Warn : 6k! Words. Tahan-tahan deh ya wkwkw aku sebenarnyanya mau langsung update bikin chapter ini sebagai last chapter, tapi kayaknyaa nggak deh, terlalu banyak emosi disini. Jadi, last chapter di update selanjutnya ya. Terima kasih sudah mau membaca. Semoga suka!
-
-
-
Jeonghan melenguh keras akibat badannya yang terasa sakit. Terakhir, ia ingat beberapa mobil menabrak mobilnya hingga terguling sebelum dirinya kehilangan kesadaran. Jeonghan dengan tubuh lemas dan pusingnya membuka matanya berat, samar-samar ia merasakan bahwa ia sudah berada di tempat yang berbeda.
"Ugh...," lenguh Jeonghan.
"Jeonghan-ah, kau baik-baik saja?" pertanyaan bodoh itu terdengar oleh Jeonghan ketika kesadarannya terkumpul, mata Jeonghan kembali menutup dan ia mendesah panjang.
"Jeonghan...," panggil orang itu lagi.
"Kenapa kau ada disini, Choi Seungwoo?" tanya Jeonghan bersusah payah dengan kesadaran dan tenaganya yang masih sedikit. Namun, ia bisa melihat dengan jelas bahwa Seungwoo lah yang berada disampingnya sekarang.
"Apakah kepalamu masih sakit? Aku akan memanggil dokter," katanya dengan nada khawatir dan hendak beranjak jika Jeonghan tidak menahan lengannya.
"Aku... ingin pergi ke rumah," minta Jeonghan dengan lemah.
Seungwoo terdiam kemudian tangannya mengusap wajah Jeonghan yang pucat. "Kau akan aman disini,beristirahatlah, aku akan mengantarmu pulang setelah semuanya selesai," katanya sebelum meninggalkan Jeonghan lagi sendiri dan Jeonghan kembali tertidur akibat obat.
Beberapa jam kemudian, Jeonghan kembali terbangun dengan keadaan lebih baik. Namun, kini ia menmukan bahwa tidak ada lagi Seungwoo disekitarnya. Jeonghan pikir ia mungkin hanya berkhayal mengenai Seungwoo, tetapi ia bingung dengan keberadaannya sekarang.
Jeonghan bangkit dari kasurnya dan berjalan menuju jendela dengan badan yag terhuyung. Ia segera menggeser tirai itu, kemudian menemukan halaman yang luas dengan pemandangan hutan yang rindang. Nafas Jeonghan berubah menjadi semakin berat, ia merasa khawatir.
Cklek!
Spontan Jeonghan menoleh kearah pintu dan amarahnya terkumpul melihat siapa yang masuk. Ia pun segera berjalan mendekati Seungwoo yang masuk kedalam ruangannya. "Kenapa aku ada disini?" tanya Jeonghan. Seungwoo yang membawa baki dengan mangkuk makanan diatasnya hanya tersenyum tipis sebelum melewati Jeonghan.
"Choi Seungwoo!" seru Jeonghan.
Seungwoo membalikkan badannya setelah menyimpan bawaanya diatas meja nakas. "Kau terlibat dengan kecelakaan dan aku menolongmu, kini kau harus makan dan meminum obat," jawab Seungwoo dengan tenang.
"Persetan dengan pertolonganmu, aku ingin pergi dari sini!" jerit Jeonghan.
"Kau tidak bisa pergi sekarang, setidaknya tidak sampai kau sehat, tidak kah kau sadar keadaanmu sekarang?"
Jeonghan mendengus kesal, "aku tidak peduli, aku akan pergi!" katanya dengan segera berjalan keluar dari kamar. Seungwoo megikutinya hingga pintu depan rumah tersebut namun ketika ia hendak membukanya pintu itu terkunci, bahkan jendelanya memiliki teralis yang menghalanginya untuk memecahkan kaca tersebut.
"Buka pintu itu," perintah Jeonghan. Seungwoo terdiam diujung daun pintu kamar memperhatikan Jeonghan yang sudah kesal.
"Kau tidak bisa pergi, kau aman disini," jawabnya dengan tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
[C] The Royal Consort - Jeongcheol
Hayran KurguTuntutan Keluarga Kekaisaran mengantarkannya pada sosok yang mencuri perhatiannya sejak pertama kali bertemu. Sayangnya, posisi permaisuri tidak akan bisa terlepas dari persaingan politik yang membahayakan. Choi Seungcheol harus menjaga kekuasaannya...