. . . . . ╰──╮❀╭──╯ . . . . .
"I'm so proud of you, guys! that was amazing! semoga konser hari kedua besok berjalan lancar dan se-keren tadi ya" ucap Nolan dengan penuh bangga saat para sahabatnya telah menyelesaikan penampilan konser hari pertama tadi.Reiki terkekeh "Bakal lebih keren kalau pianis nya bisa ikutan sih" jawabnya bergurau, yang ternyata membuat sang vokalis utama mengangguk semangat dengan kedua pipi dipenuhi oleh cemilan yang memang biasanya sudah disiapkan di belakang panggung.
Jevanio hanya tersenyum kecil penuh arti mendengar percakapan sahabat-sahabatnya, sambil sesekali mencuri pandang ke Winter yang tengah menjelaskan sesuatu ke salah satu staf perempuan.
"Bang, tolong bantu gue ngumumin hubungan gue sama Winter secepatnya" ucap Nolan tiba-tiba saat manager mereka ikut duduk menimbrung percakapan
Bersamaan dengan kalimat tersebut, tak dapat dipungkiri bahwa Winter sangat teramat terkejut, pun dengan Jevanio. Wajah yang mulanya dihiasi senyuman kecil, tiba-tiba sirna dalam sekejap.
Reiki tertawa sarkas sekaligus mengejek "Haha, minimal putusin dulu pacar-pacar lo itu dek!" serunya tanpa rasa takut.
Namun, siapa sangka. Nolan merespon ucapan Reiki dengan sama sarkasnya "Udah bang. Makanye lain kali jangan sok tau"
Sang manager tak sanggup menahan tawa, begitu pula dengan Hans.
"Jujur, aku gak tahan kalau harus lama-lama hidup di kehidupan yang penuh drama sekaligus kebohongan begini" cicit Nolan sembari menatap manik indah milik istrinya, Winter.
"Yang buat drama juga elo kali, Lan. Kalau dari awal lo tinggal terima pernikahan sama Winter, putusin pacar lo. Kelar dah urusan, paling nunggu diciduk aja sama orang" celetuk Jevanio, tangannya yang dipenuhi oleh urat itu meraih benda pipih yang tergeletak di atas meja, lalu mulai menggerakkan jari-jarinya dengan lincah dipermukaan layar ponsel seolah mencari sesuatu.
Sang gitaris menunjukkan sesuatu tepat di depan wajah Nolan "Lihat, gara-gara keegoisan dan sikap childish lo. Nama Winter beserta butiknya tercemar, Lan. Bahkan The north pun ikut keseret perkara skandal yang lo buat!" hardik Jevanio. Wajahnya memerah, urat-urat yang ada di lehernya pun ikut keluar saking emosinya.
"Ya karna itu dong gue minta tolong buat klarifikasi. Bodoamat sama karier, yang penting gue pengen hidup gue tenang, Jev. Lo gak akan ngerti!" balas Nolan ikut terpancing emosi.
Hans yang awalnya tengah asik mengunyah permen karet, tiba-tiba berhenti hanya untuk menyaksikan kegaduhan yang kapan lagi terjadi.
"Enak banget ya. Yang punya masalah hidup siapa, malah ngajak-ngajak orang lain, sehat bro?" timpal Jevanio tak ingin kalah
Winter sampai bingung bagaimana melerai keduanya. Kalau boleh jujur, ingin rasanya perempuan itu berlari dari tempat ini sekarang saking tegang dan mengerikannya suasana.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗣𝗲𝗿𝗳𝗲𝗰𝘁𝗹𝘆 𝗪𝗿𝗼𝗻𝗴 || 𝗪𝗵𝗶𝘁𝗼𝗿𝘆
FanfictionTentang kedua pasangan yang menjalin open relationship atas persetujuan kedua belah pihak