11 | Kultusan

198 23 1
                                    

••

SEBENARNYA jatuh cinta itu perkara yang gampang. Tentu saja jika perasaan-perasaan yang mencakup jatuh cinta itu sama besarnya. Seperti ; sayangnya, suka nya, sedih nya, senang-senangnya, sama rata. Tapi mungkin bagi Flora perkara-perkara itu justru jadi lebih sulit sekalipun sebenarnya dia merasakan semuanya dengan hati. Yang menjadikan dia terkungkung adalah tentang bagaimana hubungan nya dengan Chrityan tidak berjalan dengan baik. Seandainya memang bisa pun, demi Tuhan Flora yakin akan ada yang harus dipertaruhkan, dan itu bukan hal sembarangan yang barangkali bisa Flora penuhi. Perempuan itu menyandarkan punggungnya pada sofa, kerjaannya hari ini tidak terlalu banyak, tapi pikirannya bercabang-cabang. Terlebih jika harus mengikutsertakan tentang kekasihnya yang hidup di jakarta.

Apa kabar dia?

Bahkan untuk sering-sering mengabarinya pun Chrityan cukup sulit.

Terakhir yang Flora tahu kekasihnya itu tengah berada di rumah duka bersama dengan Kathrin - tentu saja. Dia mengabari bahwa Zee tengah dalam keadaan yang tidak baik, sebab kehilangan anak nya. Flora cukup memahami, tapi dua hari setelah itupun laki-laki itu tak kunjung bersua.

Flora jadi mempertanyakan posisinya sekarang. Setahun belakangan sebenarnya yang menjadi orang ketiga dalam hubungan ini, tuh, siapa? Katherine atau justru dia? Flora bukan tidak tahu-menahu, justru sang Angel' selalu mengatakan apapun yang akan dirinya lakukan dengan Kathrin - yang jelas tidak mungkin bisa dia lakukan dengan Christyan selama perjalanannya empath tahun bersama. Tidak usah bertanya, jawabannya jelas Flora merasa iri. Selama itu dia dengan Christyan saja tida bisa menjamin bahwasanya dia mampu untuk benar-benar terlihat dan juga berada. Dan sialnya, kemampuannya justru harus dibelakang layar dan diam-diam. Hal yang menyakitkan namun itu lah faktanya, dia tidak benar-benar diinginkan. Kadang-kadang dia bertanya tentang hubungan yang bagi banyak orang tidaklah masuk akal, kemudian sekarang dia jadi sedikit sadar bahwa ; sebenarnya untuk apa dan juga sampai kapan? Menjadi yang pertama namun justru menjadi yang paling tak diuntungkan.

Flora itu, tidak punya banyak pilihan. Sejak dulu ketika dia harus rela' bagaimana Chrityan dengan Kathrin, dia menjadi orang yang buta cinta. Perasaannya yang besar pada laki-laki itulah yang membuat dia mengizinkannya.

Toh' Chrityan selalu mengatakan bahwasanya ini tidak akan lama. Hingga pada akhirnya Flora jadi sadar bahwasanya waktu yang dikatakan Christyan juga tidak menentu. Jadi sampai kapan dia harus berkelahi dengan keegoisan keadaan?

Jangan ajari Flora soal sabar, itu makanannya sehari-hari. Siapa yang akan kuat melihat pasangannya harus bersanding dengan perempuan lain? Seperti nya hanya Flora, entah benar-benar rela atau hanya dia yang bodoh? Kadang-kadang cinta dan bego memang beriringan.

..

"Siapa sih Flo, yang mau kaya gini. Dalam posisi yang serba salah. Chrityan juga - enggak punya banyak pilihan, dia enggak seperti ku yang bisa bilang ini itu karena aku memilih untuk keluar lebih dulu. Christyan? Dia enggak." Flora menghela nafasnya, sejujurnya jika boleh mengatakan dia takut jika dia lancang pada Yessica Tamara - sang kakak kekasihnya itu. Dia sudah memahami situasinya, tapi hanya orang bodoh yang masih mau di duakan kemudian menunggu hal-hal yang belum tentu berpihak kepada nya. Lantas jika Flora berbicara tentang sabar atau batas kesabarannya, kenapa orang-orang lantas bersikap seolah Flora tidak memiliki perasaan? Jelas Chika tidak akan pernah memahami tentang bagaimana dia sekarang. Toh' apa bedanya Chika dengan Christyan? Adek-kakak itu sependek yang Flora tahu sama-sama menggantungkan seseorang. Mungkin yang membedakannya adalah Chika sedikit beruntung sebab dia berani untuk mengatakan bahwa Victor adalah dambaannya. Sedangkan Christyan? flora justru tidak yakin.

"Kathrin itu pilihan Mami."

"Dan aku bukan termasuk pilihan Mami makanya Christyan enggak berani. Gitu, kan?"

Better With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang