The Royal Consort - 10

1.8K 158 6
                                    

Jinah berjalan mendekati Seungcheol dan Mingyu. Pintu ruangan kerja Seungcheol kembali tedengar ditutup setelah ia masuk. Ia pun segera menatap Seungcheol dan Mingyu yang memberi salam kepadanya.

"Ibu, ada apa datang kemari tanpa memberi tahuku sebelumnya?" tanya Seungcheol.

Jinah menghela nafas, lagi-lagi ia selalu gagal membuat Seungcheol membuka diri kepadanya dan seolah menghindarinya. "Paviliun Cheongnam, seseorang ada ditempat itu,kan?" tuduh Jinah.

Netra Seungcheol tidak bisa berbohong, "bagaimana bisa anda mengetahuinya?"

"Jangan lupakan bahwa aku masih pemilik istana dalam, Yang mulia," ungkap Jinah.

Seungcheol tidak bisa membantah karena hal itu adalah fakta yang tidak bisa dibantahkan. Jinah pasti masih sering untuk mengawasi dirinya semenjak ia selalu menghindarinya. Meskipun paviliun itu terluar, kabarnya sudah sampai ke istana utama.

"Benar, Yang mulia. Tetapi kini tamu tersebut akan segera meninggalkan paviliun," ungkap Seungcheol.

Jinah kemudian tersenyum, "namun sepertinya, Yang mulia tidak menginginkan hal itu terjadi? Apakah aku benar?" tebaknya kini. Mingyu dibelakang Jinah tidak bisa menyembunyikan ekspresi terkejutnya karena tebakan wanita tersebut tidak salah sama sekali.

Seungcheol menghindari tatapan Jinah, "bukan seperti itu, hanya saja, kondisi tamuku belum terlalu sehat untuk keluar dari tempat ini," jawabnya berusaha tidak membuat kecurigaan namun sayangnya Jinah selalu bisa mendapatkan peluang untuk dekat dengan Seungcheol.

"Kalau begitu mari kita lihat keadaanya, biarkan aku membantumu memutuskannya apakah ia bisa pergi meninggalkan istana atau tidak karena ini juga adalah tugasku untuk menjaga keamanan istana," kata Jinah final dan beranjak keluar ruangan Seungcheol tanpa basa-basi.

Seungcheol dan Mingyu sama terkejutnya dengan tingkah Jinah. Mau menahan kepergian wanita paruh baya itu pun tidak mungkin, semenjak alasannya yang logis dan keamanan Jeonghan. Tetapi, Seungcheol juga tidak yakin apabila Jeonghan akan menyukai kedatangan sang ratu ke paviliunnya.

Jinah dan Seungcheol bersama Jisoo, Mingyu serta pelayan dari Jinah segera berjalan menuju Paviliun Cheongnam. Mingyu dan Jisoo segera mengamankan para pelayan yang mengikutinya begitu mereka sampai di paviliun Cheongnam. Sesuai dengan perintah Seungcheol agar tidak banyak orang mengetahui keberadaan Jeonghan disana.

Seungcheol mengarahkan Jinah ke tempat Jeonghan berada sesuai dengan informasi yang didapatkan yaitu taman paviliun. Ketika mereka berada tidak jauh dari Jeonghan, senyum Jinah luntur membuat Seungcheol cemas. Ia pun melihat Jeonghan yang tengah melakukan terapi bersama Wonwoo dan Wonho dengan ceria meskipun Jeonghan hanya tersenyum manis.

"Ayo!" ajak Jinah melangkah mendekat, Seungcheol hanya berjalan mengikutinya.

Wonwoo yang mengetahui kedatangan kedua orang pemimpin negara itu pun segera memberhentikan aktivitasnya. Jeonghan juga ikut berhenti dan terkejut dengan kedatangan Kaisar dan Ibu Ratu di siang hari. Tanpa sadar ia menggigit bibirnya cemas.

"Akhirnya kita bertemu, aku mendengar bahwa Paviliun Cheongnam selalu didatangi oleh Kaisar secara tiba-tiba. Aku tidak tahu akan bertemu dengan tamu kaisar seperti ini," ujar Jinah berusaha bersahabat, senyum manisnya kembali terlukis.

Jeonghan membukuk hormat, "sebuah kehormatan bisa bertemu dengan anda, Yang mulia, sekaligus maafkan saya jika kedatangan saya ke istana menganggu anda," jawabnya dengan hati-hati.

Jinah tersenyum kemudian menggelengkan kepalanya, "tidak sama sekali, aku lebih senang jika kau bisa sembuh dan pulih dahulu di tempat ini. Kalau boleh tahu, apa hubungan kalian berdua?" tanya Jinah yang dihadiahi tatapan melotot dari Seungcheol dan Jeonghan yang kaget. Melihat reaksi kedua orang tersebut, Jinah terkekeh, "maksudku, kaisar jarang menerima tamu di istana kecuali tamu dari luar negeri, itupun jika mereka meminta."

[C] The Royal Consort - JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang