III

514 74 16
                                    


"Apa maksudmu pemisahan?"

"Memisahkan para—"

"Diskrimisasi?"

"Tidak—"

"Rasisme?"

"Tolong dengar—"

"Kau setuju memisahkan manusia manusia yang jelas setara dan membuat mereka nampak lebih jelas berbeda!"

Bentakan yang keluar dari mulut Seungcheol menusuk semua telinga orang orang di ruangan. Para pemimpin negara menciut kala aura Alpha milik keturunan Oryn itu merambat ke segala penjuru tubuh mereka.

Padahal setengah dari orang orang disana sama sama seorang Alpha, namun ketakutan mereka seolah jatuh dan dibubukan oleh Feromon dan tatapan Seungcheol di ujung meja.

"Yang mulia—"

"Hentikan, aku bukan raja kalian," Seru Seungcheol memejamkan mata, tangannya mengepal di samping wajahnya yang ia sandarkan dengan kepala, ia kembali berujar, "Apapun yang kalian lakukan, Jangan buat lagi kekacauan."

Bangun, Para Alpha itu turut berdiri kala Seungcheol Oryn bangkit dan berlalu pergi. Meninggalkan ruangan rapat yang sudah di duduki beberapa jam tadi.

Apakah salah bersekutu dengan Raja Solasta? Pertanyaan itu terus berputar di kepala Namjoon dan 6 pemimpin negara lainnya.

Namun mau bagaimana lagi, pilihan mereka hanya dua. Walau keduanya memiliki nama belakang yang sama, Namun presiden presiden dunia itu sudah kewalahan mengikuti arus yang Siwon bawa. Yang akhirnya selalu memutus nyawa.

Wonwoo mengekor dibelakang. Sudah 1 minggu lamanya ia tinggal di istana Solasta. Seolah tak punya sesuatu yang harus di selesaikan di kerajaannya, Wonwoo hanya mengikuti apa yang Seungcheol pinta.

"Mereka jauh lebih sering turun kelapangan dibanding dirimu yang mulia," Ledek Wonwoo, tersenyum miring menatap sang sahabat, "Mereka mengurusi negara sungguhan, dikenal orang orang dan memimpin negara nyata."

"Kau pikir wilayahku tak nyata?"

"Jangan bicara seolah aku tak punya posisi yang sama denganmu Oryn, Kau dan aku sama."

Seungcheol memutar tubuhnya, berhadapan langsung dengan pria berwajah kucing berkacamata, "Apa yang ingin kau sampaikan?"

"Keinginan mereka bukan sekedar keegoisan, tapi ketakutan dan rasa menyerah mendalam."

"Kau ingin aku mengikuti alur mereka?"

"Ya. Mereka tahu kemana rencana mereka akan berjalan."

Diam. Seungcheol hanya diam.

"Aku tahu, kau bertanya tanya mengapa mereka tak lakukan rencana mereka sendiri, mengapa harus bersama mu, mengapa mereka memohon supaya kau memimpin ini—"

"—karena mereka tahu, yang bisa melawan Oryn adalah Oryn itu sendiri."

.
.
.
.

Dampak dari padamnya listrik berkepanjangan adalah matinya sebuah kota yang dulunya menjadikan listrik sebagai tunjangam utama kehidupan mereka.

Berjalan jauh dari Raion D'être Mingyu dan kawanan Beta berhenti di sebuah desa mati di pinggiran kota.

Rumah rumah nampak berdebu, seolah para penduduk lari begitu mendengar perang akan terjadi.

Ini adalah hari ke 4 setelah perjalanan  meninggalkan desa terbakar mereka. Mingyu membiarkan Max –Kuda hitamnya– di giring ketempatnya bersama yang lain. Ia berjalan mengikuti beberapa beta lain kedalam desa.

Alphas - The War Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang