16 : muka bantal

24 0 0
                                    

Sudah seminggu semenjak razka mengungkapkan perasaan nya pada talasya

Dan kini talasya merasa yakin bahwa dirinya tidak menyukai fabian sekuat dulu

Fabian masih ada dalam hatinya namun ia sekarang lebih menyukai razka

Namun talasya bingung, bagaimana caranya menjawab razka

Ceklek!
Terdengar suara pintu rumah talasya yang terbuka

Talasya pun menoleh ke sumber suara dan memperlihatkan Vanya yang memasuki rumah bersama langit

"Kak pio? Ngapain bareng isar?" Tanya talasya sembari mematikan televisi

"Tadi ketemu di supermarket, jadi bareng deh. Kebetulan gue juga mau ketemu lo" balas vanya sembari merangkul langit

Langit melepas rangkulan vanya dan berjalan menuju dapur

Lelaki itu memang senang memasak cemilan untuk menemani nya menonton film

"Hm? Mau ngapain ketemu gue malem-malem?"

"Gue yakin lo gatau, besok hari ulang tahun nya razka"

"HAH!? MASA?"

"Beneran, gue tuh mau ngajak lo buat rayain ultah razka, kaya suprise kecil-kecilan an gituu"

"Wahh mau ikut, kita kasi surprise nya dimana?"

"Tergantung besok"

"Hah maksudnya?"

"Kalo lagi main di rumah marvel ya kesanaz kalo di apartemen siregar ya kita kesana"

"Oohh, oke deh. Besok bareng yaa"

"Aman"

"Mau disini dulu teh, sekalian cicipin makanan buatan isar. Katanya dia mau buat spaghetti carbonara"

"Oiya!? Gue baru tau kalo tu bocah bisa masak"

"Dari dulu teh, dia demen nyoba-nyoba resep masakan"

"Idaman ya"

"Sifat nya yang gabisa diidamkan"

"Hahaha, ga dulu deh sya. Gue harus pulang nemenin mama"

"Oh yaudah"

_______

Pagi-pagi sekali talasya sudah ribut mondar mandir mengelilingi rumah dan bersiap-siap

"Lo berisik banget sih teh, padahal ini masih pagi" protes langit sembari menggosok pelan matanya, lelaki ini baru saja bangun dari tidurnya

"Isar! Lo harus anter gue" titah talasya dan memegang tangan sang adik

"Apaansih pagi-pagi" langit menarik tangannya agar terlepas dari genggaman sang kakak

"Calon gue ultah, gue mau beli kado. Makannya ayo temenin!"

"Calon? Calon apaan"

"Calon pacar"

"Dih pede bat lo bakal diterima sama dia"

"Asal lo tau aja, gue yang bakal nerima dia"

"Halah"

"Ayo buruan! Gue bakal jajanin lo alat lukis nih"

"Serius!? Tunggu gue 10 menit teh!" Langit langsung memasuki kamarnya dengan cepat sembari tersenyum cerah

Who Exactly Are You?? [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang