Pertama kali Jeonghan bertemu dengan Choi Seungwoo adalah ketika ia berlibur di Amerika bersama Jun dan Minghao. Pertemuan mereka yang klasik karena tidak sengaja tertukar payung saat hujan datang tiga tahun silam. Awalnya Jeonghan tidak tahu bahwa Seungwoo merupakan pangeran agung di negara kekaisaranya. Butuh waktu hingga enam bulan hingga ia tahu mengenai hal itu saat Jeonghan melihat fotonya terpajang di museum nasional.
Awalnya Jeonghan ingin lari, namun Seungwoo meyakinkannya bahwa tidak akan ada masalah apapun yang terjadi dengan statusnya sebagai seorang bangsawan. Jeonghan terlena, ia menerima tanpa tahu masalah itu datang dari pribadi Seungwoo yang posesif dan bertindak semaunya.
Jeonghan beberapa kali ingin mengakhiri hubungannya, tetapi Seungwoo adalah orang yang pertama kali Jeonghan sukai selama hidupnya. Jeonghan masih menginginkan rasa sayang itu datang dari Seungwoo meskipun terkadang Seungwoo akan mengabaikannya begitu lama kemudian mengganggunya tanpa batas jika ingin.
Sudah dua hari Jeonghan kembali ke rumahnya dan selama itu, Seungwoo terus mengganggunya meskipun ia sudah memberitahu sosok kakak tiri Seungcheol itu untuk tidak mengganggunya. Ia menyembunyikan fakta bahwa ia mengenal Seungwoo dari semua orang bahkan keluarganya mengenai sosok Seungwoo. Yang semua orang tahu, Jeonghan hanya memiliki kekasih. Apakah Seungwoo tahu tentang posisi jabatan Yoon Sanghyun? Tidak, Seungwoo tidak tahu tentang keluarga Jeonghan.
"Jeonghan, kau yakin tidak akan membuka-kan pintu rumah? Ketukan pintu itu pasti mengganggu tetangga sekitar," kata Kihyun memberi tahu Jeonghan yang tidak menghiraukan ketukan pintu yang berasal dari Seungwoo yang ingin bertemu dengannya.
Ponselnya ia mati kan.
Untung saja, Mingyu tidak ada sejak kemarin. Jadi, Jeonghan tidak khawatir. Namun, sedikit ucapan Kihyun mengenai tetangga yang terganggu menganggu pikirannya. Hanya saja, ia tidak mungkin membiarkan Seungwoo masuk dan bertemu dengan Kihyun. Jalan satu satunya adalah mengorbankan tetangga dan apabila tetangga itu berani, maka polisi akan datang atas keluhannya. Jeonghan tidak ingin mengeluarkan energinya sia-sia untuk meladeni Seungwoo.
Ketukan dan bel pintu berhenti terdengar, Jeonghan dan Kihyun saling melirik. Kihyun pun berjalan kearah pintu dimana layar intercom dipasang disamping pintu agar bisa melihat siapa yang ada dibalim gerbang.
"Tidak ada siapa-siapa disana, orang nya sudah pergi. Kekasihmu sangat aneh ya, kenapa kau tidak memutuskannya dan berlari kearah Kapten Kim," ujar Kihyun pada Jeonghan yang masih terdiam sibuj dengan majalah diatas tangannya. Mendengar Kihyun menyebutkan Mingyu, membuat Jeonghan sedikit terdiam tapi masih tidak menggubris ucapan Kihyun.
"Atau kau bisa berlari ke Kaisar!" seru Kihyun.
"Hyung!" Barulah kini Jeonghan menggubria ucapan Kihyun dengan kesal. Atau sebenarnya ia hanya berusaha menyembunyikan perasaan aneh didalam dadanya.
"Kenapa?" sahut Kihyun tidak kalah kencang.
Jeonghan mendecak kesal dan berusaha fokus kembali pada majalahnya namun karena ucapan Kihyun ia tidak bisa fokus. Kihyun tertawa melihat ketidak fokusan Jeonghan dan pergi menuju dapur. Tak lama kemudian sebuah bel kembali berbunyi, kini Jeonghan yang berjalan menuju intercom dan melihat seorang kurir makanan dilayarnya.
"Kurir makanan!" seru si kurir.
Jeonghan menoleh kearah dapur dan berteriak kepada Kihyun, "hyung, kau memesan makanan?" serunya.
"Iya! Bawa saja!" balas Kihyun.
Jeonghan menghela nafas dalam hati ia berharap Seungwoo sudah pergi dari rumahnya. Jeonghan pun segera keluar dari dalam rumah menuju gerbangnya yang tertutup.
"Sebentar," sahut Jeonghan karena kurir itu mengetuk pintu gerbangnya kembali.
Cklek!
Suara pintu gerbang terbuka, namun belum satu detik Jeonghan bisa melihat jelas sebuah dorongan dari tubuh yang lebih besar dantinggi darinya itu menabrak Jeonghan hingga Jeonghan hampir terjatuh jika tidak tertahan oleh sebuah pelukan yang tiba-tiba itu. Jeonghan tersedak nafasnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
[C] The Royal Consort - Jeongcheol
FanfictionTuntutan Keluarga Kekaisaran mengantarkannya pada sosok yang mencuri perhatiannya sejak pertama kali bertemu. Sayangnya, posisi permaisuri tidak akan bisa terlepas dari persaingan politik yang membahayakan. Choi Seungcheol harus menjaga kekuasaannya...