as the world changes

745 119 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

. . . . ╰──╮❀╭──╯ . . . . .

"Stop bacain komentar jahat dari mereka, Winter!" Jennifer menurunkan tangan kanan sahabatnya yang sedari tadi sangat fokus membacai ujaran kebencian yang ditorehkan kepadanya tanpa alasan.

Winter menghela nafas menuruti ucapan Jane, matanya tak sengaja menatap iris gelap milik Jevanio yang duduk dihadapannya bersama kedua sahabat Nolan yang lain.

Untuk pertama kalinya mereka semua berkumpul, dan saling memperkenalkan diri. Ternyata mengobrol banyak bersama lawan jenis tidak seburuk yang Jennifer bayangkan.

Hans ikut menatap Winter sejenak dan membuka suara "Mereka gak tau aja mana yang udah sah, harusnya ini nih yang kena hujat. Pacar dia kan banyak" laki-laki tersebut melirik Nolan sembari menyenggol pelan lengan sahabatnya, menyindir.

Dan untuk sementara waktu juga Nolan tidur di salah satu kamar tamu lantai bawah untuk memudahkannya kesana kemari.

"You okay? pihak agensi kita lagi nyari tau pelaku yang nyebarin foto dan rumor rumor itu" Jevanio ikut menyahut.

Winter yang setia bersandar di bahu sahabatnya langsung mengangguk dan tersenyum seperti biasa, tersenyum seolah semua baik-baik saja. Padahal dalam hatinya sedang memikirkan tiap kalimat jahat yang ia baca beberapa waktu lalu tadi.

"Itu bukan rumor, semuanya fakta. penggemar kalian aja tuh yang iri dengki. Gak artisnya, gak penggemarnya, sama-sama sinting!" hardik Jennifer dengan emosi membuat keempat laki-laki itu terdiam tanpa protes.

Winter mencubit pelan paha Jennifer dan berbisik "Stop, Jane. Jangan disama ratakan" ucapnya sambil tersenyum canggung merasa bersalah.

Suara dering ponsel memecah keheningan malam diantara mereka semua membuat Winter segera mengangkatnya.

"Win, ini gimana ya. Butik kita dari tadi dilemparin sampah sama orang-orang yang lewat. Kotor banget sampai di tegur customer, kita udah berusaha negur baik-baik juga tapi tetep aja "

Melihat raut panik dari wajah Winter, juga membuat yang lain khawatir. Mereka ingin tau apa yang sedang dibicarakan oleh seseorang dari balik telepon tersebut sampai membuat Winter gelagapan seperti itu.

Tanpa memperdulikan penampilannya yang hanya mengenakan piyama satin dan rambut yang digulung asal, Winter langsung menyambar kunci mobilnya yang selalu ia bawa kemana pun.

"Mau kemana?" Nolan akhirnya ikut membuka suara.

"Oh itu, ada orang-orang yang ngelempar sampah di depan butik. Gak enak kalau sampai di tegur pelanggan secara langsung. Aku juga ngerasa gak enak kalau begitu" jawab Winter, perempuan tersebut langsung berlari keluar, diikuti oleh Jennifer dibelakangnya.

𝗣𝗲𝗿𝗳𝗲𝗰𝘁𝗹𝘆 𝗪𝗿𝗼𝗻𝗴 || 𝗪𝗵𝗶𝘁𝗼𝗿𝘆Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang