The Royal Consort - 18

1.7K 149 17
                                    

Jeonghan berakhir ditinggalkan sendiri di kamar paviliun milik Seungcheol. Jisoo berkata bahwa hal itu dilakukan untuk berjaga-jaga apabila Seungcheol bangun dan membutuhkan bantuan. Jeonghan awalnya tidak ingin melakukan hal itu, tetapi ia juga merasa iba dengan kondisi Seungcheol sehingga ia berubah fikiran. Namun, dimenit selanjutnya, Jeonghan juga terlelap di kursi yang ia bawa dari ruang tengah ke kamar Seungcheol.

Di malam yang gelap, Jeonghan yang terlelap terbangun karena suara yang didengarnya. Jeonghan adalah tipe orang yang mudah terganggu ketika tidur, jadi ia bisa sangat cepat sadar mengumpulkan nyawanya. Mata lesunya melihat Seungcheol sudah berada didepannya dengan tongkat infusan yang ia bawa.

"Seharusnya kau tidak berjalan dulu," ucap Jeonghan serak.

Jeonghan melihat senyum tipis Seungcheol di gelapnya ruangan itu, sebelum Seungcheol mengambil tangannya dan menarik tubuh Jeonghan untuk berdiri, Jeonghan hanya menurut meski kantuknya masih tersisa. "Seharusnya kau tidak usah berada disini dan menyiksa tubuhmu sendiri, ayo berbaring diatas sana," ajak Seungcheol dengan tangan yang masih terasa panas bersentuhan dengan kulit dingin Jeonghan.

Jeonghan berjalan dituntun Seungcheol menuju kasur besar dan lebarnya. Ia duduk di ujungnya lalu kembali menatap Seungcheol. "Kau? Jangan bilang kau akan kembali ke ruang kerja menyelesaikan berkas-berkas yang menumpuk itu? Berhenti melakukan itu dan istirahatlah," racau Jeonghan.

Seungcheol mengelus rambut Jeonghan, "baiklah, kalau begitu aku akan pergi dan istirahat di luar, kau tidurlah," jawabnya. Jeonghan mendecih, kesal dengan jawaban Seungcheol yang begitu keras kepala. Ia pun menepuk sisi kosong kasurnya.

"Tidur disini, atau aku akan kembali ke kamarku," ancamnya.

Seungcheol sedikit terkejut, "apakah boleh?"

Jeonghan mengangguk, "cepat berbaring, aku mrngantuk," rengeknya dengan suara kecil yang manis. Seungcheol yang melihat Jeonghan menguap panjang, kemudian berjalan kembali ke sisi yang sebelumnya dan berbaring di samping Jeonghan yang sudah berbaring dan mulai terlelap.

Salah satu tangannya yang tidak dipasang infus membenarkan posisi selimut keduanya bersamaan dengan Jeonghan yang merubah posisi tidurnya hingga menghadap kearah Seungcheol. Seungcheol pun menatap wajah yang masih terlihat cantik meskipun pemiliknya terlelap. Dalam hatinya, Seungcheol berharap waktu untuk berhenti agar ia bisa menikmati momen seperti ini dan ia berdoa agar ia bisa menjadikan momen ini sebagai kebiasaannya di masa depan, menjadikan kegiatannya melihat Jeonghan terlelap sebelum ia terlelap dan setelah hari yang panjang adalah harapannya.

"Aku mencintaimu... itu sebabnya, aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu, Jeonghan," bisiknya meski hanya sepi yang ia dapatkan sebagai balasan, Seungcheol merasa tenang sekarang.

-

Tubuh ramping Jeonghan menggeliat setelah mendapatkan cukup istirahat. Jeonghan juga merasakan tubuhnya sedikit berat dan hangat sehingga memaksa matanya membuka untuk mengetahui penyebabnya. Ketika mata rusanya terbuka, Jeonghan sudah menebak bahwa Seungcheol lah penyebabnya. Lengan tebal pria itu melingkari badannya. Namun, sedetik kemudian matanya membulat sempurna ketika sadar tangan mana yang tengah melingkarinya itu.

Jeonghan dengan heboh menepuk badan Seungcheol membuat pria itu terkejut dan seketika terbangun dari tidurnya karena tindakan Jeonghan.

"Darah! Darah! Astaga! Choi Seungcheol!" panik Jeonghan segera beranjak dari kasurnya dan menghentikan infusan Seungcheol. Seungcheol sendiri masih mengumpulkan nyawanya hanya mengernyit melihat kepanikan Jeonghan. Kemudian ia melihat tangannya yang membengkak karena infusan.

Melihat kepanikan Jeonghan dan tangannya yang membengkak Seungcheol hanya terkekeh. Membuat Jeonghan mendecak kesal bukan main. "Kenapa kau terlihat sengat panik?" tanya Seungcheol.

[C] The Royal Consort - JeongcheolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang