Pilihan Mamah 🍣 35

4.9K 207 11
                                    

"CACA!" teriak Dian sangat histeris, melihat Salma sudah tergelak tidak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"CACA!" teriak Dian sangat histeris, melihat Salma sudah tergelak tidak sadarkan diri.

Sore itu, Salma dan Dian tengah mengantarkan kue ke sebuah toko di tengah keramaian jalan raya. Dengan penuh kehati-hatian, dia memarkirkan motornya di sisi kiri jalan sementara tokonya terletak di sisi kanan jalan.

Salma memberhentikan motornya dikiri jalan, sedangkan tokonya berada dikanan jalan. "Sayang, kamu tunggu disini aja ya, biar mamah aja yang nyebrang," ujar Dian.

Salma pun menuruti apa perintah Dian, karena hendak menyebrang pun sangat sulit bagi Salma, karena sore hari banyak sekali kendaraan besar yang berlalu lalang dan berbarengan dengan orang-orang yang baru saja pulang bekerja, karena tokonya terletak dipinggir jalan raya.

Setelah Dian selesai mengantarkan kue pesanannya, Dian kembali menyeberang dengan cepat, sehingga Salma turun dari motornya untuk membantu memastikan keamanan sebelum Dian menyeberang. Mereka melihat jalanan yang terlihat cukup sepi Dian pun langsung melangkahkan kakinya, namun tiba-tiba, siapa sangka sebuah mobil melaju kencang dari arah kanan.

Tanpa ragu, Salma segera berlari ke tengah jalan tanpa memikirkan apapun kecuali keselamatan Dian. Tindakannya dilakukan secara spontan untuk melindungi Dian dari bahaya yang mendadak muncul.

"MAMAH!"

Burgh Salma terpental akibat dorongan mobil yang melaju begitu kencang, setelah ia berhasil mendorong Dian.

"CACA!" teriak Dian dengan seluruh tubuhnya yang sangat lemas, akibat dorongan Salma yang begitu kuat.

Dian segera bangkit dan mendekati Salma yang tergeletak tak sadarkan diri. Di kepalanya, terlihat luka dan bercucuran darah akibat benturan yang keras.

"CACA, sayang, bangun nak!" Dian menaruh kepala Salma di pangkuannya sambil air matanya berlinang membasahi pipi.

Dalam kepanikannya, Dian berusaha memanggil Salma untuk bangun, sementara kecemasan merasuki setiap detik. Dia berharap dengan segenap hatinya agar Salma segera sadar.

"To- to tolong, tolong anak saya," lirih Dian menatap Salma.

"SALMA!" pekiknya.

Dian langsung menoleh kearah sumber suara. "Tolong tolong Caca!"

"Yuk, tante," Paul segera menggendong Salma, sementara Dian dibantu oleh orang-orang di sekitar untuk menuju mobil Paul yang terparkir agak jauh dari lokasi kecelakaan. Kemacetan di jalan membuat perjalanan menjadi sulit, namun rasa ingin tahu Paul membawanya mendekat.

Pilihan MamahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang