🍂🍂
Ini adalah bab Revisi, jika berkenan untuk membaca nya ulang, silahkan.
•••
"EMANGNYA mau sampai kapan kita sembunyi gini?"
Helaan nafas itu terasa begitu berat bersahutan dengan udara pagi yang masih terasa begitu dingin untuk berkegiatan. Angelo Christyan — laki-laki itu pada akhirnya menghentikan kegiatan nya untuk membereskan barang-barangnya sebab hari ini dia harus kembali ke Jakarta setelah dinas luas negeri yang sudah di rencanakan. Singapure untuk beberapa hari, bertemu klien adalah sebuah pilihan ke dua, sebab yang sebenernya ia tuju adalah perempuannya. Ketidakberdayaan dirinya yang masih terus menyembunyikan tentang dia dan perempuan yang lebih pendek dari nya ini, perempuan yang tanpa sadar sudah berada di samping nya dalam waktu yang cukup lama, yaitu ; hampir empat tahun. Selama itu pula dia masih belum memahami bagaimana seharusnya membawa sebuah hubungan ini bahkan untuk ke hal kecil sekalipun.
Tidak ada yang ingin menjalani hubungan dengan sembunyi-sembunyi. Jika harus memilih sungguhan, Christyan ingin sekali seluruh dunia tahu bahwa dia memilih perempuan cantik yang selalu bersedia untuk berada di samping nya.
Tapi apa yang bisa dia buat?
Keadaan yang meminta nya untuk seperti ini. Chrityan menggeleng kecil, "Aku enggak tau Flo, tapi aku janji secepatnya."
"Tahun lalu kamu juga bilang kaya gitu, secepatnya. Bahkan aku sampai enggak paham konotasi secepatnya yang kamu maksud tuh' sebenarnya arahnya kemana? Christ, aku enggak sesabar itu kalau kamu mau tau."
Benar, sampai kapan?
Kapan?
"Kalau kaya gini terus, aku milih untuk nyerah aja."
Dengan begitu cepat Chrityan mengalihkan pandangan nya, menatap lekat perempuan nya yang masih nyaman duduk bersandar pada kepala ranjang dengan selimut yang membalut tubuh mungilnya. Flora Shafiqa — barangkali perempuan itu memang sudah mencapai batas kesabarannya. Chrityan akui dirinya cukup payah, keterbatasan berbicara, ketakutan-ketakutan yang selalu mengurung tubuhnya untuk keluar dan berani, Christyan memang payah. Dia kelu, bahkan untuk sekedar membalas ucapan Flora tadi dia tak mampu. Kembali menjatuhkan kepalanya pada sofa, menatap langit-langit apartemen milik Flora yang sudah perempuan itu tempati selama dua tahun belakangan. Matanya kosong, pikirannya kemana-mana, bahkan perasaan nya pun berserakan. Christyan sejujurnya tak paham apa yang membuat dia sedemikian rupa.
"Flo, kalau aku minta kamu untuk sedikit sabar masih mau enggak? Aku — sejujurnya juga enggak mau dalam keadaan yang kaya gini. Kamu pikir, alasan apa yang harus aku kasih untuk bolak-balik Jakarta - Singapore? Semakin lama aku juga yakin pasti akan ke bongkar. Aku enggak pernah memilih untuk menyembunyikan, tapi justru karena aku enggak punya pilihan. Aku kaget kamu punya pikiran untuk menyerah, tapi aku juga sadar bahwa kamu memang layak untuk dapetin pikiran kaya gitu."
"Aku egois banget yah?"
Kedua netra itu saling bertabrakan, entah sejak kapan pula mata Flora rasanya begitu panas, memilih memalingkan wajahnya untuk menghindar tatapan Chrityan — kekasihnya. "Aku minta maaf yah Flo, aku enggak seberani kak Chika." Ungkapnya.
Chrityan terkekeh, padahal jika dipikir-pikir hubungan sang kakak juga tak sebaik itu. Lagi, Chrityan menghela nafasnya berat, memilih untuk bangun dari tempat nya dan menghampiri Flora yang kini pun sama tak berdayanya. Meraih tubuh mungil Flora untuk masuk kedalam dekapannya. "Aku mohon sabar sebentar lagi yah, aku sayang banget sama kamu. Aku minta maaf, bener-bener minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With You
RandomBagaimana aku jatuh cinta, berakhir atau bersama, senang bisa menjalini bersama mu.