diecinueve : Till the Day Come

3.3K 318 47
                                    

Aula chattel yang belakangan ini terlihat sepi tanpa penghuni, kini terlihat diisi oleh tiga demon yang sudah menduduki kursinya masing-masing.

"Donghyuck hyung tidak datang?" Tanya Jisung si pemilik surai berwarna jingga pada sosok demon bersurai biru yang duduk di sampingnya.

"Sudah aku bilang dia itu pemalas, sekali pemalas ya pemalas." Ketus Jeno yang tengah duduk sembari bersedekap dada di atas kursinya.

"Dia seharusnya datang, kita tunggu sebentar lagi." Jawab Jaemin dengan netra birunya yang bergerak ke arah kursi milik Donghyuck.

Ketiga demon yang merupakan demon tingkat tinggi itu pun memutuskan untuk menutup mulut masing-masing, mereka terlihat sibuk dengan isi pikiran masing-masing sembari menunggu sosok yang ditunggu. Hingga beberapa saat kemudian terdengar suara langkah yang berasal dari lorong masuk ke aula.

Jaemin, Jisung dan Jeno dengan segera melirikkan netra mereka ke arah lorong yang seketika menampakan demon bersurai ungu yang sedari tadi mereka tunggu kedatangannya. Namun ketiganya secara kompak mengerutkan kening saat mendapati kehadiran demon lain.

"Kenapa dia disini?" Tanya Jeno dengan wajah tidak bersahabatnya, saat mendapati kehadiran demon bersurai merah yang pernah menjadi lawan mereka dulu.

"Untuk apalagi? Ya jelas ikut pertemuan chattel." Sahut Donghyuck santai yang kemudian beranjak ke arah kursinya. Sedangkan Jaemin dan Jisung menatap bingung ke arah dirinya.

"Hyuck kau tidak bisa memilih demon sembarangan untuk menjadi chattel." Ujar Jaemin dengan wajah seriusnya saat Donghyuck tengah menyandarkan punggungnya di sandaran kursi miliknya.

"Hhh...aku tidak sembarang, dia kuat, cepat, tubuhnya besar seperti Jeno, wajahnya juga lumayan jadi tidak ada alasan untuk menolaknya menjadi chattel." Santai Donghyuck, sedangkan Lucas sosok demon bersurai merah yang sedari tadi hanya berdiri di ambang lorong aula pun mengulas senyum kakunya.

"Lagian...Minhyung juga pernah beberapa kali merekrutnya menjadi chattel." Donghyuck melanjutkan ucapannya dengan netra ungunya yang bergerak ke arah Lucas.

Baik Jeno, Jisung dan Jaemin. Ketiganya terdiam dengan isi pikiran masing-masing, terlebih Jaemin. Ia menatap Lucas dengan mata birunya, namun tatapannya terlihat sedikit sendu.

"Sebenarnya jujur saja, aku tidak memiliki niat untuk menjadi chattel. Tapi setelah mendengar cerita dari Donghyuck tentang Minhyung, entah kenapa ada dorongan tersendiri yang membuatku akhirnya mau menjadi chattel. Minhyung itu sahabatku, sayang sekali beberapa belas tahun belakangan aku tidak sempat bertemu dengannya lagi. Bisa dibilang Minhyung adalah sosok yang membuatku tetap berpikiran waras walau aku berada di sisi yang jahat kemarin. Karena itu, untuk menebusnya...tolong terima aku menjadi chattel dan melindungi kaum demon sama seperti yang dia lakukan dulu." Lucas berujar cukup panjang, kedua netra berwarna merahnya menatap lurus dan lekat netra biru milik Jaemin yang juga tengah menatap netra miliknya.

Donghyuck yang mendengar ucapan panjang milik Lucas pun hanya mendengus pelan kemudian menghela nafasnya panjang. Netra ungunya bergerak ke arah kursi kosong milik Minhyung yang mungkin sebentar lagi akan diisi oleh orang lain.

"Keputusan bukan hanya di tangan Donghyuck atau di tanganku, semua chattel harus setuju dan melihat kelayakanmu sebagai sebagai seorang calon chattel." Ujar Jaemin dengan nada tegasnya yang seketika mengundang senyum tipis milik Lucas.



Setelah tes kelayakan yang dilakukan dengan melawan Jeno, akhirnya Jisung, Jaemin, Donghyuck dan Jeno sendiri memutuskan untuk menerima Lucas sebagai chattel dan mengisi kursi kosong yang sebelumnya milik Minhyung.

Monarch : Last Partie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang