Setelah seminggu sejak pertemuannya dengan Yoon Sanghyun, kesibukan Choi Seungcheol Kembali melanda dengan berbagai tuntutan sebagai Kaisar muda tersebut. Seungcheol juga masih sangat sering mendengar bagaimana ia harus segera memberikan keturunan secepatnya atau Taekhyeon (pemilihan putera mahkota penerus raja bukan berdasarkan keturunan agung) harus dilaksanakan seperti kepemimpinan Klan-nya terdahulu. Tentu saja, itu membuat kepalanya pusing.
TOK TOK!
"Yang Mulia, Dokter Jeon sudah datang," ujar Jisoo diambang pintu ruang kerja dimana Seungcheol hampir menghabiskan seluruh waktu setiap harinya disana. Sesosok pria dengan wajah manis lainnya masuk kedalam ruangannya. Seungcheol berjalan menuju sofa karena ia harus memeriksakan kesehatannya secara rutin.
"Sudah lama tidak bertemu Wonwoo-ya, apa kabar?" tanya Seungcheol ramah.
Jeon Wonwoo adalah seorang dokter yang merupakan sepupunya walaupun pada akhirnya ia menggunakan marga yang berbeda dan menjadi bagian dari klan Jeon. Wonwoo tersenyum tipis, Seungcheol melirik sekilas pengawal pribadinya yang sudah memicingkan matanya tajam. "Saya dalam keadaan baik, Yang mulia, terima kasih telah bertanya," jawab Wonwoo. Seungcheol terkekeh.
"Mingyu-ya, aku tidak sedang menggoda kekasihmu. Tolong jangan salah paham," goda Seungcheol pada akhirnya.
"Hyung..." rengek Wonwoo tiba-tiba.
"Mwo-ya? Kenapa adikku tiba-tiba seperti ini? Apakah Kim Mingyu menyakitimu, Wonwoo?" tanya Seungcheol terkejut karena Wonwoo tidak biasanya menunjukkan rengekannya.
Wonwoo menggeleng, "Tidak ada... tetapi, bolehkah aku meminjam Mingyu akhir pekan ini? Ia menolak ajakanku karena Hyung tengah sibuk," ujarnya berbanding terbalik dengan wajah dingin yang selalu ia tampilkan kemanapun. Seungcheol tersenyum lebar dan mengangguk.
"Kim Mingyu, akhir pekan ini kau kuperintahkan untuk menemani Wonwoo, ini perintah," tegas Seungcheol karena ia tahu Mingyu itu sangat mencintai pekerjaannya. Mingyu yang akan menolak tidak bisa menolak pada akhirnya karena Seungcheol menggunakan kartu perintah.
"Terima kasih, hyung," gumam Wonwoo.
Pemeriksaan kesehatan Seungcheol berlangsung singkat, karena memang pria itu selalu menjaga tubuhnya dengan baik walaupun dengan kesibukkan menggunung. Hanya keluhan-keluhan kecil seperti insomnianya yang menyerang lebih sering daripada biasanya. Wonwoo pun hanya menyarankan Seungcheol untuk dapat mengelola stressnya dibandingkan meresepkan obat, walaupun Seungcheol selalu memaksanya untuk memberikan obat. Tetapi, Jisoo dan Wonwoo setuju untuk tidak memberikan Seungcheol obat-obatan selain vitamin.
"Yang mulia..., pangeran Seungwoo berada di Istana Gyeongbuk dan sedang menuju ke ruangan ini," ujar Mingyu tiba-tiba setelah mendapatkan laporan secara langsung melalui in-ear nya. Senyuman Seungcheol pudar, ia pun melirik Jisoo. Jisoo yang menangkap tatapannya mengangguk dan mengajak Wonwoo keluar, Mingyu juga menemani.
Tak lama kemudian terdengar ketukan pintu dan saat pintu itu terbuka, terlihat Jisoo membawa seorang pria lain yang disebut dengan Seungwoo, kakak tirinya. Seungcheol memang tidak pernah membenci keberadaan Seungwoo, namun banyaknya orang yang mendukung Seungwoo sebagai penggantinya membuatnya merasa tidak di hormati.
"Selamat sore, Yang mulia. Saya datang kemari untuk menyapa anda sebelum bertemu dengan Ibu ratu," ujar Seungwoo. Seungcheol melukiskan senyum tipis berusaha bersahabat.
"Pangeran Seungwoo, kau tidak perlu repot-repot untuk menemuiku apabila berada di istana. Terkecuali jika kau hendak memberikan laporan pekerjaanmu," terang Seungcheol. Seungwoo tersenyum sebelum akhirnya pamit karena merasa mendapatkan penolakkan halus dari Seungcheol.
Setelah pintu ruangannya tertutup meninggalkan dirinya sendirian, Seungcheol menghela nafas. Tak lama kemudian Jisoo Kembali ke ruangannya. Seungcheol menatap sekretarisnya tersebut. "Jisoo... apakah para pejabat masih berisik mengenai pernikahanku?" tanya Seungcheol.
KAMU SEDANG MEMBACA
[C] The Royal Consort - Jeongcheol
FanfictionTuntutan Keluarga Kekaisaran mengantarkannya pada sosok yang mencuri perhatiannya sejak pertama kali bertemu. Sayangnya, posisi permaisuri tidak akan bisa terlepas dari persaingan politik yang membahayakan. Choi Seungcheol harus menjaga kekuasaannya...