Pilihan Mamah 🍣 01

21.2K 431 1
                                    

Hallo readers sebelumnya terima kasih udah mau baca cerita author yang satu ini, author membuat cerita ini sangat terinpirasi dari Rony parulian dan Salma Salsabil. Gemes banget ngeliat mereka berdua sampai akhirnya terbesit untuk buat cerita fiksi mereka.

Perlu diingat juga ini hanya cerita Fiksi bukan Real ya teman-teman pyur karangan autor sendiri. Terima kasih.

***

Salma Sabilla Ayudhia adalah seorang wanita yang selalu mempesona dengan penampilannya dalam berbagai model hijab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salma Sabilla Ayudhia adalah seorang wanita yang selalu mempesona dengan penampilannya dalam berbagai model hijab. Setelah berhasil menyelesaikan pendidikan sarjana, dia memutuskan untuk menggeluti karier di industri musik sesuai dengan jurusannya.

Setiap akhir pekan, Salma sering menunjukkan bakatnya dalam menyanyi sambil memainkan gitar di kafe milik kakaknya sendiri. Dia rajin tampil setiap hari Sabtu dan Minggu, menghibur pengunjung kafe dengan suara merdunya dan keterampilan bermain gitarnya.

Salma anak kedua dari dua bersaudara. Dia memiliki seorang kakak laki-laki bernama Leon Chandra yang juga mendukungnya dalam meniti karier di bidang musik. Keluarga Salma, termasuk kedua orang tuanya, Anton dan Dian, selalu memberikan dukungan penuh terhadap cita-citanya.

Diisisi lain Salma sudah rapih dengan mengenakan pakaian sederhana dengan hijab phasmina dan tas kecil yang sudah tersangkut dipundak kanannya.

"Kamu berangkat sama siapa, Ca?" tanya sang papah pada anak bontonnya yang sudah sangat dewasa itu.

Caca nama panggilan Salma kalau dirumah dan hanya keluarganya saja yang memanggilnya dengan sebutan Caca.

"Caca berangkat sendiri, Pah. Abang udah berangkat dari siang," jawab Salma sambil memakai sepatunya.

Setelah selesai memakai sepatu, Salma bertanya lagi, "Mamah di mana, Pah?"

"Masih di dapur," jawab Anton.

Salma pun langsung menghampiri mamahnya yang sedang berkutik dengan piring-piring kotor.

"Mah, aku berangkat ya," ucap Salma sambil meminta tangan sang mamahnya untuk bersalaman.

Dian sigap mengelap tangannya dahulu, melepas celemek yang ia kenakan, dan salma pun langsung pamit untuk pergi ke kafe. Hari Sabtu malam minggu adalah saat yang sangat ditunggu-tunggu oleh Salma, karena ia akan tampil bernyanyi di kafe, dan pasti akan banyak pengunjung yang datang.

Meskipun kadang matanya terasa sedikit tersakiti saat melihat banyak orang berduaan, Salma tidak iri melainkan hanya teringat dengan pertanyaan orang tuanya yang selalu menanyakan tentang pacarnya yang tak pernah dibawa ke rumah.

"Bagaimana mau dibawa ke rumah ya, kalau pacar saja tidak ada," gumam Salma dalam hati. Namun, dia tidak membiarkan hal itu mengganggu semangatnya. Salma segera bergegas memakai helm, menyalakan motor Vespa metiknya, dan meluncur ke kafe dengan penuh semangat.

Pilihan MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang