Hancur. Walau tak ada korban jiwa namun apa yang selama ini di jaga Orison jatuh.Tembok menjulang tinggi yang dulu di bangun Raja Hyegea untuk menghalangi dan melindungi rakyatnya dari para Beta kini runtuh akibat bom yang di jatuhkan tadi pagi.
Beberapa korban luka sudah di evakuasi, namun Hansol sendiri berdiri. Menatap lubang besar yang menyajikan gundukan pasir gersang sejauh mata memandang.
Satu hal yang amat sangat Hansol nantikan, Hal yang sejak dulu Jongsuk janjikan
"Suatu hari nanti, kau dan aku akan pergi dan melihat semua sisi negara ini."
Ini pertama kalinya mata Hansol melihat apa di balik tembok besar yang sudah berdiri hampir 50 tahun lamanya. Gurun gersang itu tak pernah Hansol lihat, Karena janji ayahnya belum di tepati.
"Kau bilang Gurun ini cantik sekali."
Angin berhembus, memberi sensasi unik dimana dingin namun terik menusuk. Hansol berbicara pada dirinya sendiri, "Kau berjanji akan ajak aku menunggangi unta dan menyurusi setiap sudut kerajaan suatu hari nanti." Namun seolah sedang mengadu pada seseorang.
"Kau mau aku jadi Raja yang baik."
Tubuh di putar. Para pengawal menegakan tubuh mereka begitu Hansol berjalan mendekat dengan hentakan dikaki yang begitu tegas. Dari parunya nafas keluar begitu cepat, Pria itu, Ya, Pria itu kini berujar,
"Siapkan balasan pada Tulgey sesegera mungkin."
Para prajurit mengangguk paham. Lalu mulai bergerak dan bersiap melaksanakan perintah. Namun sebuah interupsi datang dari seorang penjaga. Kepalanya terlilit perban, matanya tertutup satu dengan bercak merah sebagai pelengkap.
Ia bersama kaki pincangnya dengan berani berjalan mendekat pada Alpha yang kini berposisi sebagai pemimpin negara.
"Yang mulia," Sanggah lelaki itu terpogoh pogoh. "Ku harap engkau melihat ini."
Di serahkan selembar kertas lusuh, sobek di ujung ujungnya namun masih mampu Hansol pahami apa isinya.
"Surat ini tersebar sejak satu minggu yang lalu. Satu, persatu surat dengan kata kata yang sama terus berdatangan ke desa," Ujarnya, "Kami tak sempat memberi tahumu karena kami pikir anda sudah dapat surat yang sama. Namun itu." Di tunjuk dengan sopan, Pria tersebut kemudian kembali menjelaskan, "Datang bersama sebuah botol kaca. Di simpan di pucuk tembok. Setelah ku baca, bom jatuh kemudian. Namun isinya sama, sama seperti surat surat yang datang sebelumnya."
Lakukan, Apapun yang kau inginkan.
Namun mari ayunkan pedang.
Nooneowns, saat fajar setelah gerhana datang.
Remasan pada kertas di lakukan. Hansol menelan ludah sambil mencoba menstabilkan perasaan. Ia kemudian berlalu, meminta kembali ke istana saat itu juga. Lalu disana, ia teriakan apa yang mengganggu kepalanya.
Semua senapan di simpan. Penembak tak lagi di butuhkan. Alat alat baru yang sebelumnya di siapkan tak akan di gunakan. Kini para prajurit tak lagi mengenakan rompi anti peluru, melainkan baju zirah besi.
"Gerhana datang dalam 5 hari! Persiapkan semua, dan bersiaplah mati!"
Hansol kini sudah menggebu gebu.
.
Benteng sudah berdiri. Gerhana sudah terlewati. Para prajurit berbaris dan bersiap pergi. Dalam radius 1200 meter dari benteng musuh sudah di deteksi. Hansol bertanya tanya, bagaimana Tulgey bisa membangun benteng mereka dekat dengan garis Cappodacia. Namun ia tak mau terlalu memikirkan hal yang tak penting.

KAMU SEDANG MEMBACA
Alphas - The War
FantasyPara Alpha itu akhirnya memutuskan untuk berperang. Baca cerita sebelumnya Alphas - Gyuhao