#3 - Cold as ice, strong as steel

86 17 0
                                    

Di dalam kereta yang sama
Beberapa menit sebelumnya...

"B- bagaimana ini? Aku tidak ingin mati! Tidak! Aku tidak mau!"

Seorang wanita terlihat sedang ketakutan di salah satu tempat duduk kereta. Di sisi lain, orang-orang tengah berkumpul di pintu ke gerbong di depan. Mereka tau apa yang sedang terjadi disana, dan mereka memilih untuk diam, tidak melibatkan diri ke keributan itu, meskipun mereka yakin pada akhirnya orang itu akan mendatangi gerbong ini.

"Demi Tuhan, tutup pintunya! Jangan dibuka! Atau kita semua akan dihabisi."

"Tidak, tunggu! Bagaimana dengan mereka? Aku lihat ada anak kecil disana!"

"Masa bodoh! Pikirkan hidupmu!"

Keadaan disana sedang tidak kondusif, orang-orang berkelahi untuk memutuskan akan menolong atau tidak. Padahal, pada akhirnya mereka tetap akan mati.

Di ujung gerbong, dari kursi paling belakang, seseorang berjalan menghampiri para penumpang itu. Itu adalah seorang gadis muda, dengan pakaian rapi yang ditutupi jubah coklat. Sepertinya dia menyimpan senjata di balik jubah itu. Gadis itu menghadap ke salah satu orang yang menghalangi
"Tolong, beri aku jalan."

Lantas orang-orang kebingungan, "apa yang dilakukan gadis ini? Apa dia mencoba untuk pergi kesana? Apa dia tidak takut mati?"

"Apa yang mau kau lakukan?, Sebaiknya kembalilah ke tempat dudukmu. Ini bukan urusan yang bisa diselesaikan oleh anak sepertimu" ucap orang yang menghalangi itu
"Aku sudah terlalu lama diam. Sudah terlalu banyak darah yang tumpah di kereta ini." Balas gadis itu dengan nada bicarw tegas, yang menunjukkan keseriusannya.

"Tidak."

"Duduklah. Kami akan mencoba melakukan sesuatu." Ucap orang itu, lagi

Mendengar ucapannya, lantas penumpang lain meliriknya.
"Memangnya apa yang bisa kita lakukan? Tuan?!" Ucap salah satu penumpang yang ketakutan

"..."

Suasana menjadi hening. Sedari awal mereka sadar, tidak bisa melakukan apa-apa. Jadi, membuka pintu saja tidak berani, apalagi mencoba melawan. Gadis muda itu mengangkat dagu nya, lalu menarik jubah yang menutupi badannya, memperlihatkan sebuah pedang yang tergantung di pinggangnya. Gadis itu kembali melangkahkan, menghadap orang yang menghalangi itu sekali lagi.

"Dengar, Tuan. Belasan orang sudah mati malam ini, dan itu semua salahku."
Ungkapannya membuat para penumpang kaget.

"J- jadi... Gadis ini yang diinginkan pembajak itu?! Kalau begitu, serahkan dia!"
"B- benar! Pergilah! Serahkan dirimu agar kami selamat!"

Para penumpang itu bersorak meminta agar pintu dibukakan untuk gadis itu. Namun, orang yang menghalangi itu tetap saja melarangnya dan menyuruhnya untuk kembali ke tempat duduk.
"Kau tidak perlu ikut mati. Kau masih terlalu muda untuk itu nak." Ucap orang itu

"Dengar. Aku menghargai kepedulian mu tuan, tapi sekarang sudah berbeda. Biarkan aku kesana, dan berhadapan dengan orang itu. Atau..."

"Atau...?"
"...?!"

Gadis itu semakin serius. Dia menarik pedang yang tergantung secata horizontal di pinggangnya, lalu mengarahkannya ke orang yang menghalangi itu. Sambil kembali meminta dengan kasar agar diberikan jalan untuk pergi ke gerbong berikutnya
"Akulah yang dia cari! Maka akulah yang akan menghentikannya!"

***

" ...Apa ini...? Aku masih hidup?"

ASTERIÓS • Birth Of CalamityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang