Jeonghan tak sadarkan diri di rengkuhan Seungcheol. Tubuh lenas itu pun diangkat oleh Seungcheol dan dibawa menuju kamar paviliunnya di istana utama. Ya, Jeonghan tidak di kembalikan ke Paviliun Cheongnam. Hal itu tentu membuat Mingyu dan Jisoo berkerut kening, namun mereka berdua berusaha mengerti apa maksud dari tindakan Seungcheol. Wonwoo juga segera memeriksa keadaan Jeonghan setelahnya yang dapat dipastikan Jeonghan baik-baik saja.
Kemudian Seungcheol segera mengumpulkan Mingyu, Jisoo dan Wonwoo untuk memberikan keterangan. Seungcheol ingin mengetahui kejadian yang sebenarnya pada Jeonghan. Karena pada saat ia diinterupsi oleh Jisoo, Jisoo hanya mengatakan bahwa sesuatu terjadi dengan Jeonghan tanpa menjelaskan apapun lagi lalu detik selanjutnya Seungcheol harus mengejar Jeonghan yang berlari.
"Jeonghan meminta untuk bertemu denganmu sebelum pergi, karena aku pikir kalian bisa berbaikan sebelum ia pergi aku memberi tahu bahwa pertemuanmu sudah hampir selesai, tapi karena kau harus segera pergi ke acara selanjutnya tidak mungkin untukmu mengunjungi Jeonghan, aku pun kaget melihatnya memilih pergi ke istana utama," jelas Jisoo sebagai pembukaan.
"Lalu? Bagaimana ia bisa mendapatkan serangan panik itu?" tanya Seungcheol.
Jisoo menggelengkan kepalanya, ia juga tidak mengerti. "Aku tidak tahu, saat itu acara sudah selesai. Semuanya baik-baik saja, Jeonghan bahkan bersembunyi dibalik tubuh Mingyu," balasnya yang disetujui oleh Mingyu.
"Pasti ada pemicu yang membuat ia tiba-tiba seperti itu," celetuk Wonwoo. "Apa Jeonghan melihat atau melakukan sesuatu sebelum ia mengalami serangan itu?" tanya Wonwoo yang di balasan gelengan kembali oleh Jisoo. Wonwoo menghela nafas, sulit untuk mengetahui alasannya jika seperti ini, "aku sebenarnya sudah menduga kondisi ini sebelumnya," pernyataan Wonwoo membuat semua mata tertuju padanya. Seungcheol terutama.
"Mingyu-ya, kau ingat saat Jeonghan bersedia untuk menceritakan kejadian malam itu?" Mingyu mengangguk, "ia tidak menceritakannya secara detail, kan?" Mingyu mengangguk dengan semangat karena ia ingat dengan jelas karena jawaban Jeonghan yang membuatnya kesal dan tidak membantu sama sekali.
"Benar, Jeonghan hanya menyebutkan yang ia ketahui, ketika aku bertanya mengenai pelaku yang mungkin ia ketahui, ia mengaku tidak tahu, penyerangan itu berlalu begitu saja. Aku tentu tidak bisa memaksanya, karena ia seorang pasien," tutur Mingyu dengan sedikit sindiran diakhir membuat Wonwoo mendelik kesal.
Wonwoo kemudian membenarkan lagi ekspresinya dan kembali menjelaskan argumentasinya, "sampai saat ini ia masih pasienku, Kim Mingyu. Maksudku, aku memang tidak menelusuri lebih jauh tentang hal itu karena Jeonghan memang terlihat sangat yakin dengan jawabannya. Bahkan ia terlihat sehat dan tidak begitu terganggu dengan ingatan penyerangan itu dimana seharusnya ia setidaknya mengalami post-trauma?" tutur Wonwoo.
"Jadi, apa yang ingin kau sampaikan?" tanya Jisoo.
Wonwoo kemudian menatap Jisoo dan Mingyu bergantian, "coba kalian ingat sekali lagi, detik-detik sebelum Jeonghan menjadi kacau. Apakah kalian yakin tidak ada sesuatu?"
Jisoo dan Mingyu terdiam untuk mengingat detail kejadian. Keduanya berusaha mengingat dan menyatukan kepingan yang sekiranya terhubung dengan pemicu serangan panik Jeonghan. "Aku tidak tahu maksudnya, tapi ketika ia terjatuh duduk dihadapanku, Jeonghan sempat bergumam tentang pelaku. Apakah mungkin jika Jeonghan melihat pelaku penyerangan saat itu?" tutur Jisoo.
"Siapa?" tanya Seungcheol penasaran.
Jisoo menggelengkan kepalanya, "aku tidak tahu, karena saat itu hanya ada aku, Mingyu dan para penjaga. Jeonghan juga hanya berkata 'Orang itu pelakunya', kau pikir aku tahu siapa yang dimaksud?"
"Ada... seseorang," sela Mingyu membuat semua orang terkejut. Tapi raut wajah Mingyu selanjutnya tampak suram dan penuh gelisah. "Euh... tapi aku tidak yakin jika orang ini adalah yang Jeonghan maksud, –maksudku! Tidak mungkin!" imbuhnya menyanggah pemikirannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[C] The Royal Consort - Jeongcheol
FanfictionTuntutan Keluarga Kekaisaran mengantarkannya pada sosok yang mencuri perhatiannya sejak pertama kali bertemu. Sayangnya, posisi permaisuri tidak akan bisa terlepas dari persaingan politik yang membahayakan. Choi Seungcheol harus menjaga kekuasaannya...