🍂🍂Entah apa yang sudah di takdirkan, semua kadang-kadang memang terasa membingungkan. Bahkan ketika dia kembali.
••
KATANYA ; jatuh cinta lah seperti seseorang mencintai diri mu. Tapi, bagaimana jika yang dia dapatkan hanyalah perasaan sakit? Kendati mungkin dia tak sanggup untuk membenci seseorang yang menjadi tokoh utama dalam segala perjalan hidupnya beberapa tahun kebelakang. Dia-Marsha Lenathea. Masih sulit menggambarkan bagaimana dia seharusnya bersikap? Bahkan semua hal yang sudah dia bangun tinggi-tinggi cukup mudah roboh hanya karena manusia yang menaruh banyak luka kembali datang dengan segala tanya yang menyesakkan. Marsha ingat, bahkan ketika sudah menemui Minggu ketiga sejak kembali berjumpa. Dia ingat bagaimana tatapan itu terasa menusuk hingga ke ulu hati nya. Hingga saat ini dia masih saja bingung dengan apa yang terjadi. Pikirannya jauh melayang kebelakang, ketika dia harus percaya dengan tutur-sopan yang menyenangkan, hingga menaruh gemericik sejuk embun taman di dalam hatinya yang hampir mati hingga jadi kembali kering dan benar-benar mati. Dia bahkan jadi lupa caranya percaya dalam jatuh cinta. Semuanya merubah dia menjadi manusia yang paling jahat untuk siapa-siapa yang mencoba singgah. Dirinya masih saja enggan menggeser satu nama kendati cukup banyak luka yang dia terima.
Marsha barangkali selama ini tak mengerti.
Bagaimana seseorang mencintai dengan begitu tulus tanpa haru mengikut-sertakan egois-egois yang bukan berasal dari tempurung kepalanya yang sama-sama keras nya. Marsha juga barangkali masih belum paham, hubungan tentang dua-manusia yang di setir oleh banyak orang ternyata cukup menyakitkan, hingga mampu membuang dia yang benar-benar dicintai dan mencinta. Kadang-kadang situasi nya memang terasa begitu tidak adil, kan? Dulu Marsha sempat mempertanyakan tentang apa dan mengapa yang hingga dia tumbuh menjadi manusia yang baru, tak pernah menemui sebuah jawaban. Terakhir dirinya mencintai seseorang, dia mungkin terlampau jatuh dan terlena, hingga mempercayai bahwa kebersamaan tentang masa depan memang ada. Hingga harap-harap nya harus terpatahkan dengan keputusan-keputusan yang menyedihkan.
Marsha yang patah, ketika mencintai seseorang itu selayaknya seseorang berselancar di tengah-tengah ombak yang menggulung jauh lebih besar. Sangat sulit untuk dilewati. Hingga hari ini dirinya masih saja menemui luka-lukanya belum juga membaik. Atau mungkin-enggan membaik?
Banyak hal yang sudah terjadi selama 24 tahun Marsha hidup. Baik-buruk yang masih saja sulit dirinya mengerti dengan gamblang. Ada kalanya dia menyesali beberapa bagian yang terjadi sekalipun pada akhirnya dia mengalah dan menerima semua hal yang seharusnya memang dia syukuri tanpa harus meneriakkan semua rasa sakitnya. Dia sudah lama menyimpan nya sendiri, mungkin dia juga sudah terbiasa dengan keputusannya, hingga semuanya berubah ketika manusia yang masih wara-wiri dalam isi kepalanya mampir kembali dengan tutur-santun nya tiba-tiba berubah menjadi pedang yang mengoyak-ngoyakan gendang telinga nya. Kenyataan yang membuat dia tumbuh menjadi manusia yang lebih hati-hati juga dewasa entah dalam bentuk bagaimana.
..
"Aku pastikan semuanya akan baik-baik aja, selama kamu ada disini Sha."
Marsha memejamkan matanya erat-erat. Omong kosong itu selalu saja membuatnya semakin menjadi orang yang paling bodoh. Menggeleng pelan menampik segala tenang yang ingin Zee ciptakan. "Pada akhirnya kita enggak akan pernah ketemu sama yang namanya sama-sama kak. Stop it. Stop bilang apapun seakan-akan kamu berusaha lebih, tapi pada kenyataannya kita sama-sama kalah." Ucap Marsha dengan nanar. Nyalang matanya bahkan tak mampu membelah dinginnya malam di kamar ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Better With You
De TodoBagaimana aku jatuh cinta, berakhir atau bersama, senang bisa menjalini bersama mu.