EMERA POV
Sejak kejadian sore itu, subaru mulai melarangku untuk bertemu dengan amuro. Jika para shounen tantei mengajakku kesana, maka aku harus menolaknya. Yahh mungkin dengan ini aku bisa dekat dengan ai.
Aku pernah berpapasan dengan amuro sekali, saat aku pergi ke supermarket untuk membeli beberapa makanan untuk makan siang. Di luar dugaan, saat aku ingin memberikan uang kepada penjaga kasir tiba-tiba amuro memberikan beberapa lembar uang pas ke penjaga kasir. Ada apa dengannya? Apakah dia merasa bersalah karena kejadian kemarin? Saat aku ingin berterimakasih dengannya, tiba-tiba dia langsung menarikku ke dalam sebuah gang. Lalu dia memojokkan ku dan dia mulai mendekatkan wajahnya ke telinga kananku, dia pun berkata "terimakasih dan maafkan aku.". Kukira dia akan melakukan hal yang sama, ternyata tidak.
Tiba-tiba 3 orang preman muncul dan ingin merampok kami. Aku agak takut dan mulai gemeteran, karena aku sedang dalam tubuh anak kecil, aku selalu takut jika bertemu beberapa orang tertentu yang dulu pernah membuatku trauma.
Merasa aku dalam bahaya, amuro pun mulai menyuruhku untuk berada di belakangnya dan dia mulai menyiapkan kuda-kuda. Aku tidak yakin amuro bisa bertahan, 2 hari sebelumnya dia terkena tembakan yang entah darimana.
"Amuro-san.." aku mulai meremas celana amuro saking ketakutannya.
"Tenang saja. Aku akan melindungimu" amuro tetap meyakinkanku, kalau semuanya akan baik-baik saja.
'Aku bisa saja langsung membunuh semuanya tapi karena aku tidak sendiri, aku tidak bisa melakukannya' batinku.
3 preman itu membawa senjata. Ada yang membawa tongkat besi, tongkat baseball, dan tongkat kayu.
"Serahkan uang kalian!" ucap preman 1 dengan tongkat besi.
"Jika tidak, maka kami akan memaksa kalian!" lanjut preman 2 dengan tongkat baseball.
"...." amuro hanya diam saja. Sedang memikirkan sebuah rencana mungkin.
"Sepertinya kami memang harus memaksa kalian!" ucap preman 3 dengan tongkat kayu.
Mereka pun menyerang dengan membabi buta. Karena preman 1 dan 2 mengurus amuro, maka preman 3 juga ingin menyerangku. Aku tidak boleh terlihat lemah.
Aku pun mulai berlari menjauhi amuro, preman 3 pun juga mengikutiku. Kami sekarang sudah berada di gang yang sepi.
"Hahaha! Kau sudah terpojok bocah!" ucap preman 3, dia langsung mengayunkan tongkat kayunya.
Syut..
Tongkat kayu itu aku serap, sontak preman itu kaget.
"A-apa yang kau lakukan? Bocah!" tanya preman 3 panik.
"Kau tau? Meskipun aku anak kecil tapi-"
"Bukan berarti aku tidak bisa membunuh seseorang."
Seketika mataku berubah menjadi warna merah terang. Yap! Benar! Aku sedang marah.
!!!
Aku mengeluarkan pisau dari tangan kananku. Dan aku berteleport agar aku bisa menyerang dari belakang preman itu.
Aku melompat ke leher preman itu dan mulai menggorok lehernya dengan sangat sadis.
Craaat..
Darah muncrat kemana-mana. Preman itu juga sudah terkapar dengan darah segar mengalir dari leher preman itu. Sungguh pemandangan yang tidak biasa untuk anak kecil.
Tap tap tap tap tap..
"Emera-chan!"
!!!
"Hah hah hah hah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eye Of Futures [ Detective Conan X OC ]
FanfictionHiroshi Emili, seorang wanita biasa yang suka menggambar dan menonton anime yaitu Detective Conan. Impiannya adalah ingin masuk isekai ( dunia anime ) meskipun hal itu sangatlah mustahil tapi dia tetap mengimpikannya. Aku baru saja menyelesaikan ga...