Jennie prov
Aku menggeliatkan badanku yang masih di atas ranjang, aku membuka mata dan melihat tidak ada lisa disampingku.
Aku mengedarkan mataku dan iya dia tidak ada dikamar.Aku bangun dan mengikat rambutku asal asalan. Menuruni tangga dan mencari dia di bawah. Tidak ada juga. Dan ketika aku berjalan menuju kolam renang aku melihat nya di ruang gym pribadinya ruangan itu hanya berbatas kaca jadi aku bisa melihatnya dari luar.
Dia sudah sangat mengkilat dengan keringatnya. Itu membuatnya terlihat sangat keren dan iyah tentunya menarik. Pantas saja gadis gadis itu selalu berteriak histeris ketika melihat nya sedang main basket. Aku melipat tanganku didepan dadaku, menatapnya dengan senyum.
----^^^
Aku akan membuatkan nasi goreng khimci kesukaannya, karna pasti dia akan lapar setelah menyelesaikan olahraganya.
Aku berada didapur, iya aku lebih senang didapur dari pada bergabung dengannya dan mengikuti olahraganya.
Sesekali aku mengarahkan pandanganku ke sana karna ruangan itu masih terlihat dari dapur. Apakah pemandangan seperti ini yang akan aku lihat setiap hari jika aku bersama lisa dimasa depan. Aku mengaduk nasi gorengku dengan tersenyum seperti orang bodoh membayangkan itu.
Aku menyadari seseorang berjalan menujuku.
"Mandi dulu jika kau ingin memelukku" kataku dengan masih fokus ke masakanku.
"Yahhh... kau tau aku datang" katanya dengan mengambil air dikulkas
"Mandilah. dan cepat kembali, aku akan menyiapkan sarapan untukmu"
"Yess mommy. Cupp.. selamat pagi" katanya dengan cepat mencium pipiku dan membuat pipiku basah karna keringatnya menempel.
"Lalisaaaaaa....." teriakku dan membuatnya lari menuju kamar
______^^^
Suasana hening hanya ada suara dentingan sendok dan piring.
"Setelah ini aku ingin mengajak mu bersenang senang sebentar sebelum kau pulang, apa kau mau?" Katanya sambil terus fokus makan.
"Tentu sayang" kataku dengan senyum dan oh aku terkejut ketika memandangnya
"Yaampunn hon, apa kau merasa sakit, hm?" kataku dengan cemas dan buru buru bangun dari duduk ku untuk mendekatinya.
"Tidak, kenapa memang?" Katanya dengan ekspresi bingung
"Hidungmu berdarah, kau mimisan" kataku dengan menarik dagunya dan menutup hidungnya dengan tissue.
"Oh tidak apa apa hon, ini sudah biasa terjadi" katanya dengan tenang sedang kan aku panik melihatnya.
"Tidak, jangan dibiasakan!!" Kataku dengan terus membersihkan hidungnya yang darahnya belum berhenti.
"Maaf merusak sarapan kita" katanya dengan nada bersalah
"Aku tidak memikirkan sarapan itu lagi" kataku dengan masih cemas
Setelah beberapa menit darahnya sudah mulai berhenti, dan aku cepat cepat mencari obatnya agar dia meminumnya.
"Kita tidak usah pergi saja hon, kau istirahat saja kau pasti kecapean" kataku dengan memberikan beberapa pil nya
"Aku tidak apa apa hon, percayalah" katanya dengan nada memaksa.
Aku hanya bisa mendecak kesal karna dia ingin kita pergi dulu sebelum mengantarkanku pulang.
______^^^
Dia mengajakku ke daerah perbukitan, entah dimana aku tidak tau. setelah mengendarai mobil cukup lama, kita berjalan beberapa meter lagi melewati jalan setapak dan iya betapa terkejutnya aku ketika dia mengajak ke area taman yang di buat di atas bukit dan terdapat danau yang luas di depan bukit yang lainnya. Ini benar benar sejuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love You
Short Storycinta membuat mereka bingung, bagaimana tidak? banyak yang harus di tutupi untuk sekedar menjaga cinta. sampai sampai mereka diberi kekuatan untuk saling mematahkan.