Keadaan lisa sudah mulai membaik dari sebelumnya, meskipun selang oksigen masih menempel dihidungnya.
Aku merasa sedikit lega melihatnya sudah baik baik saja, walaupun bayangan malam itu masih terus muncul dipikiranku, dimana aku tidak merasakan dia bernafas.
Mommy dan daddy nya lisa belum sampai karna ada gangguan penerbangan dibandara.
"Makan dulu ne.. aku akan menyuapimu.." kataku dan dia menggeleng tidak mau lalu aku memandangnya dengan cemberut.
"Sedikit saja.."
Dia meraih tanganku
"Apa mommy... tau ?"
Aku menggenggam tangannya dan mengusap lembut punggung tangannya.
"Iya.. mereka sedang dalam perjalanan pulang, sabar ne.. sekarang biarkan aku menyuapimu.."
Aku memajukan suapanku ke mulutnya dan dia dengan patuh melahapnya.
Tapi dia memejamkan matanya untuk menelan makanan nya, membuatku bingung.
"Kenapa..? Apa ini panas..?" Kataku dengan mengelap bibirnya.
"Tidak enak, aku akan makan buatanmu saja nanti dirumah.."
Katanya dengan ekspresi menunjukan bahwa makanannya tidak enak.
Lalu aku mencobanya untuk memastikan apa benar tidak enak atau ini akal akalan dia saja agar tidak memakannya.Aku memasukan satu suapan kedalam mulutku dan merasakan rasanya.
Tidak ada yang aneh..
Lumayan rasanya.. tidak buruk..
Aku rasa memang seperti ini rasa makanan dirumah sakit.
"Tidak buruk.. rasanya, ini masih termasuk enak hon.."
"Tidak.. itu tidak ada rasanya hon, pahit.."
Ahh.. aku tau ini karna memang lidahnya karna dia sedang sakit.
"Lalu kau ingin apa, hm? Buah saja..?" Kataku dan dia mengangguk menunjuk apel disana.
Aku mengambil satu apel dan mengupasnya.
Setelah selesai mengupas aku menuapinya apel yang sudah aku potong potong dan lagi lagi dia memejamkan matanya untuk merasakan apa yang dia makan.
"Sudahlah.. semua rasanya tidak enak hon.."
Aku menghela nafas karna merasa sedih, dia bahkan dari kemaren belum akan apapun selain susu coklat yang dia minta, lalu kemaren bahkan belum sempat dia minum dia sudah drop.
"Lalu kau ingin apa, hm?" Kataku dengan membereskan apel itu lagi.
"Tidak hon.. kemarilah.." dia bergeser dan menepuk tempat disampingnya.
Aku menurutinya aku duduk disampingnya, sekarang dia duduk bersandar diranjang yang bagian kepalanya ditinggikan meskipun kabel kabel itu masih menempel didada nya.
Aku duduk disampingnya bahkan aku memeluknya dari samping. Dia mengusap lembut kepalaku dan menarikku untuk lebih dekat lagi jadi aku merebahkan kepalaku didadanya.
Dia mencium pucuk kepalaku dan menghirup wangi rambutku seperti biasanya.
Dia meraih satu tanganku yang memeluknya dan menyatukan jari jari ku dan jari jarinya.
__________^^^^
Tak lama setelah aku merasakan dia tertidur nyenyak, aku dengan hati hati turun dari ranjangnya dan merapikan selimutnya.
Aku mencium keningnya dan tanpa sadar aku meneteskan air mataku.
Aku menutup mulutku dengan telapak tanganku untuk mencegah isakan keras dariku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I Love You
Historia Cortacinta membuat mereka bingung, bagaimana tidak? banyak yang harus di tutupi untuk sekedar menjaga cinta. sampai sampai mereka diberi kekuatan untuk saling mematahkan.