#9 - Seeking answer

31 7 0
                                    

Anhaunsen Prison, Avancee

Di malam yang sama, Lula sedang berjalan di lorong gelap di penjara Anhaunsen, salah satu penjara terbesar dan dengan keamanan terketat di seluruh Damacia. Lula di kawal oleh dua orang sipir yang bertugas menjaga dengan ketat sel tahanan spesial ini

"Tahanan spesial? Dia ada disini?" Tanya Lula kepada kedua sipir

Keduanya mengangguk sambil mengarahkan kapten kepolisian Avancee itu ke sel yang terletak di sudut gedung ini, tempatnya tepat di ujung lorong gelap itu. Mereka membuka pintu lorong yang mengarah langsung ke sel, begitu dibuka lampu-lampu putih terang menyala, mengubah lorong yang gelap itu menjadi ruangan terang yang terlihat bersih. Dari dalam ruangan sel itu, keluar seorang petugas dan personil yang sebelumnya sedang menginterogasi, mereka segera menghampiri Lula yang sedang berjalan kesana.

"Kapten! Dia ada di dalam. Aku sudah menginterogasinya cukup lama, tapi tidak ada satupun kalimat yang berguna yang keluar dari mulutnya... Dia terus-menerus memaparkan omong kosong" jelas si petugas

"Aku akan bicara dengannya, mulai dari sini kalian berdua aku beri tugas. Tolong lakukan patroli di kediaman Arnest... Dan rumahku"

"Siap laksanakan!"

Lula menghela nafas, lalu mengambil langkah memasuki ruangan sel yang tertutup itu. Di dalam, dia bertemu dengan Roger yang sedang duduk diam di kursi kecil, matanya melirik tajam kearah Lula, pria itu menggeser kursinya ke meja bersamaan dengan Lula yang duduk di kursi di seberang nya

"Roger." Ucap Lula dengan tenang

Pria itu membalas dengan mengangguk sambil mendengarkan omongan Lula

"Aku mengerti, kau mencari Metirium?"

Kali ini Roger membalas dengan tersenyum, lalu tertawa kecil di hadapan Lula. Pria itu menaruh tangannya yang di borgol keatas meja, lalu kembali menyipitkan matanya dengan tajam kearah Lula.

"Tujuh gerbong, dan 6 telah kau bajak. Kau tau berapa banyak korban karena aksimu itu? Di Republik Damacia ini, pelaku pembantaian tidak akan langsung mendapatkan mati, mereka akan disika. Satu nyawa sama dengan satu tahun siksaan untuk pelaku pembantaian"

Kali ini pria itu membuka mulutnya

"Dunia ini sudah cukup menyiksa, tidak ada yang bisa membuatnya lebih buruk lagi... Kapten" Roger menghapus senyum tipis di wajahnya, dan menggantinya dengan wajah yang lebih serius

"Oh? Aku tidak tau kau sedramatis ini"

"Bicara soal Metirium... Ya. Aku sengaja menutup mulutku ketika di interogasi oleh bawahan mu itu, aku ingin langsung mengatakannya pada sang kapten" jelas Roger sambil mengangkat dagunya dan menatap sombong kearah Lula

"Apa yang kau mau dari bijih itu? Menjualnya di pasar gelap?" Lula kembali bertanya

"Tidak... Kau tidak mengerti, tapi mungkin adik kecil mu itu mengerti. Metirium bukan bijih biasa yang bisa kau jual seenaknya..."

"Ku akui, kau cukup hebat dengan merencanakan ini semua, kau bahkan sampai mencari tau tentang keluarga ku..."

"Hahaha... Bukan aku yang merencanakan ini semua, itu mereka"

Lula berdiri dan menghampiri Roger, dia menarik tombak dari punggungnya dan mengarahkan ke leher Roger. Kali ini Lula yang merasa terganggu dan kesal karena tadi Roger menyindir tentang adiknya, Ivona. Kapten kepolisian Avancee itu menekan ujung tombak ke leher Roger, darah terlihat mengalir sedikit dari sana

Roger menundukkan kepalanya, gestur sombong yang tadi ditunjukkan olehnya tiba-tiba hilang, kali ini dia paham situasinya yang terpojok dengan ujung tombak yang tajam itu menempel di lehernya dan bisa kapan saja membunuhnya. Tapi dia malah tersenyum

ASTERIÓS • Birth Of CalamityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang