Nafas Minghao terus menerus keluar dengan tak sabaran. Sangat tak nyaman walau ia di lindungi oleh beberapa orang. Bukan karena para Alpha dan Beta yang menjaganya terus memalingkan wajah saat bertatap muka, melainkan karena fakta bahwa Mingyu dan kawananya sedang bergelut melawan para militer negara.Setelah berargumen dini hari tadi, Mingyu ternyata mampu meluluhkan Minghao yang tak lagi punya energi. Si manis tak mau lagi menjerit marah dan menangis sia sia. Ia akhirnya di gendong naik ke atas kuda yang kemudian Mingyu turut tunggangi untuk kembali ke tempat pasukannya berjaga.
Kejut senang Chan perlihatkan, namun Minghao tak mampu membalas sapa bahkan untuk mengangkat kepala saja ia tak mau. Ia bersandar lemah di dada Mingyu sampai Alpha Oryn itu izin pergi untuk menjalankan rencana.
Dan sejak saat itu si manis terduduk disini. Sudah hampir 2 jam di minta untuk menunggu, bersama seorang Alpha perempuan dan Beta lelaki yang tak ia kenali. Minghao sebenarnya bertanya tanya soal tempat yang sedang ia tempati, bagaimana Mingyu dan kawanannya menetap di tengah hutan begini? Sejak kapan? Dan, apa yang ingin mereka lakukan?
Tadi ia lihat para kawanan juga Mingyu berlalu bersama berbagai senjata tajam. Senapan hingga pedang. Apapun itu, Jika Minghao boleh berharap, Mingyu sedang melakukan hal baik dan benar.
Namun jujur Minghao tak tahan, ia ingin sekali tahu apa yang sedang mereka rencanakan.
"Tuan," Minghao akhirnya buka suara, "Sudah lama kalian disini?"
Beta asal Raison Deetre itu menggeleng pelan, "Kami tiba malam tadi."
"Memang nya kalian dari mana? Bagaimana kalian tahu tempat ini? Dan aku sebenarnya belum yakin, sebenarnya dimana ini?"
"Sepertinya diamnya sedari tadi akhirnya meledak bersama pertanyaan pertanyaan itu."
Mata Minghao memincing kecil kala kalimat tersebut keluar dari mulut Alpha yang tak jauh berdiri di dekatnya. Si manis ogah menanggapi, ia tak mau berinteraksi dengan satu alpha pun mulai hari ini! Ia masih sebal!
(Mari pura pura lupa saja bahwa si manis menempel pada Alpha Oryn sejak awal)
"Kami dari Aita. Jauh sekali perjalanan kesini, namun itu tak sia sia karena kami berhasil mengumpulkan banyak rekan untuk pergi bersama," Cerita Beta muda itu dengan sebuah senyuman. "Kau tanya bagaimana kami tahu tempat ini? Sebenarnya, Yang mulia Oryn lah yang menuntun kami. Luar biasa. dan jika aku benar ini adalah Cappodacia."
Tatap si manis begitu dalam pada Beta disana. Menjelaskan begitu riang bersama tawa di sela sela. Cerita nya bahkan mampu membuat Minghao termangut tenang.
Mingyu membawa mereka semua? Dari Raison Deetre menuju Istana Aita? Ya, Luar biasa!
Alpha dan Omega yang berusaha setengah mati bersembunyi, mampu ia rangkul dan lindungi. Bahkan Beta beta yang semula tak paham dengan apa yang terjadi, Mingyu beri fakta sehingga mereka mengerti. Dan fakta bahwa banyak sekali yang mengikuti, membuktikan bahwa Mingyu berhasil memperbaiki hati para warga bumi.
Putra Philomath sesekali mengigit bibir. Lehernya terasa begitu lemas apalagi obrolan 2 orang yang menjaganya tentang dunia sedikit banyak menamparnya.
Soal bagaimana bukan hanya dirinya yang menderita. Juga tentang kenyataan bahwa dunia memang selalu tak baik baik saja sejak awal, maka hal yang perlu di lakukan hanya menghadapinya dengan tegar.
Jika Minghao menyerah, ia sama saja seperti membiarkan hal hal jahat menang. Juga berarti Minghao tak menghargai orang orang yang pernah mendukung dan mendoakannya selama ini. Orang orang yang menuntunnya pada hari ini.
Ya, Minghao harusnya mengerti.
Tunduk tertegun Minghao punah saat ia mendengar suara berisik tak jauh dari tempatnya duduk. Begitupun obrolan 2 orang yang sedari tadi bak memberi motivasi hilang begitu senjata di tangan mereka terangkat, sadar atas kehadiran sesuatu dari balik pohon disitu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alphas - The War
FantasyPara Alpha itu akhirnya memutuskan untuk berperang. Baca cerita sebelumnya Alphas - Gyuhao