sweet but nothing

719 124 20
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . . . . ╰──╮❀╭──╯ . . . . .

Winter membangunkan Nolan tepat saat jam makan siang. Jiwa penuh kasih yang memang tertanam dalam diri perempuan tersebut membuatnya membangunkan sang suami dengan begitu lemah lembut.

Wajah tampan yang terlihat sangat polos ketika tertidur itu pun mampu membuat Winter terenyuh.

Diusapnya perlahan bahu Nolan sambil sesekali memanggil namanya.

Nolan membuka mata dan langsung terduduk sembari meraba ujung bibirnya yang malah terasa semakin membengkak.

"Sakit? nanti habis makan aku obatin lagi, turun dulu. Aku ada masak soto ayam kesukaan kamu" tutur Winter sambil menunggu Nolan berdiri.

Begitu Nolan berdiri, laki-laki itu melangkahkan kaki duluan untuk menuruni tangga meninggalkan Winter jauh dibelakang. Winter yang melihat hanya mampu menggelengkan kepala pelan sembari tersenyum kecil.

"Yang lain mana?" ia bertanya kala sudah duduk disalah satu kursi meja makan.

Winter berdeham "Kenapa?" tanyanya meminta pengulangan karna kurang mendengar jelas pertanyaan Nolan tadi.

Nolan berdecak "Bunda sama yang lain kemana?"

Barulah Winter mengangguk "Oh, mereka ke rumah tante Shani? aku kurang tau juga sih" jawabnya sembari memberi semangkuk soto ayam kepada Nolan.

Kali ini Nolan tidak menolak untuk makan, mungkin karna soto ayam yang ada dihadapan nya sekarang lebih menggoda dari pada gengsinya, ditambah ini adalah makanan kesukaannya.

Winter hanya bertumpu tangan di meja menatap Nolan makan, kakinya yang tidak menyentuh lantai itu ia goyangkan di udara.

Seketika Nolan tersadar bahwa istrinya tengah menatapnya, laki-laki tersebut tak sengaja menatap jari telunjuk Winter yang terbalut plester.

Sontak ia bertanya "Itu kenapa?"

Winter melirik jarinya sekilas "Luka ringan" perempuan itu menjawab, lalu menyembunyikan satu tangan nya ke bawah meja.

"Ditanya kenapa malah jawab luka ringan. Gak nyambung" Nolan mencibir dan kembali melanjutkan kegiatan makannya.

Winter terkekeh tidak ambil pusing, ia berdiri, berjalan menuju kulkas mencari sesuatu. Hembusan nafas kecewa terdengar dari perempuan tersebut membuat Nolan menoleh ikut penasaran.

Dengan ragu Winter melontarkan beberapa kalimat "Habis ini bisa tolong temenin aku ke pasar gak? ikan sama ayam nya habis, nanti malam makan pakai apa kalau begini"

𝗣𝗲𝗿𝗳𝗲𝗰𝘁𝗹𝘆 𝗪𝗿𝗼𝗻𝗴 || 𝗪𝗵𝗶𝘁𝗼𝗿𝘆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang