. . . . . ╰──╮❀╭──╯ . . . . .
Seminggu sudah keberadaan Yolanda, Sam dan oma di Indonesia, sekarang mereka pamit untuk balik ke Edinburgh dengan diantarkan oleh Winter dan Nolan sampai bandara.
Begitu pulang ke rumah, Winter mengambil semua pakaian yang sempat ia masukan kedalam lemari Nolan dan menaruhnya kembali ke lemari kamarnya.
Nolan pun tampak asik sendiri tidak memperdulikan Winter yang bolak balik hanya untuk mengambil barangnya dari kamar laki-laki itu.
"Nanti malam Mira ke rumah" ucap Nolan sembari duduk dari posisi rebahannya menatap Winter.
Winter hanya berdeham "Then? aku harus apa? nanti malam aku juga mau keluar sama Jev"
Nolan mengerutkan alis tebalnya "Jev?"
"Jevanio"
Nolan terkejut, tapi wajahnya biasa saja. Ia berpikir bagaimana bisa istrinya itu memanggil sahabatnya dengan panggilan akrab seperti itu? memangnya mereka sudah kenal berapa lama?.
"Gak!" jawab Nolan menolak kepergian Winter bersama Jevanio.
Perempuan yang tengah menenteng keranjang laundry itu pun ikut terdiam, sama bingungnya "Kenapa? kamu boleh berduaan sama semua pacar kamu, masa aku gak boleh pergi sama Jevanio? toh kami gak ada hubungan apa-apa" jawabnya membuat Nolan terdiam.
Nolan pikir sahabatnya itu hanya menggertak saja agar dirinya tidak main perempuan, tapi ternyata dugaan dirinya salah besar. Jevanio memang berniat merebut Winter darinya.
"Nolan? kamu gak lupa kan sama perjanjian kita? kamu sendiri loh yang buat" timpal Winter sedikit menyindir.
Nolan kembali memfokuskan irisnya ke ponsel "Terserah" jawabnya begitu singkat.
Winter anggap iya. Perempuan tersebut keluar dari kamar Nolan, tak lupa menutupnya kembali dan pergi ke kamarnya sendiri untuk membereskan beberapa pakaian lagi.
Melihat Winter keluar dari kamarnya, Nolan langsung menghembuskan nafas "Rupanya orang itu beneran suka sama Winter? ya gapapa, toh cintaku juga sudah habis di Mira, kan?" ia bermonolog ragu.
Hanya mengenakan celana bahan panjang berwarna putih dan turtleneck berwarna senada yang dibaluti cardigan lilac pendek, Winter menghampiri Nolan di kamarnya berniat ingin pamit.
"Aku sebentar aja, kalau mau makan ada di panci dalam kulkas, tinggal panasin" tutur Winter sambil menghintip dari luar pintu kamar dan langsung pergi, karna ia tau Nolan tidak akan menjawab.
Winter memang sudah membuat janji tempo hari yang lalu bersama Jevanio, menemani laki-laki itu mencari hadiah untuk Stephanie.
Mereka pun perginya tidak terlalu malam, hanya sekitar pukul enam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗲𝗿𝗳𝗲𝗰𝘁𝗹𝘆 𝗪𝗿𝗼𝗻𝗴 || 𝗪𝗵𝗶𝘁𝗼𝗿𝘆
FanfictionTentang kedua pasangan yang menjalin open relationship atas persetujuan kedua belah pihak