#4 - Spearhead

77 18 0
                                    

Beberapa menit sebelum tabrakan

"Kuakui, kau memang tangguh" Roger merentangkan kedua tangannya mempersiapkan serangan penutup untuk mengakhiri kedua lawannya itu. Ini bisa saja menjadi akhir, namun sepertinya gadis itu menolak akhir.

Gadis itu mengangkat perlahan tangan kanannya, dengan kondisi tubuhnya yang lemah tergeletak lalu membuat suatu gestur. Energi pelindung yang sangat lemah terbentuk mengelilingi keduanya, hal itu membuat Roger semakin semangat untuk menyerang
"Bagus! Teruslah bertahan!"
Kedua tangannya mengepal dengan aura energi yang kua, dia membisikkan mantra itu lagi, dan diakhiri dengan kata "Enchance". Lalu berlari menerjang kearah Noa dan gadis itu.

"Bruakkkk_" Roger menghantam pelindung itu, lalu memukulnya secara bertubi-tubi. "Ini sangat aneh" ujarnya, pelindung ini terlihat lebih tipis, tapi begitu kokoh, bahkan lebih kokoh dari yang sebelumnya. Sambil terus menahan rasa sakit, gadis itu perlahan berdiri dan mencoba lagi menghadapi Roger. Mata mereka saling bertatapan, keduanya terlihat seperti dua arah angin yang berlawanan. Roger dengan aura membunuh yang kuat, sementara gadis itu dengan keinginan melindungi.

Setelah beberapa puluh pukulan, pelindung itu mulai retak, membuat gadis itu khawatir dan terus mencoba memperkuatnya. Setiap pukulan yang dihantamkan Roger menghasilkan gelombang yang membuatnya semakin kuat bahkan merusak seisi kereta. Angin bergerak dengan sangat kuat, mereka telah sampai ke kota Avancee dan sebentar lagi akan tiba di stasiun. Mengetahui itu, mereka bertiga sadar kalau tabrakan tidak bisa dihindari. Gadis itu berbalik melirik Noa yang masih tergeletak lemah di sana

"Kutarik ucapanku, kau sangat lemah." Ucap gadis itu dengan dingin.

"Ini dia" dia kembali bergumam, lalu melepaskan pelindung itu, lalu melompat kearah Noa, bersamaan dengan tabrakan yang menghancurkan kereta itu. Bagian rel rusak parah, kereta yang mereka naiki begitu hancur sampai bentuk lokomotif nya sudah tidak terlihat lagi.

***

Dari semua ketegangan itu, Roger melompat menembus keluar kereta lalu berdiri dengan lemah di peron. Roger mengedarkan pandangannya ke sekitar, dan mulai menghitung
"Tiga... Penembak jitu, lima petarung jarak dekat, lalu... Orang itu-" gumamnya sambil melirik kearah atas ruang navigasi. Sepertinya dia menyadari keberadaan pasukan kepolisian Avancee yang siap menyergapnya.

Roger meregangkan otot-ototnya, lalu berjalan kesamping mendekati sebuah kursi panjang di peron.
"Baiklah- satu kali lagi" Dia mengangkat kursi panjang itu lalu menghempaskan kearah depan, mengenai salah satu penembak jitu yang sedang mengamatinya dari sana. Tubuhnya hancur terkena kursi panjang yang di lempar tepat kearahnya.
"Jackpot!" Satu telah tumbang, dua penembak jitu lain mendapatkan aba-aba dari pemimpin mereka untuk menembak. Tembakkan peluru menghujani Roger yang dengan cepat mampu menghindari nya, dia bergerak dengan lincah mendekati dua penembak jitu itu, namun gerakannya dengan cepat terhenti

"Unit jarak dekat!"

Beberapa petarung jarak dekat menyerang nya dari semua arah, membuatnya terpaksa berhenti. Kali ini adalah pertarungan yang lebih intens dari sebelumnya, mereka berhasil menghentikan gerakan Roger, membuka ruang untuk para penembak jitu menjatuhkannya dari jauh. Tapi tidak semudah itu, Roger memutar tubuhnya lalu mengayunkan tendangan yang menghempaskan salah satu unit jarak dekat yang mencoba mendekat.
"Satu jatuh! Kuulangi, satu jatuh!" Ucap salah satu dari mereka, yang terlihat sangat ketakutan melihat kekuatan Roger. Para petarung jarak dekat ini lalu bergerak mundur menjauhi Roger.
"Begitu ya? Sergapan yang mendadak. Tsk- ini terlalu awal, aku baru tiba loh" ucap Roger dengan ekspresi terganggu.

Dari atas ruang navigasi, wanita yang memimpin pasukan kepolisian Avancee itu melompat lalu berdiri dengan tegas diantara mereka. Dia mengangkat tombak dan menodongkannya kearah Roger sambil berbicara dengannya
"Roger, kau sudah jadi buronan di seluruh Republik Damacia, dan kau berani menginjakkan kaki ke Avancee" ucap wanita itu
"Lalu apa? Kapten kepolisian kota Avancee... Tugasku belum selesai, jadi tolong minggir." Keduanya saling bertatapan, Wanita itu mengangkat tombaknya dan memperkenalkan dirinya di hadapan si kriminal

"Namaku Lula D'Aramitz. Kapten pasukan khusus kepolisian kota Avancee. Dengan ini mengangkat tombak ku, diatas semua kejahatan yang kau perbuat untuk menahanmu!"
Wanita itu, Lula. Dia sekali lagi menodongkan tombaknya kearah Roger lalu memberi perintah pada unit nya untuk menyerang Roger. Pertarungan yang semakin sengit dari sini tidak dapat dihindarkan.

***

Di dalam kereta, yang sudah tidak terlihat seperti kereta itu. Gadis itu, Ivona sedang mencoba meraih tangan Noa yang terjepit di bawah reruntuhan. Sementara Noa terus mengulurkan tangannya sambil berharap untuk diselamatkan olehnya
"Maaf! Aku gagal melindungimu di akhir! Maafkan aku! Aku bersumpah, awalnya aku ingin melompat kearah mu sebelum tabrakan itu!" Ivona berteriak. Noa membalasnya dengan suara sesak seperti sedang menahan rasa sakit
"Aku- tolong saja aku! Aku tidak bisa bergerak, tubuhku-" geramnya dengan khawatir

Yvona menyentuh bongkahan-bongkahan dan reruntuhan dari kereta yang menimpa tubuh Noa, lalu merapalkan sebuah mantra yang terdengar seperti Doa?

"Verdenia... Yang menghidupkan dan mematikan-"

Mantra itu menciptakan sebuah lingkaran magis yang memanggil angin, yang seketika menghembuskan bongkahan-bongkahan dan reruntuhan yang menimpa tubuh Noa. "Tuan!" Noa terbaring disana tanpa bisa bergerak sedikitpun, darah mengalir dari tubuhnya yang membuat Yvona semakin khawatir akan kondisinya. Sementara itu

***


Diluar kereta, di dalam stasiun. Pasukan khusus kepolisian Avancee yang dipimpin oleh seorang kapten wanita bernama Lula D'Aramitz sedang bertempur dengan sengit melawan Roger. Pertarungan itu terlihat masih diungguli oleh Roger yang dapat dengan mudah menjatuhkan para personil pasukan kepolisian satu persatu

"RRRAHHHH_!"

Tetapi, meskipun dengan begitu ganasnya Roger bertarung, mereka tetap dapat bertahan menjaga posisi mereka sampai aba-aba berikutnya tiba.
"Angkat jaring!" Seru Lula. Mereka kemudian mengeluarkan senjata lain dari belakang mereka, yaitu sebuah penembak tali yang berikutnya di gunakan untuk menghambat gerakan Roger. Di waktu yang bersamaan, Lula mengangkat tombaknya dan melompat kearah Roger yang sedang terpojok.

"TAHAN-!" Roger memberontak. Dia menggerakkan tubuhnya dengan kuat sampai terlepas dari ikatan yang menghambatnya. Bersamaan dengan itu, Lula melompat dan melemparkan tombak lurus kearah Roger yang berhasil menembus perutnya. Roger terkejut, begitu melihat darah mengalir dari lubang yang terbuka di perutnya. Keadaan dengan cepat berbalik, kali ini Lula dan pasukan kepolisian Avancee berada diatas Roger.

"Gerakannya... Begitu cepat" gumam Roger. Lula melayang dengan cepat, melesat keatasnya dan menghantam wajah Roger dengan tendangan keras sampai menjatuhkan pria itu.
"Tahan...!" Pasukan kepolisian itu mulai mengerumuni tubuhnya yang terjatuh, Lula menarik tombaknya yang menancap di lantai, lalu mengarahkannya ke leher Roger yang telah menyerah. Dengan begini, si pembajak kereta itu telah diamankan.

"Target. Diamankan"
Lula mengedarkan pandangannya ke sekeliling, lalu memfokuskan perhatian nya pada kereta yang sudah hancur karena tabrakan sebelumnya.
"Ivona...!" Dia berlari menghampiri gerbong yang hancur itu sambil memanggil-manggil nama Ivona. Benar saja, dari gerbong yang hancur itu Ivona berjalan sambil membantu Noa berjalan keluar gerbong. Keduanya berhenti begitu melihat Lula melambai-lambai senang, lalu saling bertatapan

"Apa itu... Temanmu?"

"Ya Tuan, kau akan baik-baik saja-"

Noa mengambil nafas dalam-dalam, lalu terjatuh tak sadarkan diri. Ivona menyaksikannya terjatuh, lalu tersenyum tipis sambil ikut membaringkan badannya di lantai. Keduanya pingsan di tempat.

"...?!"

"Ivona...!"

_____________________________________________

Next : #5 The City of Inventor

To be continued...

ASTERIÓS • Birth Of CalamityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang