denial

737 132 14
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


. . . . . ╰──╮❀╭──╯ . . . . .


Malam ini untuk pertama kalinya Winter merasakan kehangatan keluarga, bagaimana mereka semua bersenda gurau di ruang tengah. Nolan juga terlihat menikmati kebersamaan kali ini, beberapa kali laki-laki tersebut tertawa dan melontarkan lelucon garingnya kepada Winter, bunda, dan oma.

Sebelumnya juga mereka semua sudah makan malam dengan kentang kukus buatan Winter, namun tampaknya perempuan itu sendiri tidak puas hanya dengan makan kentang kukus.

Lihatlah Winter sekarang, mulutnya dipenuhi oleh yoghurt dan berbagai macam buah beri kecil sampai pipi perempuan tersebut terlihat menggembung sempurna.

Nolan menyeletuk seketika menatap wajah Winter yang duduk disebelahnya "Jelek banget, kaya cimol" ia menghina secara spontan.

Winter langsung melotot tidak terima, ia berdiri dan menghampiri Yolanda berniat ingin mengadu.

Yolanda berkacak pinggang menatap putranya tajam, kalau sudah begini jelas Nolan yang kalah telak.

"Anak bunda lucu begini dikatain jelek kaya cimol. Bener-bener kamu ya!"

Nolan mengusap tengkuknya, merasa kesal dengan Winter yang selalu mengadu ke Yolanda.

"Bun, gak gitu maksudnya, aduhh salah lagi. Tukang ngadu dasar!" sungut Nolan serba salah.

Winter kembali menunjuk Nolan "Tuh, bun. Ngatain Winter lagi dia"

Nolan menyibak kasar rambutnya "Iya, iya maaf" laki-laki itu memilih mengalah agar tidak memperpanjang masalah sepele ini.

Yolanda dan Winter tertawa puas, lalu keduanya kompak karna berhasil menjahili Nolan. Oma pun ikut tertawa melihat kelakuan anak dan cucunya.

Nolan hanya bisa pasrah sebagai kaum minoritas disini. Seketika ia merasa seperti ditindas oleh keluarga sendiri.

Sampai jam menunjukan pukul setengah sepuluh malam, oma pamit ke kamar karna ingin tidur, dan disusul oleh Yolanda.

Lalu keheningan kembali menyapa Winter dan Nolan. Nolan melangkah cepat menuju kamarnya diikuti oleh Winter yang berjalan tepat dibelakangnya.

Winter duduk diatas ranjang melakukan sedikit peregangan, netranya tak lepas dari Nolan yang berjalan menuju kamar mandi dan keluar dengan rambut basah kuyup.

"Ngapain kamu?" Winter bertanya keheranan.

"Lepek, malas mandi" jawab laki-laki tersebut sembari berdiri dihadapan lemari mencari sesuatu.

Winter ikut berdiri menghampiri Nolan sambil membawa handuk kecil di tangan kirinya "Duduk!" suruhnya kepada Nolan, membuat laki-laki itu langsung menurut tanpa membantah.

Nolan duduk diatas kursi tunggal depan lemari bekas mereka memasukan pakaian tadi.

Kedua tangan kecil milik Winter terangkat untuk mengeringkan rambut basah Nolan menggunakan handuk yang ia dapat dari atas nakas sebelumnya.

𝗣𝗲𝗿𝗳𝗲𝗰𝘁𝗹𝘆 𝗪𝗿𝗼𝗻𝗴 || 𝗪𝗵𝗶𝘁𝗼𝗿𝘆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang