once : Creator and the Creation

1.7K 267 30
                                    

Khaos yang mengambil wujud dari Donghyuck pun menatap datar sosok demon bersurai ungu yang tengah berdiri di depannya dan memasang senyum lebarnya.

"Kau terlalu naif jika berpikiran bisa me-..."

Belum sempat Khaos menyelesaikan ucapannya, sabit milik Donghyuck sudah lebih dulu terayun ke arah tubuhnya. Membuat sang dewa kekacauan membulatkan kedua netranya dan dengan cepat melompat mundur.

Donghyuck yang melihatnya pun semakin melebarkan senyumnya, kedua matanya membesar dengan pupilnya yang mengecil. Demon bersurai ungu tersebut kembali melesat ke arah Khaos dengan sabit besar di tangan kanannya.

Khaos menahan nafasnya saat mendapati aura cukup kuat yang menguar dari tubuh Donghyuck, aura yang persis dengan miliknya. Sepertinya ia menciptakan Donghyuck terlalu sempurna, hingga akhirnya menjadi boomerang untuk dirinya sendiri.

"Sampai kapan kau mau menghindar? Bukannya kau bilang, kau adalah dewa diantara para dewa?" Donghyuck membuka suaranya dengan nada dan tatapan mengejeknya yang seketika membuat kedua mata Khaos mengeluarkan cahaya untuk beberapa detik.

Donghyuck mengerutkan keningnya dan mengubah wajahnya menjadi datar saat merasakan sesuatu melesat dengan sangat cepat di belakangnya. Tanpa membuka suaranya, demon bersurai ungu tersebut segera mengeluarkan tiga buah bola hitam andalan miliknya dan melesatkannya ke arah depannya.

Suara ledakan kencang terdengar bersahutan diikuti dengan kemunculan ratusan tangan berwarna hitam yang berlomba-lomba melesat ke arah Donghyuck. Namun hal tersebut sepertinya tidak membuat ia merasa takut sedikit pun.

Khaos yang masih berdiri di belakang Donghyuck pun mengangkat tangan kanannya, membuat sebuah bola hitam berukuran besar muncul diikuti dengan ratusan tangan hitam yang bergerak semakin cepat ke arah Donghyuck.

Bukannya merasa tegang ataupun takut, Donghyuck malah mengulas senyum miringnya bersamaan dengan Khaos yang melepaskan bola hitam besarnya ke arah Donghyuck serta ratusan tangan hitam yang berjarak beberapa sentimeter dari tubuhnya.

Beberapa detik setelahnya terdengar suara nyaring diikuti dengan cahaya ungu terang, yang seketika membuat ratusan tangan hitam dan bola hitam milik Khaos hancur melebur begitu saja. Meninggalkan Donghyuck yang masih setia memasang senyum miringnya.

"Hanya itu? Atau kau yang tidak bisa mengeluarkan semua kekuatanmu?" Tanya Donghyuck sembari menatap netra ungu gelap milik Khaos yang saat ini serupa dengan bentuk matanya.

"Akui saja, bukan aku yang membutuhkanmu sebenarnya. Tapi kau yang membutuhkanku. Aku mati begitu juga dengan kau." Dingin Donghyuck yang kemudian mengayunkan sabitnya, menciptakan hembusan angin ribut yang bahkan meninggalkan luka-luka di tubuh Khaos.

Ketiga chattel saat ini menatap waspada tubuh Donghyuck yang terus-terusan mengeluarkan cahaya berwarna ungu terang lalu berganti menjadi ungu gelap

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ketiga chattel saat ini menatap waspada tubuh Donghyuck yang terus-terusan mengeluarkan cahaya berwarna ungu terang lalu berganti menjadi ungu gelap. Jangan lupakan angin di sekitar mereka yang berhembus tidak beraturan serta suara gemuruh yang tiba-tiba muncul.

Monarch : Last Partie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang