48. Negosiasi untuk sebuah nyawa

1K 56 0
                                    

48.

1 tahun  kemudian

"Aku hamil.." dia berbisik saat ku melakukan panggilan dengan klein ku.

Aku berbalik menghadapnya dengan mataku yang melebar karna terkejut.

Iya kami sudah menikah satu tahun yang lalu.

"Maaf Mr. Song nanti saya akan menghubungi anda lagi" aku langsung mematikan telfonku dan memegang kedua bahunya.

"Apa..? Coba katakan lagi?"

"Aku hamil, kau akan menjadi dada.." katanya dengan menunjukan alat tes kehamilan dan iya itu positife.

Aku memeluknya dengan sangat erat dan aku rasa mataku sudah berkaca kaca.

Dia menarik ku dari pelukannya dan dia mengusap lembut pipiku.

"Kau menangis, hm? Baby lihat dada menangis.. dia mulai cengeng" katanya dengan nada mengejekku.

"Apa yang kau katakan, hm..? Aku hanya terlalu bahagia karnamu. Terimakasih sudah memberiku kebahagiaan ini, selamat kau akan menjadi mommy" aku memeluknya lagi dan yaTuhan aku sangat mencintainya.


Beberapa minggu kemudian

Aku sedang berada di ruang kerjaku, dengan setumpuk dokumen yang harus segera aku selesaikan, belum lagi tentang buku yang akan aku rilis untuk kesekian kalinya.

"Hon..." dia memanggilku dengan menunjukan nampan yang dia bawa.

Aku melihat kearah suara lembut itu, siapa lagi kalau bukan dia istriku tercinta.

"Apa? Nasi goreng khimci lagi..?"

"Tepat sekali.."

"Honey.. tapi kau sudah memasakanku nasi goreng khimci setiap hari dan ini sudah seminggu.."

"Tapi ini kan kesukaanmu.."

"Iya tapi bukan berarti pagi siang malam kau hanya memasak ini untukku"

"Sebenarnya aku yang ingin makan ini.."

"Yasudah makan lah, duduk disini.." aku menarik kursi disampingku dan dia menggeleng.

"Tapi aku lebih suka lihat kamu yang makan" katanya dengan senyum bodohnya dan aku hanya menghela nafasku.

"Kau tidak mau..? Kau ingin baby didalam sini ileran nanti..?"

"Baby terus alasannya, yasudah sini.."

Iya sekarang jennie sedang mengandung anakku, oh tepatnya anak kami. Kami berhasil melakukan program ivf tentunya dengan donor sperma yang dilakukan dengan dokter terbaik di London yang dikenalkan daddy.
Dan ini sudah 2 bulan usia kandungannya, jennie juga sedang dalam masa mengidam, seperti ini contohnya.

"Aku akan makan, kau duduk disini" aku menepuk kursi disampingku, dan dia dengan senangnya langsung menurutinya.

"Sial... kenapa nasi goreng khimci buatan jennie selalu enak.. aku jadi tidak bisa menolaknya" batinku

Jennie menatapku dengan senyumannya.

"Kau mau?" Aku menawarkannya dan dia menggeleng dengan cepat.

Aku melanjutkan makan ku dan tiba tiba

Plakk..

Dia memukul lenganku dengan wajahnya yang cemberut.

"Aduh... kenapa lagi honey, kau memukulku"

"Dasar bodoh..! Tidak peka.." dia menyilangkan kedua tangannya membuatku bingung.

"Tadi katanya tidak mau, yasudah aku makan lagi.."

Sorry, I Love You  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang