The Royal Consort - 12

1.6K 162 5
                                    

Slurp! Slurp!

Suara mie yang disedot oleh mulut kecil Jeonghan mengisi ruang makan paviliun malam itu. Jeonghan benar-benar mengatakan keinginannya untuk makan ramyeon bersama Seungcheol. Sedangkan Seungcheol pria itu hanya memperhatikan bagaimana lahapnya Jeonghan sedangkan pria manis itu terlihat kurus.

"Pelan-pelan saja Jeonghan, ramyeonnya tidak akan lari kecuali ke perutmu," peringat Seungcheol agar Jeonghan hati-hati dan tidak tersedak.

Seungcheol kembali menuangkan soda ke gelas Jeonghan yang hampir kosong. Setelah permintaan Jeonghan untuk makan ramyeon, ia segera menghubungi pihak dapur agar bisa menyiapkan keinginan Jeonghan. Tiga buah ramyeon, dengan 4 butir telur, dua botol soda serta kimchi sebagai pelengkap. Seungcheol yang pada dasarnga sudah memiliki Samgyetang sebelumnya hanya mengambil sedikit ramyeon untuk menemani Jeonghan.

"Kau benar-benar lapar ya?" cibir Seungcheol yang melihat Jeonghan sangat menikmati makannya.

Jeonghan menatap Seungcheol dengan mulut penuhnya sebelum menjawab setelah mengunyah makanan yang ada didalam mulutnya habis, "sejak kapan ada orang yang berpura-pura lapar? Aku tidak mengerti," balasnya ketus lalu melanjutkan lagi makannya yang tertunda.

Sedikit senyum terlukis diwajah Seungcheol mendengar omelan Jeonghan. Jeonghan yang menangkap senyum itu mendelik kesal. "Cepat makan, aku tidak ingin ditonton," pintanya. Seungcheol kemudian menuruti permintaan Jeonghan dan segera menyumpit adonan berwarna kuning itu kedalam mangkoknya.

"Sayang sekali, Min–maksudku Kapten Kim tidak ada disini, saya mendengar dari Dokter Wonwoo bahwa Kapten Kim Mingyu sangat ahli membuat ramyeon," adu Jeonghan setelah keduanya selesai menghabiskan snack makan malam mereka ini.

Seungcheol yang sedang meminum sodanya melirik Jeonghan dengan pedas, "iya, sudah tampan, tinggi, bisa memasak ramyeon dengan enak, pasti Kim Mingyu itu sangat sempurna ya," balas Seungcheol kesal dengan sungutnya. Jeonghan yabg mengenali nada kesal ini melirik sang empu, "tapi sayangnya Kapten Kim itu sudah memiliki kekasih, dan itu adalah doktermu. Jeon Wonwoo, jadi berhenti memuji kekasih orang lain," imbuhnya.

Jeonghan semakin dibuat bingung sekaligus ingin tertawa. "Apakah anda tengah cemburu, Yang mulia?" tanyanya menahan tawa.

Seungcheol semakin kesal dibuat Jeonghan yang meledeknya. "Tidak! Tapi aku sangat kesal mendengarmu menyebut nama Mingyu dengan santai 3 kali dihadapanku. Apakah hubungan kalian sudah sedekat itu?" tuduhnya debgan dengusan kesal khas Seungcheol.

"Itu karena kami berteman, apakah saya tidak boleh berkata demikian?" tanya Jeonghan memancing emosi Seungcheol.

Mata Seungcheol semakin membulat kesal, "teman? Aku bahkan sudah berteman lebih lama denganmu, tetapi kau masih saja takut kepadaku dan masih saja menyebutku dengan Yang mulia, Yang mulia, saya - anda, apakah aku sangat jauh dibandingkan Kim Mingyu?" gerutu Seungcheol tidak sabar. Namun yang lelaki Choi itu dapatkan selanjutnya adalah kekehan kecil dari Jeonghan.

"Astaga, Yang mulia. Maafkan aku, tapi aku memang merasa bahwa rasanya aneh untuk memanggil anda hanya dengan sebutan nama, meskipun kira berteman, aku merasa sungkan," katanya melembut meminta pengertian pada Seungcheol.

Keheningan kemudian menghiasi mereka. Seungcheol yang masih memproses perkataan Jeonghan dan berusaha mencari cara agar mereka bisa menjadi dekat. Sedangkan Jeonghan yang bingung harus melakukan apalagi setelah ini tanpa mengkhawatirkan perasaan pria disebelahnya. Jeonghan kemudian mengisi gelasnya kembali, ia berniat setelah mengisi gelasnya untuk terakhir ia akan segera tidur. Namun, saat ia mengisi gelasnya, ia merasa Seungcheol terus menatapnya.

"Jeonghan," panggil Seungcheol dengan suara lembut dan rendahnya. Jeonghan yang dipanggil seintens itu tiba-tiba merasa gugup.

"Iya?" Balas Jeonghan.

[C] The Royal Consort - JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang