Setelah lisa dipindahkan ke dalam ruangan biasa, aku dan teman teman menemaninya disana. Iya meskipun dia memakai selang oksigen dan kabel yang menempel didadanya setidaknya ini lebih baik dari waktu itu. Karna kali ini aku bisa menemani disampingnya selama yang ku mau.
Rasanya bunyi monitor waktu itu saja belum hilang dari pikiranku sekarang aku harus mendengarkannya lagi.
Teman teman lisa dan teman temanku duduk di sofa
Aku dan jisso unnie masih di dekat lisa, aku duduk di kursi dengan menggenggam tangannya dan jisso unnie duduk di ranjang sejajar dengan kaki lisa.
"Unnie, lihatlah.. adikmu memiliki kekasih yang begitu kuat" kataku dengan nada bangga dan menatap lisa yang belum sadar
"Iyaa jen, makanya aku selalu mempercayakan kamu padanya" katanya dengan mengacak acak pelan rambutku.
"Asal kau tau, dia selalu membuat adikmu ini bahagia, dia selalu mengutamakan kebahagiaan dan kenyamananku unnie"
"Kau beruntung memiliki nya"
"Sangat beruntung. Aku merasa berharga dengan caranya menjagaku, aku merasa istimewa dengan caranya menyayangiku dan aku merasa bahagia karna dia selalu mencintaiku"
"Percaya padaku aku akan membantu kalian dalam menghadapi dad, karna aku lebih percaya kau akan bahagia jika kau bersama lisa"
"Terimakasih unnie"
_____^^
Betapa bangganya aku memiliki kekasih sepertimu hon, lihatlah teman temanmu semua ada disini dan mereka tidak mempermasalahkan sakitmu.
"Jen, kita pamit pulang duluan ya. nanti malam kita akan kesini menemanimu lagi"
Kata irene dan teman teman yang lain."Baiklah. Terimakasihh ne sudah membantu ku dan lisa"
"Kau hati hati disini, nanti aku akan bawakan makan dan baju ganti untukmu" kata unnie jisso
"Iyaa unnie terimakasihh, kalian hati hati di jalann"
______^^^^
Ini sudah pukul 7 malam dan lisa belum juga bangun, dia masih beristirahat sangat nyenyak tapi aku selalu berbicara padanya seolah olah dia akan menjawab semua obrolanku.
"Sayang, kau tau? Hari ini lagi lagi kau membuatku bangga, selain menarik dan yang pasti kau juga sangat kuat menghadapi ini semua" kataku dengan menggenggam tangannya
"Kau menepati janjimu, bahwa kau akan menemaniku selalu"
"Apa kau tau, aku berusaha keras untuk berteman dengan suara monitor mu?"
"Terkadang aku takut bunyi monitor itu berubah menjadi bunyi yang panjang, tapi kau selalu membuktikan padaku bahwa kau akan baik baik saja"
"Aku sangat mencintaimu hon, bangunlah dan katakan bahwa kau juga mencintaiku kan?"
Detik itu aku sadar ternyata aku berbicara sendiri dan membuat air mataku menetes aku terisak dan menundukan kepalaku di ranjannya.
Oh sebentar.. aku menghentikan isakanku dan mendengarkan baik baik. Aku mendengarnya memanggil ku dengan lirih. Iyah dia memanggilku, aku menegakkan badanku dan melihat ke arahnya, dia sudah membuka matanya.
"Hon kau sudah bangun?" Kataku dengan suara yang masih bergetar
"Apa kau banyak menangis pasti hari ini, hm?" katanya dengan mengangkat pelan tangannya yang masih lemah dan mengusap lembut pipiku.
"Tidak, aku tidak menangis sayang" kataku dengan senyum dan berusaha meyakinkannya
"Maaf membuatmu khawatir lagi"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love You
Kurzgeschichtencinta membuat mereka bingung, bagaimana tidak? banyak yang harus di tutupi untuk sekedar menjaga cinta. sampai sampai mereka diberi kekuatan untuk saling mematahkan.