26

530 30 0
                                    

Happy reading
.
.
.
.


Rido duduk dengan tenang sembari mendengarkan penjelasan gurunya. Ini adalah pelajaran jam terakhir. Pikirannya masih berada pada kejadian tadi di kantin. Mengapa kakaknya tidak melihat ke arahnya? Seakan pusat perhatiannya hanya pada Iben. Padahal dia ingin mendengarkan penjelasan abangnya itu tentang ibu yang menikah lagi. Dia juga ingin tau dimana mereka tinggal. Dia rindu sekali dengan ibunya.

Tak terasa bel pulang sekolah sudah berbunyi. Dia berjalan menuju parkiran. Tidak ada Neo dan Ari membuat harinya sangat sepi. Pada saat menuju parkiran dia melihat Abangnya yang sedang berjalan ke arah parkiran. Dia berlari kecil ke arah Bryan dengan senyum yang tercetak di wajahnya. Dia juga rindu dengan Abangnya, lagipula entah mengapa dia sudah melupakan kejadian tadi.

"Bang Bry ," ujar Rido setelah sampai di depan Bryan.

"Kenapa?"

Mengapa tatapan Abangnya padanya berubah. Tidak ada tatapan hangat lagi. Yang ada hanyalah tatapan datar dan malas? Speertinya Abangnya juga membencinya seperti anggota keluarganya yang lain.

"Bang mampir ke rumah dulu yuk."

"Gue gabisa."

"Yaudah kalo gitu Rido ikut- "

"Engga. Gue mau pulang. Yuk Ben kita pulang," jawabnya sambil menarik tangan sosok yang berada di belakangnya. Ya, itu Iben. Mereka lagi-lagi pergi meninggalkan bocah malang itu sendiri.

Dia akhirnya menuju dimana motornya berada. Pergi dari sini. Meninggalkan Bryan dan Iben yang masih berbincang di parkiran.

Sebenarnya salahnya dimana? Mengapa dia merasa tidak tahu apa-apa dengan keluarganya. Mengapa sekarang semauanya menjauh? Terlalu banyak pertanyaan dalam benak Rido.

Sampai di rumah, Rido langsung menuju ke dalam kamarnya. Tiba- tiba terdengar ketukan pintu dari luar. Dia membukanya dan tampaklah Bunda Saras bersama Reva.

"Kamu makan dulu ya, itu udah Bunda siapin semuanya."

"Iya Bun, makasih."

"Bang Rido," ujar anak kecil dan langsung masuk ke dalam kamarnya.

"Yaudah kao gitu Bunda tinggal dulu ya, Reva yang nurut sama Mas nya."

"Iya Bunda."

Setelah Bunda Saras pergi hanya tinggal Rido dan Reva yang sedang rebahan di kasurnya sambil memainkan bonekanya. Bocah itu mengoceh banyak hal tentang sekolahnya. Sesekali Rido menanggapi dan menggoda adiknya itu. Ya, tidak buruk juga mempunyai seorang adik. Setidaknya kehadiran Reva merupakan hal yang dia syukuri dari banyaknya kejadian yang terjadi di keluarganya.




***

Malam ini para pelayan dan Bunda terlihat sibuk. Rido bertanya kepada salah satu pelayan di sana. Katanya Opa dan Oma dari pihak ayahnya datang. Tubuh Rido menegang mendengar Opa dan Omanya yang akan datang. Walau baru beberapa kali mereka berkunjung, namun kesannya di mata keduanya selalu buruk. Mereka tinggal di Australia, maklum saja mereka jarang kesini. Sekalinya ke sini pasti akan lumayan lama. Tapi setiap mereka ke sini Rido selalu merasa bahwa mereka tidak menyukainya. Dari dulu pun yang ditanya keadaannya hanya Argi dan Bryan. Dia seperti orang bodoh yang berharap dia akan ditanya kabarnya juga.

Waktu menunjukkan pukul 7 malam. Sebuah mobil mewah memasuki pekarangan rumah. Yang ditunggu- tunggu akhirnya datang. Baik Ayah, Bunda Saras, Kak Argi, Reva, dan juga dirinya ikut menyambut kepada sepasang suami istri yang rambutnya sudah memutih.

"Mah, Pah, gimana kabarnya?" ujar Bunda Saras dan Ayah sambil menyalaminya.

Mereka bahkan tidak bisa datang ke pernikahan keduanya karena waktu itu Opanya sedang sakit.

Dilanjut dengan Argi dan Reva yang menyalami keduanya.

Disaat tangan Rido ingin menyalami Opa dan Omanya tidak terlihat tanda- tanda keduanya akan menerima salam tersebut. Ahh padahal sudah biasa namun mengapa masih terasa sakit.

Mereka masuk ke dalam rumah, menuju meja makan sambil berbincang-bincang tentang banyak hal. Ya, banyak. Mulai dari pekerjaan Ayah, kabar Bunda, kehidupan Kak Argi, sampai membahas bocah bungsu keluarga Hegrotama. Ya, siapa lagi kalau bukan Reva.

Rido hanya meremat bajunya sambil menunduk. Mengapa tidak ada yang membahasanya? Setidaknya menayakan kabar atau apapun itu. Tak taukah mereka rasanya diabaikan oleh orang- orang tersayang?
















Jangan lupa vote dan komen !!!

Maaf apabila terdapat typo🙏

SAHASIKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang