diez : Hidden Bond

1.5K 259 29
                                    

Renjun membelalakkan kedua mata serupa rubahnya saat dirinya lagi-lagi berada di dalam tempat yang pernah ia kunjungin beberapa kali. Si pemuda Huang dengan segera mengedarkan pandangannya, dan benar saja. Bisa ia lihat Donghyuck tengah berlutut tidak sadarkan diri jauh di belakangnya dengan surai ungunya yang sudah hampir menghitam semua diikuti dengan tangan-tangan hitam yang sudah mencapai setengah wajahnya.

"Sial, Donghyuck!" Umpat Renjun dengan suara lantangnya dan segera berlari menghampiri tempat sang serf berada.

Hanya tinggal beberapa langkah untuk mencapai Donghyuck, namun tubuh Renjun lagi-lagi harus terlempar ke belakang akibat sebuah barrier tidak terlihat yang membatasi dirinya dengan sang serf.

Renjun yang mendapati hal itu pun segera menggigit kuat bibirnya dan bangkit dari duduknya. Kedua tangannya terkepal kuat dan memukul-mukul kencang pelindung tidak terlihat di depannya.

Kedua mata lentiknya saat ini menatap tajam dan lurus ke arah sang serf yang terlihat semakin melemah. Teriakan terdengar dari mulutnya dengan kedua tangannya yang semakin kuat memukul pelindung di hadapannya. Ia sudah tidak memperdulikan rasa sakit yang mulai menyelimuti kedua tangannya.

"Pelindung brengsek! Dewa brengsek! Sialan!! ARGHH DONGHYUCKK!!!!" Renjun mengumpat dan berteriak frustasi, kedua tangannya bahkan mulai memerah akibat dirinya yang terus memukul kuat lapisan pelindung di depannya.

Dada Renjun bergemuruh, kedua mata dan wajahnya mulai memanas akibat emosi dan rasa frustasi yang menyelimuti dirinya. Suaranya bahkan sudah serak akibat terus-terusan mengumpat dan meneriaki nama Donghyuck. Namun sang serf terlihat tidak memberikan respon apapun.

"Donghyuck, kau adalah serfku dan aku adalah monarchmu, tuanmu. Bahkan tanpa ada kontrak yang harus mengikat kita, kau adalah milikku dan aku adalah milikmu. Jadi aku perintahkan kau untuk tidak pernah pergi dari sisiku!" Ujar Renjun dengan nada meninggi dan wajah frustasinya.

Beberapa detik kemudian sebuah cahaya berwarna ungu menguar dari tubuh Renjun, membuat si pemuda Huang yang tengah menangis frustasi pun terdiam. Terlebih saat tubuh sang serf juga ikut mengeluarkan cahaya serupa.

Sebuah rantai berwarna ungu, rantai yang persis dengan rantai kontrak miliknya dan Donghyuck dulu mulai terlihat. Namun yang membedakan adalah rantai tersebut tidak terlihat mengikat pergelangan tangannya dengan leher Donghyuck seperti dulu.

"Sudah aku bilangkan? Kalian memiliki ikatan yang berbeda."

Sebuah suara terdengar di telinga Renjun, suara yang Renjun yakini sebagai suara dari sang dewi malam. Namun anehnya Renjun tidak bisa menemukan keberadaan sang dewi malam.

Tanpa Renjun sadari, sebuah kontrak berwarna ungu mulai terukir di dada kanannya begitu juga dengan di punggung kiri milik Donghyuck. Dimana bentuk ukirannya berbeda dengan ukiran kontrak mereka dulu.

"Renjun." Panggil sebuah suara lagi yang kali ini berhasil membuat kedua mata rubah Renjun membulat.

"Hyuck!!" Renjun membalas panggilan tersebut sembari mengedarkan pandangannya. Namun nihil, ia tidak menemukan siapapun disekitarnya hingga netranya kembali bertabrakan dengan tubuh sang serf yang tidak berubah posisi sedikit pun.

Entah mendapat dorongan darimana, Renjun dengan segera berdiri dari duduknya dan menerjang lapisan pelindung di depannya. Kedua matanya seketika membulat saat mendapati pelindung yang semula sulit untuk ia tembus saat ini bisa dengan mudah ia tembus.

Suara tubuh yang menghantam lantai terdengar cukup kencang. Renjun yang masih meringis di tempatnya akibat tubuhnya yang menghantam lantai di bawahnya pun seketika membulatkan kedua matanya senang saat mendapati dirinya sudah berada tepat di depan Donghyuck.

Monarch : Last Partie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang