33. futurw shadow

444 37 2
                                    

Di kamar kami

Lisa pov.

Setelah kami menikmati waktu didanau kami memutuskan untuk langsung beristirahat.

Kami sedang berbaring diranjang dikamar, dan aku menatap langit langit lalu tangan kananku bermain main di udara seakan akan menggambar sesuatu disana, sedangkan dia memainkan jari jari tangan kiriku.

"Hon..." dia memanggilku

"Hm.." aku bergumam sambil memainkan tanganku diudara seakan akan membidik cicak didinding.

"Terimakasih untuk hari ini.." dia berhenti memainkan jari jariku dan langsung memeluk lenganku.

"Segalanya untukmu hon.." aku mencium keningnya

"Berjanjilah untuk tetap bersamaku hon.."

Aku diam hanya membelai lembut kepalanya.

"Hon...?"

"Ne hon.. aku janji"

YaTuhan apakah baru saja aku berbohong padanya?.. gumamku dalam hati

"Kau tau tidak, aku sering membayangkan kehidupan kita nanti 5 tahun kedepan, apa kau pernah sepertiku membayangkan kehidupan kita nanti?"

Sungguh aku tidak pernah membayangkan dia akan bertanya hal seperti ini, jujur saja aku binggung untuk menjawabnya.

Aku terus mendengarkan apa yang dia ceritakan padaku.

"Aku membayangkan, mungkin saat itu kita sudah bertunangan, mungkin? Kita akan hidup mandiri mungkin dimulai dari kita memiliki apartment, tidak perlu unit yang mewah, yang sederhana saja cukup buat kita. Sesekali aku akan meminta mu memasakan untukku, meskipun kau tidak pandai memasak sepertiku tapi kau akan tetap melakukannya karna itu aku yang minta dan aku tau kau akan tetap melakukannya karna kau sangat mencintaiku, iya kan..?"

"Oh atau bahkan saat itu mungkin kau sudah menikahiku, kau akan mengatakan bahwa kau mencintaiku setiap kali kita akan tidur dan setelah kita bangun tidur. Dan seperti biasanya kau akan terus memeluk dalam tidurku, bahkan saat aku sedihpun kau akan menenangkan ku lalu kau akan membelikanku es criem seperti biasanya. Bahkan kau akan sabar menghadapi ku yang suatu saat aku terus ngomel saat kau diam diam ikut balapan dengan teman temanmu"

"Hon... aku ada sesua__..." aku belum menyelesaikan ucapanku dan dia memotongnya

"Aku juga membayangkan kita memiliki keluarga kita sendiri. Kita memiliki malaikat kecil di tengah tengah kita.
Kita akan memiliki Lisa kecil yang nanti akan mengganggu mu ketika kau membuat bukumu atau bahkan mengganggu ku saat aku menggambar desain baju. Unit kita akan terasa ramai dengan suara kalian yang akan sama sama memanggilku.. mommy... mommy.. saat aku sibuk memasak untuk kalian atau mungkin kau membuatnya menangis lalu dia akan berlari mencariku sambil mengadu.. mommy...dada meminum susu coklatku... dan aku akan memarahimu"

Dia mendongakkan wajahnya dan menatapku, tanpa sadar aku meneteskan air mataku.

"Hon... aku__.." lagi lagi dia memotong ucapanku

"Katakan padaku, bagaimana denganmu membayangkan kehidupan kita nanti, hm?"

Aku diam karna sesungguhnya aku menahan air mataku.

"Kapan rencananya kau akan memberitau ku, hm?" Katanya dan aku menatap matanya lalu mengerutkan keningku .

Aku memejamkan mata dan menarik nafasku karna aku tau apa maksud dari pertanyaannya.

"Hon.. sesuatu akan aku katakan padamu, rasanya aku sudah tidak bisa menyimpan ini lagi darimu.." aku mengambil tangannya dan meletakannya di dadaku.

"Hon... jantungku.." aku memejamkan mataku dan dia terus menatapku dengan mata yang sudah berkaca kaca "selain kebocoran, jantungku juga divonis gagal jantung hon, dan iya dokter sudah menyatakannya bahwa keadaanku semakin menurun dan mereka memperkirakan hanya 2-3 tahun bertahan.." kataku dan dia mulai menetesaka air matanya

Sorry, I Love You  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang