VIII

488 64 13
                                    


Lilin dengan pucuk berapi Jun bawa untuk membantunya melihat sekitar.

"Geografi, Peta Dunia. kumohon ada..." deru nya dengan tangan menggeser buku buku di rak. Kakinya ikut berpindah seiring tangannya bergerak. Mencari sesuatu yang seharusnya ada sekarang.

Dan, "Bravo!" Serunya dengan suara pelan. Ia bawa buku itu lantas membukanya seolah hafal. Di sobek lah bagian yang ia inginkan, lalu keluar dari ruangan.

Jun berjalan mengendap endap. Tangan kanan berisi secarik kertas yang ia dapat dari robekan buku tentang Dunia dan segala letak geografisnya. Di tangan kiri berdiri lilin menyala pada cangkir yang ia bawa.

Alpha Tulgey itu melihat sekitar, lalu masuk kedalam kamar.

Perang.

Di dedikasikan untuk kerajaan nya. Namun Jun Nikos yakin, 1000% yakin, Pihak kerajaan terutama Heechul sang ayah, belum dan tidak akan menanggapi ajakan beradu itu.

Namun apa sekarang? Kabar burung mengatakan, Orison sudah dapat serangan. Desa di ujung timur di jatuhkan bom oleh sebuah pasukan. Dan Cappodacia sedang dalam perjalanan.

"Akan sehancur apa dunia jika peledak dan senapan terus menerus terangkat di dunia."

Yang menjadi gundah di hati bukan lah tentang bom di Orison. Jun tak khawatir jika memang kerajaannya ternyata memilih menuruti kata kata Oryn. Tapi fakta bahwa Bathic tak akan turun untuk perang inilah yang membuatnya panik.

Seokmin menipunya. Tentang Rencana prajurit Bathic yang siap tempur jika perang mulai saat itu juga. Menipu soal akan membela Tulgey. Karena nyatanya, Bathic adalah sisi netral yang tak memihak pihak manapun. Tak berniat turun dan turut dalam aksi saling melawan ini.

Peta dunia Jun simpan di atas meja. Tak ada pesawat yang akan terbang dan membawanya Ke Orison, Tak ada kapal yang akan membantunya menyeberangi lautan, dan tak ada maps canggih yang akan mengarahkannya dalam setiap langkah. Jun harus terbiasa melakukannya secara manual.

"Dunia ternyata sangat kecil dari atas," Jun mengira ngira. Ia lihat jarak setiap negara dan berapa lama ia akan melewatinya.

Jangan salah, Nikos tak pernah buta arah. Lebih dari 20 tahun hidup di hutan, Jun tak pernah tersesat atau memilih jalan yang salah. Maka menelusuri lautan, Memang harus ia lakukan!

Walau dalam hati terdalamnya, sungguh ia ketakutan.

.

"Bodoh."

Di halaman belakang istana, Para penjaga menyadari rencana kepergian Jun dan melaporkannya pada pangeran mereka.

Seokmin menarik tas yang di gendong Jun. Teriakan marah terdengar namun Pangeran Bathic tetap memaksa supaya Jun diam di tempatnya.

"Lautan tak semudah danau untuk di temukan ujungnya, Jun."

"Lalu? Berikan barang barangku."

"Dengar," Pangeran Bathic menebas tangan yang mendekat. Menatap dalam dalam mata pangeran hutan, "Kau tahu? kau hanya bencana untuk orang orang disekitarmu."

Tertegun. Jun makin dekat menjahit alisnya bersama, nafasnya tertahan apalagi kala ucapan Seokmin yang lain masuk ke telinganya, "Banyak orang mati karena mu—"

"Kau juga pikir semua itu salahku?"

"Lantas—"

"Tujuan ku hanya menjatuhkan Oryn, Tidak lebih! Semua kekacauan ini tak ada dalam rencanaku. Perang ini..." Jun memundurkan wajahnya, "Apalagi kepergian mereka yang mati bukan keinginanku."

Feromon keduanya beradu. Baik Jun dan Seokmin sama sama menautkan alis mereka. Tangan mengepal juga nafas berderu bersama sama.

"Aku sempat bertanya tanya, mengapa kau mempertahankan ku disini. Lalu mendengar itu aku sadar, Kau takut aku membunuh lebih banyak orang, kan?"

Alphas - The War Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang