19 : lah

10 0 0
                                    

"yess pulang cepet, kok bisa kebetulan gitu ya hahaha" ucap talasya dengan nada senang sembari membereskan alat tulisnya

"Seneng amat lo, padahal lebih cepet 2 jam doang dari waktu pulang" sewot nala yang sudah selesai membereskan bangkunya

"Pasti, lo tau kan gue kalo pulang sore banget"

"Ya... Ya... Anak organisasi"

"Hahaha. Dan yang kebetulan nya lagi, sekarang gue mau ajak cowo gue ke rumah"

"Loh iya!?"

"Iyaa!!"

"Kecepetan gasi sya"

"Kaga kok, adek gue aja baru 4 jam pacaran udah dibawa ke rumah"

"Buset..."

"Gue duluan ya" pamit talasya yang berlari keluar kelas

Ia senang karena sang ayah tidak akan pulang cepat, jadi ia bisa meminta razka pulang sebelum ayahnya pulang

. . .

Kini ia sudah bersama bersama razka yang terlihat gugup

"A-anu kak... Kok keliatannya kakak lebih rapi ya dari biasanya..." Celetuk talasya yang merasa aneh dengan penampilan razka

"Supaya keliatan anak baik-baik" jawab razka sembari tersenyum

"Mending jadi diri sendiri aja~ natural~ santai aja kak. Kalo kaya gini jatohnya mau pendaftaran murid baru hahaha"

"Ca.... Terlalu jujur."

"Pfftt hahaha, kakak kebih cocok baju nya dikeluarin daripada gini. Padahal sewaktu jadi anggota OSIS ga se rapi ini"

"Beda konteks dong, jadi mending gimana penampilan aku?"

"Kaya biasa aja kak arkann"

"Hmm, yaudah. Diperjalanan mampir dulu ya beli sesuatu"

"Boleh"

. . .

"Iya sih mampir.... Tapi kok, mampir nya ke mall!?" Kaget talasya ketika ia sudah berada di dalam mall

"Aku kan mau beli buah tangan buat bunda kamu"

"Ya tapi... Aku kira kan kita beli di toko sekalian lewat gitu bukan kesini"

"Ga nemu toko bagus, jadi kesini"

"Haha... Oke terserah"

. . .

Talasya sudah merasa lelah dan tidak sanggup untuk berkeliling lagi

Ia lelah bukan karena berkeliling, namun menahan razka untuk tidak membeli setiap barang di toko yang mereka kunjungi

Setelah sesi bujuk yang panjang akhirnya razka pun terbujuk dengan hanya membeli strawberry cake dan teh hijau favorit tania

Itupun razka meminta yang masih sangat baru dengan kemasan yang aman karena ia bersedia membayar lebih padahal harga cake nya saja sudah terbilang mahal

Bukannya senang, talasya justru heran

Memang benar ini toko favorit sang bunda, namun mereka jarang untuk membeli disini karena toko ini cukup mencekik dompet

Namun razka tidak ragu mengeluarkan uang yang banyak hanya karena kunjungan pertama?

Banyak pertanyaan yang masuk dipikiran nya, ia sadar bahwa dirinya belum mengenal razka sepenuhnya

Namun, diantara banyaknya pertanyaan. Ada satu pertanyaan yang sangat ia ingat dan sangat membuatnya penasaran

Siapa sebenarnya razka?

Who Exactly Are You?? [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang