Side Story

1K 146 25
                                    

Seorang bocah berusia sembilan tahun tersebut terlihat menatap remeh sosok bocah berusia tujuh tahun yang saat ini sudah terkapar dengan lebam di wajah dan sekujur tubuhnya. Tepat di samping kanan bocah berusia sembilan tahun, terdapat sesosok demon bersurai hitam dengan sepasang mata merahnya yang menatap datar sosok kecil yang terkapar lemah di bawah kakinya.

"Itulah akibat yang harus kau rasakan! Kau itu miskin dan tidak punya orangtua, jadi kau harus menghormatiku!" Ujar bocah berusia sembilan tahun tersebut yang kemudian mengangkat tangan kanannya, membuat sebuah ukiran kontrak berwarna hitam yang berada tepat di telapak tangannya mulai mengeluarkan cahaya berwarna merah gelap.

"Habisi dia." Perintah si bocah berusia sembilan tahun pada sang serf, membuat demon bersurai hitam itu pun mengeluarkan pedang miliknya dan bersiap menghunuskannya pada punggung targetnya. Namun pergerakkannya terhenti saat mendapati sebuah cahaya biru menguar dari tubuh sang bocah.

Mendapati alarm bahaya, sang serf pun dengan segera membalikkan tubuhnya untuk melindungi monarch kecilnya. Terlebih saat mendapati cahaya biru yang menguar dari tubuh targetnya semakin terang.

Seungcheol yang mendapati cahaya aneh tersebut pun mengerutkan keningnya, terlebih saat melihat serfnya dengan sigap melindunginya yang artinya sang demon merasakan alarm bahaya dari cahaya tersebut.

Belum sempat Seungcheol membuka suaranya sesosok demon dengan surai biru lautnya tiba-tiba saja muncul bersamaan dengan cahaya biru yang perlahan memudar.

"Cih, dia bisa membuat kontrak?!" Emosi Seungcheol saat mengetahui bahwa sosok yang menjadi korbannya tersebut ternyata berhasil membuat kontrak dengan seorang iblis.

Berbeda dengan sang monarch yang tengah dipenuhi emosi, Jeonghan yang merupakan serf dari Seungcheol pun mengerutkan keningnya saat mendapati bahwa demon yang menerima kontrak bocah lemah tersebut adalah seorang chattel.

"Jeonghan." Panggil Seungcheol dengan tatapan tajamnya diikuti dengan kontrak keduanya yang kembali mengeluarkan sebuah cahaya.

"Habisi bocah tengik itu dan serfnya." Perintah Seungcheol dengan tatapan penuh amarahnya, yang membuat Jeonghan terdiam sejenak sebelum kembali mengeluarkan pedangnya.

Jaemin yang melihat pemandangan di depannya pun hanya menatap datar sosok demon kelas rendah yang saat ini tengah mengacungkan pedang ke arah dirinya. Iris biru jernihnya perlahan melirik ke arah sang monarch yang tengah tergeletak dengan tubuh dan wajah yang mengenaskan.

Seketika cahaya biru mulai menyelimuti tubuhnya diikuti dengan kedua mata birunya yang sedikit mengeluarkan cahaya. Perlahan kontraknya dengan sang monarch mulai mengeluarkan cahaya diikuti dengan munculnya pedang panjang berwarna senada dengan surai dan irisnya.

"Sepertinya kau salah memilih monarch." Datar Jaemin sesaat sebelum melesat ke arah Jeonghan, membuat Jeonghan membulatkan kedua matanya saat mendapati Jaemin sudah berada tepat di hadapannya dengan pedang panjangnya.

Untungnya reflek Jeonghan cukup cepat yang membuatnya berhasil menangkis serangan pertama sang chattel. Mendapati serangannya bisa ditahan, Jaemin pun memutar tubuhnya dengan cepat dan mengayunkan pedangnya tepat ke arah pinggang lawannya.

Jeonghan yang mendapati hal itu pun segera memindahkan kaki kirinya ke arah belakang, membuat serangan Jaemin kembali meleset. Namun sayangnya Jaemin tidak sebodoh itu.

Tepat setelah Jeonghan menghindar, sebuah tombak es berukuran cukup besar dan panjang muncul dan menancap tepat di dada Jeonghan. Membuat sang monarch yang melihatnya pun membulatkan kedua matanya. Ia tidak tahu harus berbuat apa, karena ia sendiri baru saja menjadi seorang monarch selama dua bulan dan belum mengetahui apapun soal rune untuk membantu serfnya.

Monarch : Last Partie ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang