quince : Strongest Bond

1.9K 286 72
                                    

Pemandangan di atas bukit siang ini terlihat gelap, berbeda dengan pemandangan di area lainnya dimana sang mentari terlihat bersinar terang. Langit yang menjadi saksi dari pertarungan antara Donghyuck dan Hendery terlihat gelap dan dingin.

Donghyuck menajamkan penglihatannya saat mendapati benang-benang milik Hendery kembali mengejarnya. Merasa muak, Donghyuck pun segera melesat ke arah kepala ular berukuran besar di atasnya. Membuat Hendery yang melihatnya pun meledakkan tawanya.

"Kau malah menyerahkan nyawamu secara cuma-cuma huh?" Ujar Hendery saat mendapati tubuh Donghyuck dilahap oleh ular miliknya. Namun baru beberapa detik, sebuah cahaya ungu terang melesat begitu saja disusul dengan suara ledakan yang sangat kencang, serta angin ribut yang bahkan membuat tubuh Hendery terlempar ke tanah di bawahnya.

Jeno, Jisung, Jaemin, Yuta dan ketiga monarch pun membulatkan kedua mata mereka saat mendapati ular yang menjadi pusat perhatian mereka sedari tadi hancur begitu saja akibat ledakan Donghyuck. Dari bawah dapat mereka lihat Donghyuck sedang terengah dan menatap tajam Hendery yang tengah bangkit dari duduknya.

"Pertarungan antar dewa ternyata semenyeramkan ini." Gumam Yuta yang membuat Jisung menghela nafasnya pelan.

"Memang menyeramkan, apalagi kalau Donghyuck hyung sudah masuk mode seriusnya." Jawab Jisung sembari mengarahkan netra jingganya ke arah Donghyuck.

"Sudah tau menyeramkan kau masih berani melawannya dulu." Jaemin tiba-tiba menimpali yang membuat Jisung seketika memasang wajah sedihnya. Ia bisa mengingat jelas bagaimana Donghyuck melawannya dulu, padahal Donghyuck tidak menggunakan semua kekuatannya juga tidak serius, tapi berhasil membuat dirinya hampir kehilangan nyawa.

"Aku bersumpah tidak akan melawan Donghyuck hyung lagi setelah ini." Ujar Jisung masih dengan wajah sedihnya.



Tak jauh dari tempat Hendery berada saat ini, terdapat dua monarch yang terlihat tidak ingin mengalah sedikit pun. Keduanya terlihat sangat gesit dalam melancarkan serangan mereka dan menghindari serangan lawannya.

Renjun kembali memutar tubuhnya ke arah kiri saat rantai berbentuk cambuk milik Xioajun bergerak lurus ke arahnya, berniat untuk meninggalkan luka di tubuhnya. Tanpa membuka suaranya, Renjun segera berlari ke arah Xiaojun.

Setelah bertarung dengan monarch dari Ananke dia tau, bahwa Xiaojun memang kuat dalam pertarungan jarak jauh, tapi tidak dengan pertarungan jarak dekat. Sedangkan Renjun, ia sangat ahli dalam pertarungan jarak dekat. Maka dari itu si pemuda Huang tengah berusaha untuk memperkecil jarak keduanya.

Hendery menghela nafasnya pelan setelah Donghyuck berhasil membuat tubuhnya menghantam tanah beberapa saat lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hendery menghela nafasnya pelan setelah Donghyuck berhasil membuat tubuhnya menghantam tanah beberapa saat lalu. Ia menatap demon pemilik surai ungu yang kini sudah berdiri di depannya.

"Padahal dia peliharaan kesayanganku." Ujar Hendery pada Donghyuck yang tengah mendengus pelan.

Donghyuck yang tengah fokus menatap sang lawan pun seketika membulatkan kedua matanya saat mendapati Hendery menghilang begitu saja. Netra ungunya bergerak gelisah ke segala arah, hingga tiba-tiba Hendery muncul dari arah kanannya dan berniat menendang tubuhnya.

Monarch : Last Partie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang