16 - Senjata Si Kesatria

11 3 1
                                    

“Apakah Elaine baik-baik saja, Thea?”

Viola sudah terbangun dari pingsannya keesokan paginya. Viola hanya melihat Thea dan Bryan di sekelilingnya. Dia juga berada di ruang rawat yang sama dengan Jarrel.

“Nona Elaine baik-baik saja, nona. Apakah anda masih merasa pusing?”

Viola menggelengkan kepalanya, lalu dia menundukkan kepalanya. “Maaf, aku tidak bisa menahan Oliv kemarin.”

Thea menghampiri Viola dan mengusap pelan rambut gadis itu. “Nona, jangan merasa bersalah. Waktu itu tubuh anda dalam kondisi lemah dan tidak dapat menahan Oliv untuk muncul.”

“Tapi, Oliv hampir membunuh satu-satunya titik terang dalam kasus Jarrel, Bunda dan terorku. Hanya dia yang bisa membuat kita tahu siapa dibalik semua ini.”

Bryan menghampiri Viola. “Nona, mungkin anda tidak ingat. Saat Oliv mengambil ahli tubuh anda, dia memberikan ancaman pada perawat itu dan membuatnya mengakui siapa yang mengirimnya.”

Viola langsung menoleh pada Bryan dengan mata sedikit membulat terkejut. “Siapa yang perawat itu katakan?”

“Perawat itu berkata dia dikirim oleh Tania Diatmika.”

Viola terdiam sebentar, dia menatap Bryan dengan tatapan rumit. “Apa benar dia menyebutkan nama Tania?”

Bryan menganggukkan kepalanya. Viola yakin jika Tania bukanlah orang dibalik semua masalah ini. Bryan melihat keraguan pada diri Viola, dia kembali berucap, “Nona, sepertinya orang yang mengirim perawat itu menggunakan nama Tania. Saya juga tidak yakin jika Tania adalah RB.”

Thea menganggukkan kepala, setuju dengan ucapan Bryan. “Saya juga nona. Setelah si perawat dibawa ke kepolisian, saya langsung mencari hubungan keluarga Diatmika dengan Nyonya Kartika dan Tuan Damian. Tapi saya tidak menemukan apapun, keluarga Diatmika tidak memiliki alasan untuk membunuh anda, Tuan Jarrel dan Nyonya Kartika.”

Viola terdiam lagi. Memang jalan satu-satunya adalah mendapatkan potret RB dari kesaksian si perawat. Hanya perawat itu satu-satu cara agar dia mengetahui siapa yang mengincar keluarganya.

“Bryan, apa kau sudah mencari rekaman cctv saat aku dijebak?”

“Sudah, nona. Tapi sayangnya, sebelum kejadian anda dijebak semua cctv di seluruh sekolah rusak hingga tragedi anda dijebak. RB juga tidak meninggalkan sidik jari sama sekali di ponsel anda. Maaf nona, saya tidak bisa menemukan bukti yang lain hanya itu yang bisa saya dapatkan.”

“Tidak apa-apa, Bryan. Musuh kita kali ini sudah merencanakan semuanya dengan sangat baik, kau tidak perlu merasa bersalah. Sekarang yang harus kita fokuskan adalah mengawasi perawat itu agar tidak terbunuh, hanya dia kunci satu-satunya untuk menemukan RB. Kirimkan beberapa orang untuk membantu Mahesa mengawasi perawat itu.”

Bryan menganggukkan kepala. “Baik nona, saya akan melaksanakan perintah anda.”

Viola kemudian menatap Thea. “Apa pria itu menanyakan keadaanku?”

Thea menggelengkan kepalanya. “Tidak, nona. Sepertinya berita anda yang terluka belum sampai kepada Tuan Damian.”

“Apa Elaine yang mencegah berita itusampai ke pria itu?”

Thea terdiam sejenak, lalau mengangguk ragu-ragu. “Mungkin saja iya, nona. Saya akan mencari tahu itu sekarang.”

Viola mengangguk kecil. “Jika terbukti Elaine yang mencegah berita itu sampai ke pria itu, katakan pada Elaine untuk menghentikannya. Mata-mata yang dikirim Damian masih belum tahu masalah yang aku alami, dia hanya tahu aku diteror. Jika sampai Keluarga Nelson turun tangan, pria itu akan mencurigai jika masalah yang kualami ini sangat besar.”

Janji Kesatria || Chaewon Le SserafimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang