The Royal Consort - FINAL 24

4K 220 33
                                    

Warn!!! : 6k Words lebih banyak. Ini last chapter semoga suka. Hurt Comfort Rollercoastet banget disini.

-
-
-

Kabar pemberontakan yang dilakukan Choi Seungwoo memenuhi seluruh media massa dalam sekejap. Perhatian masyarakat Kekaisar Korea dan dunia umumnya terpusat pada kejadian semalam tersebut. Istana yang hancur porak poranda akibat penyerangan yang terjadi menjadi perhatian penuh para jurnalis diluar halaman istana. Sedangkan didalam ruang pers istana, para jurnalis yang memegang kartu akses sudah berebut mikrofon untuk bertanya kepada kepala pers istana yang sudah pusing mendengar pertanyaan yang diajukan.

Disisi sang kaisar yang kini tengah diungsikan ke paviliun rumah aman lainnya juga masih terlihat kacau ditemani para penjaga dan sahabatnya. Keterdiaman Seungcheol setelah Jeonghan pergi dari istana sesaat kejadian itu membuat Jisoo dan Mingyu khawatir. Meskipun tidak sepenuhnya terdiam bisu, namun atmosfir disekitarnya tidak membaik.

Jisoo kembali disibukkan dengan semua pekerjaan Seungcheol, terutama dalam mengnangani para anggota keluarga kekaisaran yang murka akibat kejadian ini. Padahal mereka tidak terancam sama sekali, namun reaksinya melebihi lalat yang sibuk terbang kesana kemari.

"Aku khawatir dengan keadaan Seungcheol-hyung," ujar Mingyu pada Jisoo yang baru saja selesai menghubungi perdana menteri yang untungnya tidak terlibat dalam pemberontakan. Jisoo menatap kearah Seungcheol yang terdiam tidak fokus bahkan ketika Wonwoo tengah memeriksa keadaannya.

Jisoo menghela nafas, "siapa yang tidak akan terguncang dengan kejadian semalam, masih untung ia selamat. Ia mungkin hanya memerlukan dukungan saja," balasnya.

Mingyu ikut menghela nafas mendengarnya, "pasti sangat sulit untuknya saat ini. Apakah kau mendapatkan kabar mengenai Yoon Jeonghan?"

Jisoo mengerjapkan matanya beberapa kali, ia baru tersadar akan keberadaan Jeonghan. "Apakah kau mengetahui yang terjadi pada mereka semalam?" balasnya bertanya yang dijawab gelengan oleh Mingyu. Jisoo kembali menghela nafas, kini ia tahu salah satu penyebab keadaan Seungcheol yang sekarang mungkin tidak terlepas dari kepergian Jeonghan semalam. Namun, diantara mereka tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi sebenarnya hingga Jeonghan keluar dari istana dan kembali ke rumah aman sendirian tanpa penjagaan sama sekali.

Jisoo, Mingyu dan Wonwoo masih setia menemani Seungcheol yang tengah beristirahat setelah Wonwoo memaksanya, bahkan dengan izin Seungcheol sendiri, ia memberikan obat tidur agar setidaknya Seungcheol bisa beristirahat. Jisoo, Mingyu dan Wonwoo pun semalaman membahas mengenai hal-hal yang harus Seungcheol hadapi keesokkan harinya.

Keesokan harinya Seungcheol terbangun dengan perasaan hampa. Tidak berada di Istana, tepatnya di kamar pribadinya membuat Suengcheol sedikit linglung. Namun ketika ia sadar sepenuhnya, Seungcheol kembali mengingat wajah sedih beruraian air mata Jeonghan sekali lagi. Itu membuatnya semakin bersalah.

Tok! Tok!

Seungcheol menoleh kearah pintu, Jisoo datang membawakannya sarapan bersama Wonwoo yang akan memeriksa kondisinya kembali. Seungcheol tidak bersuara sampai Wonwoo hendak memeriksanya. Sebuah pertanyaan yang Jisoo sendiri tidak bisa menjawabnya, "apakah Jeonghan juga menerima perawatan yang sama baiknya seperti yang aku dapat?"

Keterdiaman Jisoo membuat Seungcheol kembali kecewa dan menolak perawatan dari Wonwoo. "Kau seharusnya mencari tahu dan memberikan hal yang sama padanya, Jisoo. Itu juga termasuk kedalam tugasmu," ungkap Seungcheol dengan kasar. Seungcheol juga bersikukuh untuk melewatkan sarapannya.

Wonwoo yang melihat tindakan Seungcheol itupun menahan lengan Seungcheol, ia merasa tindakan Seungcheol berlebihan terlebih Jisoo selalu berusaha membereskan segala tindakannya. "Hyung, berhenti egois dan kekanak-kanakan. Jisoo-hyung bahkan tidak beristirahat untuk menyelesaikan seluruh tugasmu," ujar Wonwoo.

[C] The Royal Consort - JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang