V

595 77 9
                                    


Nafas Mingyu masih menderu. Telinganya berdengung parah, sakit. Kepala bak ikut pecah bersama peluru yang keluar dari M21 tepat di sebelah wajah.

Tangan Putra Oryn masih berada di posisi yang sama. Moncong senjata panjang ia pegang dengan kedua tangannya, lalu kala di rasa Pria asing dihadapan berniat menarik pelatuknya, Mingyu angkat senjata itu ke pundak. Hingga kini, mata pangeran solasta masih melebar sejak senjata di tembakan.

"Sial!" Wooshik mengambil langkah, ia memukul sosok jangkung di hadapan dengan lareng panjang tepat di leher membuat Mingyu jatuh masih dengan perasaan tegang. Alpha Tulgey itu berseru, "Kau mengganggu!"

2 hari perjalanan dari desa yang terakhir kali Mingyu dan para warga Raison D'être datangi. Akhirnya dilanjutkan oleh Mingyu bersama beberapa Beta juga Jisoo yang tak kenal menyerah mengikuti. Dari desa ke desa, tempat ke tempat. Karena rata rata warga memutuskan menetap dibeberapa tempat, Mingyu kini hanya bersama para Beta dan juga Alpha serta Omega yang bersedia ikut bersama mereka.

Ya. Mingyu dan kawanan itu kadang bertemu dengan para Alpha dan Omega yang belum tertangkap. Bersembunyi dari petugas yang mungkin saja membunuh mereka. Dan ikut  begitu tahu Mingyu adalah orang yang akan melindungi mereka.

Dan di siang terang, di sebuah desa yang tak jauh dari istana Aita, Mingyu melihat sebuah kekacauan luar biasa.

Para anak muda sedang di ikat di tengah desa. Orangtua mereka sudah terkapar tak mampu berbuat apa apa. Di sekelilingnya, berdiri beberapa orang bersenjata.

Mingyu tahu, mereka bukan utusan pemerintah. Bukan pula anak buah Cappodacia yang selalu berseragam gelap dari atas hingga bawah. Jadi Mingyu cap mereka adalah orang orang yang selalu diceritakan para warga pada Mingyu di setiap desa yang Ia datangi.

Pemburu anak muda.

Bogeman kedua di dapatkan kepala Mingyu. Walau tak terkapar jatuh, namun pening akibat terpukul benda berpeluru itu tak bisa di bilang biasa saja. Mingyu mencoba mengambil oksigen sebanyak yang ia bisa sambil melirik tajam pria yang nampak dengan bangga menantangnya.

Tarikan di lengan membuat Wooshik sedikit terguncang. Apalagi kala perutnya di tinju tak pelan oleh pria di hadapan. Tentu Wooshik lawan, masih dengan pelatuknya ia kini mengarah pada tempurung kepala sang pangeran.

Mingyu dan Wooshik bukan satu satunya yang berkelahi. Di sisi lain, para anak buah Wooshik, yang terdiri dari para pengkhianat Tulgey, Orison, bahkan Cappodacia dan Solaris sedang melawan Alpha dan beta yang sama tak terimanya dengan Mingyu atas perlakuan Wooshik dan kawanannya.

Jika lelaki dengan tatto di tubuh itu mengarah kepala, Mingyu menginginkan bagian bawah. Dengan cepat lutut di tendang, Wooshik jatuh dengan M21 nya yang terlempar. Saat lengah Alpha Solasta membalas perlakuannya dengan membogem rahang kiri hingga Wooshik merasa lehernya tak mampu ia putar.

Kini terkapar, Mingyu tak memberi kesempatan dengan menginjak perut Wooshik hingga sang empunya menjerit kesakitan. Pukulan demi pukulan, walau beberapa kali mencoba melawan, Namun jiwa pemburu Mingyu yang baru keluar bak tak habis untuk sang lawan. Kala pukulan terakhir akan di lempar, sebuah Teriakan terdengar,

"Mingyu!" Jerit seseorang.

Dan sebuah peluru kembali melesat.

"Tidak!"

Tertancap disana, benda kecil namun menyakitkan yang keluar dari senapan menghasilkan luka dan darah. Dada Pak tua Gojin lagi lagi harus terluka untuk melindungi seseorang.

Mingyu terduduk bersama tubuh Gojin tua yang wajahnya juga terluka. Bisa bisanya seorang Beta malah ikut menggantungkan nyawa nya untuk membela orang orang yang bukan rasnya.

Alphas - The War Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang