03 | Akhir atau awal?

330 37 8
                                    

🍂🍂

Ini adalah bab Revisi, jika berkenan untuk membaca ulang silahkan.

••


HELAAN nafas itu terus terdengar begitu menyesakkan, lagi-lagi perasaan yang begitu berat menyelimuti dadanya, entah mengapa akhir-akhir ini jadi terasa penuh. Sesekali tangannya memijat pelipis kepalanya yang tiba-tiba terasa begitu pening. Tegukan-tegukan pada minuman bersoda itu bahkan tak mampu mengaliri rasa tenang dalam dada nya. Dia tidak bohong, gemuruh dan kecamuk dalam dada nya masih belum mampu membentuk sebuah kalimat-kalimat untuk  menjelaskan bagaimana dirinya sekarang. Dia tidak bohong bahwa selalu saja terasa begitu pusing jika membaca beberapa point-point dalam dokumen-dokumen di tangannya ini. Tentang perpisahan yang benar-benar nyata terjadi, hari ini menjadi akhir juga awalan yang entah baik ataupun jauh lebih sulit. Zeefano Asadel Najendra — mungkin akan sangat kewalahan mulai sekarang. Sebab, ketika keputusannya sudah benar-benar didengar nya, artinya semua hal yang membawa masuk menuju sebuah pernikahan benar-benar selesai dengan Ashel.

Laki-laki 28 tahun itu tidak akan mungkin tutup mata, bahwa ; setelah ini yang harus dia lakukan adalah menjadi seseorang yang setiap hari mempelajari hal-hal tentang bagaimana menjadi orang tua yang baik dan benar untuk Noel, juga tentang bagaimana menjadi seseorang yang lebih mampu untuk mengambil keputusan nya sendiri. Selama ini, dirinya selalu mengandalkan orang-orang disekitarnya, dan juga Ashel yang selalu cukup berhasil membuat semuanya terasa begitu mudah menjalani perannya. Dia tidak membohongi banyak orang, jika saja dirinya mungkin akan sangat payah dalam kurun waktu yang cukup dekat. Sungguhan, Zee dari sekarang saja sudah  ingin mengatakan bahwa dirinya kemungkinan tidak akan berhasil layaknya Ashel.

"Kayaknya, besok bakal jauh lebih repot. Hah—selamat datang hari-hari yang memilukan." Kembali nafas yang terdengar pilu keluar dari sang pemilik mata tajam. Ollan yang sedari duduk dengan tenang membantu untuk menjelaskan proses-proses akhir, dan juga proses selanjutnya tentang hak asuh Noel Keivano Najendra sang jagoan kecilnya, hanya menggeleng pelan menatap lekat betapa lusuhnya Zee sekarang. Sahabat nya ini benar-benar kacau di dua bulan belakangan persidangan. Entah mengapa jadi cukup sulit melihat sosok Zee yang tegas dan angkuh, hanya ada seorang Zee yang lemah dan payah. "Menyesal sekarang juga enggak ada gunanya kali Zee." Ucapnya lagi.

Kali ini ucapan Ollan berhasil menarik perhatian Zee. Laki-laki itu menganggukkan kepalanya paham, dia tentu saja mengerti situasi ini buruk hanya untuk menjelaskan penyesalannya. Map yang sedari tadi ditangannya, pada akhirnya berpindah tempat. Laki-laki 28 tahun itu menubrukkan punggungnya pada sandaran sofa, menatap nanar seorang Ollan yang masih duduk dengan begitu tenang. "Gue juga enggak mau nyesel sekarang. Dan harusnya emang enggak perlu buat nyesel" Tutur nya. 

"Kadang-kadang gue merasa bodoh aja sih lan, banyak banget beban yang ditopang Ashel, ya?"

Ollan mengernyitkan dahinya, menimbang-nimbang ucapan Zee. Sejujurnya ini adalah kasus terberatnya, kendati ini bukan kali pertama Ollan menangani klien seperti Zee. Akan tetapi yang membuatnya merasa berat dan terbebani adalah ; dua manusia yang memutuskan menjadi pasangan ini adalah sahabatnya. Ollan sangat mengenal sosok Zee, juga dia sangat mengenal sosok Ashel. Tentu aja, jika bukan sebuah tuntutan pekerjaan, Ollan enggan memihak siapapun karena dia cukup paham dengan perjalan-perjalan yang mereka lalui. Tapi pada akhirnya Ollan jadi lebih legowo pula untuk mendampingi Zee di proses hukum perceraian nya ini. Zee memutuskan mengalah dengan keputusan besar yang dipegang oleh Ashel. Tujuan Ashel dari awal cukup jelas, dan Ollan juga paham dengan itu.

Tujuan utamanya adalah berpisah dengan Zee, dengan segala yang sudah dia taruh, kemungkinan Zee akan menjadi sangat egois jika memilih untuk mempersulitkannya. Lagipula, itulah keputusan terakhir yang dirinya lontarkan, sejak 5 bulan terakhir Ollan mendengar nya.

Better With You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang