang bersahut-sahutan dengan suara gemuruh langit.

Renjun yang melihat wajah datar dan dingin milik Xiaojun pun mendengus kencang, ia segera menguatkan pegangannya pada kedua kunainya. Perlahan cahaya ungu mulai melapisi tubuhnya diikuti dengan kedua kunainya yang ikut mengeluarkan cahaya serupa.

"Kau benar-benar menyebalkan ternyata." Ujar Renjun dengan senyum remehnya.

" Ujar Renjun dengan senyum remehnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Monarch : Last Partie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang